Beribu pertanyaan terus menghantui diriku. Perasaanku berubah menjadi lebih rumit. Hatiku selalu bertanya - tanya akan siapa pria itu? Apa aku pernah bertemu dengannya? Dari mana asalnya? Semua pemikiran itu membuat kepalaku semakin pening.
Ya benar, itulah yang kurasakan saat ini. Setelah kejadian itu aku tidak bisa fokus bekerja. Rasanya semua pikiranku mengarah padanya. Oh tidak apa yang terjadi pada diriku. Mengapa aku begitu memikirkan dirinya. Aku tidak mengerti.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam duduk di sebelah jendela dalam sebuah bus. Kepalaku rasanya sakit sekali. Aku ingat saat Calista menemukan diriku duduk termenung di lorong rak buku. Ia kaget melihatku. Aku seperti orang yang kehilangan arah.
Lalu Mr.Jequan bertanya apa yang terjadi padaku. Aku hanya diam tersenyum kepadanya aku tidak ingin ia mencemaskanku dan memberitahu hal ini kepada Grandma. Jadi aku bilang padanya aku tidak apa apa. Lalu aku kembali bekerja seperti biasanya.
"Grandma aku pulang."
Grandma membuka pintu rumah untukku. Ia menyuruhku untuk mandi dan berganti pakaian makan malam segera tiba. Seperti biasa rutinitas seperti ini kulakukan tiap hari.
"Kali ini apa yang Avalee Dwyne pikirkan? Jangan banyak melamun saat makan." Grandma menyadarkan lamunanku di meja makan.
"Grandma aku ingin bertanya satu hal."
Grandma menyeringitkan dahinya. "Kau ingin bertanya soal apa Val?"
"Bagaimana cara orang tuaku meninggal? Mengapa grandma tidak pernah memberitahukan hal – hal yang berhubungan dengan mereka?" Aku merasa tidak enak selalu bertanya hal ini kepada Grandma.
"Belum waktunya kau tahu val. Habiskan makananmu dan bantu Grandma membersihkan pakaian sesudah ini." Grandma terlihat tidak tenang saat aku bertanya.
Grandma selalu seperti itu ketika aku bertanya tentang kedua orang tuaku. "Grandma, apakah kau bisa jelaskan? Apa yang dimaksud dengan mate?"
Grandma terlihat kaget saat aku bertanya akan hal itu. "Dari mana kau tahu akan ucapan itu Ms.dwyne?"
"Aku hanya bertanya Grandma." Memang benar kan aku hanya ingin tahu.
"Mate adalah pasangan abadi Ms.Dwyne."
"Apa maksudnya Grandma? Pasangan abadi? Apakah ada hal – hal seperti itu?" Aku tidak mengerti dengan jawaban Grandma.
"Kau tau tentang werewolf?" Grandma balik bertanya padaku.
"Werewolf? Maksudnya manusia serigala?" Aku heran mengapa Grandma bertanya soal werewolf. Apa hubungannya dengan mate.
"Benar Ms.Dwyne. dalam dunia werewolf, seorang werewolf laki – laki ketika menemukan matenya maka ia akan merasa mabuk berat dan candu dengan mencium bau pasangannya saja, walau dalam jarak beberapa meter jauhnya."
"Apakah hal semacam itu nyata Grandma?" Aku heran dengan jawaban Grandma.
"Untuk nyata atau tidak tergantung dari kepercayaanmu Val, kelak kau akan mencari tahu sendiri." Grandma langsung membersihkan makanannya.
....................
Aku terdiam di kamar. Aku kembali memikirkan kejadian tadi pagi.
Mate? Apa benar aku matenya? Berarti ia adalah werewolf. Tapi mengapa ia langsung pergi? Apakah ia tidak menyukai aku sebagai matenya? Berjuta pernyataan selalu menghantui pikiranku. Hingga gelap datang kepadaku.
........
Aku bermimpi. Seseorang datang ke kamarku. Bau ini, aku mengenal bau ini. Bau ini sangat membuatku nyaman aku merasa bau ini berada di sampingku. Entahlah mimpi ini begitu nyata. Aku merasa bibirku basah. Aku merasa seseorang mencium bibirku dengan hati – hati.
Aku membuka mataku. Aku melihat mata hazel itu lagi. Mata yang sangat kurindukan. Aku tersenyum melihat wajahnya. Wajah yang sangat sempurna. Aku tau ini hanya mimpi. Jadi aku akan menikmati mimpi ini. Ia membelai pipiku. Tangannya menyentuh pipiku.
Aku tersenyum. Aku merasa sentuhannya sangat nyata. Aku semakin mendekat ke arahnya. Lalu entah perasaan dari mana. Ada dorongan dalam diriku untuk mencium bibirnya yang menggoda. Aku ingin sekali mencobanya.
Lalu saat aku ingin melakukannya. Ia menciumku terlebih dahulu. Ciuman ini sangat hangat. Ini adalah ciuman pertamaku. Kurasa ciuman pertamaku hanya akan ada di mimpi. Aku belum pernah merasakan ciuman seperti ini.
Perlahan – lahan ciuman ini hanya sebuah kecupan yang sangat manis. Tetapi lama – lama menjadi panas. Aku kehilangan kendali ini sangat panas. Mimpi ini terasa nyata sekali. Aku tidak habis pikir mengapa aku bisa bermimpi sangat liar seperti ini.
Setelah itu ia berhenti. Ia tersenyum kepadaku dan mengecup puncak kepalaku. "Tidurlah Avalee Dwyne. Maafkan aku membuatmu menunggu. Aku janji kita akan bahagia nanti."
Suara baritonnya sangat nyata. Aku hanya diam melihatnya. Lalu aku merasa ia ingin pergi lagi. Aku menahannya. Aku tidak ingin ia jauh jauh dariku.
Dan akhirnya ia memelukku. seolah pelukannya mengatakan selalu berada disampingku. Aku merasa sangat tenang akan pelukannya. aku merasa mimpi ini terasa aneh. Aku tidak pernah mimpi seindah ini. Lalu perlahan lahan mimpi ini berakhir.
..........
Hello Readers!
Wahh aku gak nyangka kamu tetap membaca ceritaku yang masih banyak kekurangan ini.
Jangan Sungkan untuk memberikan saran dan kritik buat cerita ini yaa^^ Aku gak gigit kok selama kalian masih sopan.
Jangan malu buat ngasih pendapat okey? *Ngacung Jempol*
Terima kasih sebelumnya! ikutin terus kelanjutan cerita ini yaa^^ *CeritanyaMaksa* wkwk gak deng
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avalee Dwyne
Lupi mannariCOMPLETED Semenjak aku bertemu dengannya berbagai macam kenyataan mulai muncul bersama dengan emosi yang terkadang begitu menyakitkan. Belum lagi sikap, aroma, suara dan tubuhnya yang membuat diriku terus merasakan tekanan aneh yang terus berkecamu...