Part 3

8.7K 637 10
                                    


Sinar ini. Aku merasa sebuah cahaya menyilaukan mataku. Rupanya ini sudah pagi. Aku merasa tidurku nyenyak sekali malam ini. Segera aku bangkit dan berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan diriku.

Saat aku sedang berada di wastafel aku terkejut apa yang kulihat ketika aku melihat pantulan diriku dalam cermin. Wajahku sangat kacau sekali. Terutama keadaan Bibirku yang aku yakin ukurannya semakin bertambah.

Oh tidak apa yang terjadi? Mengapa bibirku jadi bengkak seperti ini. Aku tidak pernah melakukan hal aneh. Ciuman pun aku tidak pernah melakukannya. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak ingat apapun.

Mungkin aku membentur sesuatu? Entahlah nanti juga pulih dengan sendirinya.

Entah mengapa pagi ini berbeda dengan sebelumnya aku merasa lebih bahagia. Ya benar benar bahagia, Badanku terasa lebih fresh. Aku tidak tau mengapa tapi kali ini aku merasa berbeda.

"Good Morning Grandma. Have a beautiful day." Aku mencium pipi Grandma. Sadar atas apa yang kulakukan Grandma terkejut melihatku tiba - tiba.

"Oh dear, kau membuat Grandma kaget val." Grandma tersenyum melihatku.

Baru saja aku ingin membantu Grandma menyiapkan sarapan tiba – tiba Grandma memanggilku. "Avalee Dwyne. Kemarilah sebentar."

"Ada apa Grandma?" Aku menatap Grandma. Ia terlihat sedikit khawatir padaku. Tatapannya menandakan bahwa ia sangat heran padaku kali ini.

"Mengapa bibirmu bengkak seperti itu? Apa yang kau berbuat dengan pria Val?" Grandma menatapku terlihat sorot matanya tajam.

"A-apa? Pria? Aku tidak melakukan apa – apa dengan seorang pria. Aku tidak tau kenapa ini bisa terjadi. Setelah aku bangun tidur. Bibirku seperti ini Grandma. Percayalah padaku." Aku berharap Grandma percaya kalau aku berkata jujur.

"Apa kau yakin Ms.Dwyne? Grandma tidak pernah mengajarimu untuk berbohong." Terlihat sorot matanya yang kecewa terhadapku.

"Aku tidak berbohong Grandma. Aku berkata jujur." Aku berbicara dengan yakin.

"Oh dear, apakah kau telah bertemu dengan mate mu?" Kali ini raut wajah Grandma terlihat lebih bahagia.

"M-mate? Apa yang Grandma bicarakan?" Aku tak mengerti.

"Rupanya kau masih belum mengerti Val. Baiklah Grandma tidak akan bertanya lebih jauh. Biar dia saja yang menjelaskan padamu." Grandma melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Dia? Dia siapa maksud Grandma?" Aku mengernyitkan dahi.

"Grandma tau Avalee Dwyne. Grandma juga tidak bisa menutupi lagi. Tapi sekarang bukan saat yang tepat. Untuk tau semuanya. Kau belum siap. Grandma janji kau akan segera mengetahui semua rasa penasaranmu." Grandma tersenyum padaku. Lagi-lagi aku hanya bisa diam.

Aku mengerti maksud Grandma adalah hal tentang mom and dad. Dan soal 'dia' aku yakin yang di maksud adalah pria itu. Pria yang kutemui di perpustakaan saat aku bekerja dan tiba - tiba menghilang.

Setelah itu aku dan grandma sarapan seperti biasa. Kami diam tidak ada yang mencoba berbicara satupun. Baru setelah selesai makan aku pamit untuk pergi menemui calista.

Aku dan calista akan jalan – jalan ke sebuah toko. Calista ingin membeli sebuah dress untuk acara pesta dangsa tahunan yang sering diadakan di desa ini. Event ini hanya untuk hiburan semata. Tidak ada maksud tertentu.

"Bagaimana menurutmu?" Calista mencoba beberapa dress. Kali ini ia menggunakan gaun berwarna merah terlihat sangat cocok dengan rambut blonde nya serta kulitnya yang putih.

"Perfect!, sangat cocok buatmu. Ambilah dress itu buat di pesta dangsa nanti Cal." Aku mengacungkan jempolku kepadanya. Ia terlihat setuju dengan penilaian ku.

"Okey, aku ambil ini. Kau juga harus beli. Ayoolahh Val coba kau pilih salah satu dress di sini." Calista seperti memohon kepadaku

"Aku tidak bisa Cal, kau tau Grandma sangat ketat dengan jam malam. Ia tidak akan membiarkan ku mengikuti sebuah pesta. Dan juga aku tidak menyukai pesta. Mungkin malam weekend ini aku akan membaca salah satu buku ku di perpustakaan rumah."

Aku meyakinkan Calista agar percaya padaku. Tapi bukan Calista namanya kalau apa yang menjadi keinginannya tidak terpenuhi.

"No! Kau harus ikut Val. Aku yang akan membelikan sebuah dress untukmu dan aku juga yang akan meyakinkan Grandma untuk mengizinkanmu. Please demi sahabat terbaikmu ini. Aku memaksamu untuk ikut."

Belum sempat aku menjawab pernyataannya. Ia langsung menarikku untuk memilih beberapa dress. Pilihan dress-nya begitu buruk. Aku harus memakai baju dengan punggung yang terbuka sampai pinggang. Benar – benar vulgar.

"Berhenti Calista blaire! Aku bisa memilih  sendiri. Dress pilihanmu begitu payah."

"Baiklah, pilih sesuai kemauanmu. Aku tidak akan memaksa pilihanku."

Aku terpukau melihat sebuah dress berwana hitam putih dengan lengan panjang dan bahu terbuka serta renda di bawahnya. Dress itu memiliki panjang kira kira 5 cm di atas lutut. Aku ingin sekali memakai itu. Tapi apakah aku pantas.

"Itu sangat cocok untukmu Val. Kau harus mencobanya." Calista melihat mataku yang tertuju oleh dress tersebut. Rupanya ia bisa membaca pikiranku yang mengangumi dress itu.

"Baiklah aku akan mencobanya."

Aku melihat pantulan diriku di kaca kamar ganti. Aku tak percaya. Apakah ini aku? Aku merasa ini bukan Avalee Dwyne. Setelah mengumpulkan banyak keberanian. Aku keluar dari kamar ganti dan mendapati Calista melihat diriku. Tatapannya mengatakan ia berdecak kagum atas diriku.

"Kau sungguh cantik val. Cocok sekali di tubuhmu. Aku akan membayarkan dress itu untukmu. Anggap saja sebagai rasa terima kasihku karena telah menemaniku ke toko pakaian."

Aku ingin menolak dan membayar sendiri. Tapi lagi lagi aku kalah dengan argumennya Calista. Alhasil aku hanya diam menurut saja. Sahabat ku itu memang tidak bisa ku lawan.

Sesampai di rumah. Aku langsung menuju ke kamarku. Rasanya badanku pegal - pegal sekali, lagi pula ini masih jam empat masih ada waktu sebelum jam tujuh pesta di mulai. Mungkin berendam di bathub dapat meringankan otot otot tubuhku yang kaku.

Aku ingat saat calista menanyakan tentang bibriku yang bengkak. Aku hanya berkata mungkin ini akibat terbentur akan sesuatu. Entahlah aku juga tidak tahu. Ia hanya tertawa mendengar penuturanku.

Ia bilang akan datang jam enam untuk membuat diriku berbeda dari sebelumnya dan membantu merias diriku agar bibir bengkak ku tidak begitu terlihat saat di pesta nanti. Ia juga terlihat tidak percaya akan jawabanku.

Memikirkan tentang bibir ini membuat ku mengantuk. Hingga gelap datang dan aku tertidur.



Tbc.


Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang