Part 22

4.6K 319 2
                                    

Avalee Pov

"Sudah merasa lebih baik?"

Kehangatan yang mendalam menyambut kesadaranku kali ini. Aku mengenali kehangatan ini, Sebuah pelukan yang selalu membuatku tenang. Dan suara baritonnya yang bertanya padaku.

"Hmm," balasku padanya.

Tangannya beralih dengan helusan pada puncak kepalaku. "Kau ingin keluar?"

Aku mendongak dan menatapnya. "Keluar? Apa aku diperbolehkan pergi dari tempat menyesakkan ini?"

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

Tak terasa bibirku tersenyum dengan sendirinya. "Benarkah? Kau mengizinkan diriku untuk keluar? Bagaimana jika Oliver tahu?"

"Dia pasti tahu kau bersama denganku. Asalkan kau janji untuk selalu menurut padaku maka aku akan mengajak dirimu untuk keluar," pintanya padaku.

"Tentu saja aku janji akan selalu menurut padamu, Jim." Aku meyakinkan Jimmy.

Kemudian ia bangkit dan berdiri di hadapanku. Ia mengulurkan tangannya kepadaku sebagai tanda untuk membuatku berdiri sejajar di hadapannya.

Tanpa terasa aku sedikit tersenyum dan membalas uluran tangannya. Kemudian ia menyuruhku untuk berjalan mengikutinya dari arah belakang. Kami berjalan sangat pelan dan mengendap - endap.

Itu benar, aku merasa seperti tahanan yang ingin keluar dari penjara dan jimmy adalah pahlawanku. Ternyata berada di sampingnya tidak begitu buruk.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang. Kami berhasil melalui semuanya walaupun ada sedikit kesulitan ketika kami hampir saja ketawan kalau saja jimmy tidak menarik diriku untuk tidak terus berjalan.

Benar, aku terlalu senang sehingga aku tidak memperhatikan jimmy dengan benar. Maafkan aku.

Jimmy berhasil membuka pintu keluar. Dan langsung saja aku melihat sebuah cahaya yang cukup menyilaukan mataku. Matahari, aku sudah lama tidak melihatnya.

Aku mengambil napas dalam. Menghirup semua aroma kebebasan yang selama ini tak tercium langsung oleh hidungku. Rasanya sangat menyejukkan jiwa. Aku merasa senang.

"Naiklah ke punggungku aku akan menggendongmu. Aku akan berlari dengan sangat cepat untuk ke sana," ujarnya padaku.

Aku sedikit heran dengannya. "Mengapa kau tidak berubah saja jim?"

"Kalau aku berubah kita akan ketawan. Sudahlah lebih cepat lebih baik, naiklah val," jelasnya padaku.

Walaupun aku tidak mengerti dan tidak tahu apa tujuannya. Namun aku mengangguk dan berada di pangkuan punggungnya. Ia menggendongku dari belakang. Lalu aku mengalungkan tanganku ke pundaknya dan mengunci pada lehernya.

Tak terasa debaran jantungku terus saja mencuat tak tenang. Aku yakin jimmy dapat mendengarnya. Kemudian ia berlari dengan cukup cepat. Namun aku tidak mengerti walaupun ini cepat. Aku masih dapat melihat semuanya dengan sangat jelas.

Rasanya seperti slow motion. Menabjukkan, aku juga ingin berlari seperti ini. Namun berada pada posisi seperti ini juga cukup menyenangkan, Aku menyukainya.

Semakin lama langkahnya semakin lambat. Aku pikir ia sangat lelah, namun ternyata kami telah sampai pada tujuannya.

Aku tidak mengerti, mengapa ia membawaku ke laut? Apa ia ingin berlayar lagi? Sebenarnya apa yang ingin ia tunjukkan padaku?

Ia menyuruhku untuk turun dan berdiri dengan kedua kedua kakiku. Hmm pantas saja jimmy menggendong ku rupanya aku lupa memakai alas kaki. Aku benar - benar bodoh. Mengapa aku tidak menyadarinya?

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang