Perasaan Hangat menyelimuti tubuhku. Ketenangan Muncul dan menusuk Jiwaku. Membuat diriku merasakan kenyamanan yang begitu mendominasi perasaan tubuhku saat pertama kali aku tersadar. Perlahan – lahan aku terbangun. Aku merasa terbaring di sebuah kasur.
Aneh? Apa yang terjadi semalam. Bukankah aku di hutan? Lalu bagaimana dengan serigala itu. Apa aku telah bermimpi lagi.
Perlahan – lahan mataku mulai menelusuri keadaan sekitar. Tunggu dulu? Ini bukan kamarku. Aku berada di mana? Mengapa aku bisa berada di sini? Apa yang terjadi aku tidak ingat setelahnya.
Aku memegang kepalaku dengan kedua tanganku. Rasanya sakit sekali. Tenggorokanku begitu kering. Aku mengambil segelas air yang tersedia di meja kecil yang berada di tempat tidur ini dan meminumnya hingga habis tak tersisa. Rasa haus benar - benar membuat diriku terdesak untuk melakukannya.
Aku tak menyadari di sampingku terbaring seorang pria. Tunggu? Apa? Pria? Apa yang terjadi? Aku membuka selimutku dan syukurlah aku masih mengenakan pakaian yang semalam ku gunakan.
Siapa pria ini? Mengapa aku bisa berada di sampingnya. Apakah aku telah melakukan hal yang lebih jauh dari sekedar tidur? Oh tidak, Aku telah berani tidur dengan seorang pria tanpa ikatan. Grandma maafkan avalee yang tidak bisa menjaga diri.
Tak terasa air mata jatuh di pelupuk mataku. Aku menangis. Aku sudah tidak suci lagi. Aku kotor. Oh god. Cobaan apa yang kau berikan. Aku di mana? Mengapa aku bisa berakhir seperti ini.
"Kau sudah bangun rupanya." Suara itu. Suara yang aku benci dan aku harapkan. Suara itu. Aku tak tau apa yang terjadi. Di satu sisi aku merasa ingin memeluknya dan menangis di dada bidangnya. Aku butuh pelukannya. Tapi ia yang membuatku seperti ini.
"Sshh jangan menangis. Aku tidak melakukan apa - apa padamu. Semalam aku menemukanmu di hutan. Lalu aku membawamu ke rumahku. Aku tak mau mengkhawatirkan Grandma jika aku membawa mu dalam keadaan kacau seperti ini. Jadi aku membawamu ke rumahku," ia mengambil napasnya dalam, "dan maaf aku ketiduran di sampingmu tapi sungguh aku tidak melakukan apa - apa dengamu."
Suara bariton itu menjelaskan semuanya padaku. Ia memelukku, rasanya sangat sempurna. Aku menyukainya, Perlahan - lahan aku mulai tenang. Aku tenang karena ia tidak seperti apa yang aku pikirkan. Aku merasa lega.
"Apakah aku mate mu Jim? Tapi kenapa kau baru muncul belakangan ini. Kemana saja dirimu? Aku takut Jim." Aku membuka pembicaraan padanya. Ia mengelus puncak kepalaku.
"Kau mate ku Avalee Dwyne. Haruskah aku berbicara seribu kali agar kau percaya?"
"Tidak, sekarang aku percaya. Jadi kau adalah werewolf? Lalu semalam serigala yang mendatangiku adalah dirimu?" Ia menatapku matanya sangat tenang. Aku suka melihatnya.
"Iya itu benar, aku adalah werewolf. Dan semalam itu aku."
"Lalu? Apakah kau mempunyai pack di sini? Lalu apakah kau adalah Alpha?" Aku bertanya padanya.
"Tentu saja, pack ku adalah Black Moon pack. Merupakan pack terkuat di daerah ini. Aku bukan Alpha. Aku adalah Beta val. Apakah kau kecewa?" Suara baritonnya sangat serius menjelaskan. Aku suka raut wajahnya saat ia berbicara serius seperti itu.
"Jadi kau adalah beta. Mengapa aku harus kecewa? Aku menyukai dirimu Jim. Sangat suka. Aku tidak bisa menolak perasaan ku yang menyukai setiap kehadiranmu di sisiku." Aku merasa pipiku mulai memerah. Oh tidak jangan lagi Avalee Dwyne.
Ia tersenyum. Senyumnya sangat menawan. Bibirnya Aku ingin mencicipinya. Oh tidak mengapa pikiranku jadi mesum seperti ini.
"Saat itu aku ingin mati. Kau tahu? Aku begitu sekarat. Lalu Alpha menemukan diriku di saat maut akan datang menjemputku. Ia mengubahku. Lalu tiba - tiba aku merasakan perubahan dan sekarang aku hadir kembali menjadi Beta."
Ia melanjutkan ceritanya. "Lalu pack ku juga bukan berada di sini, tapi di London. Aku ke sini karena Alpha menyuruhku untuk menyelidiki rogue yang mengganggu wilayah Alpha. Aku sering pergi ke berbagai belahan dunia. Dan aku beruntung kali ini aku menemukan mate ku di sini. Aku mencintaimu val."
Apa? Ia mencintaiku? Aku merasa begitu bahagia mendengarnya. "Aku juga mencintaimu Jimmy O'nell. Jangan lari dariku lagi." Aku memeluknya rasanya sangat nyaman. Aku tidak akan melepaskan pelukan ini.
Setelah itu ia menciumku. Ciuman ini sangat manis. Tapi bukan hanya sampai di situ ia semakin mencium ku sangat liar. Tunggu dulu aku belum siap! Oh tuhan aku tidak bisa melepaskannya.
Aku melihat matanya berubah hitam. Ini bukan dirinya. Segera ku pegang pipinya dan mulai menyadarkannya. Ia tersadar. Lalu ia melepaskan ciuman ini.
Aku ingat dari buku yang pernah ku baca jika warna matanya berubah menjadi hitam. Berarti ia telah kehilangan kendali atas dirinya. Kendalinya di ambil alih oleh wolf dalam dirinya.
"Maaf Val. Aku kehilangan kontrol. Sekarang aku tahu mengapa Alpha sangat menjaga Lunanya. Ternyata seperti ini rasanya." Ia tersenyum padaku senyumnya seolah memberi tahuku kalau ia bahagia.
"Ayo ku antar kau pulang. Pasti Grandma menunggu dirimu." Ia menggandeng tanganku untuk segera pergi.
"Kau mengenal Grandma Jim?" Aku memandangi jimmy dengan heran
"Grandma mu adalah mantan Luna di daerah sini dulu. Tapi pack-nya sudah lama hancur. Itu juga karena rogue. Karena pack generasi berikutnya kalah dalam serangan rogue."
Aku kaget mendengarnya. apakah itu bisa? Mengapa grandma tidak begitu frustasi saat kehilangan Alpha-nya dan juga anaknya. Aku tidak menyangka Grandma begitu kuat.
"Kau benar Val Grandma mu begitu kuat. Mungkin ia tidak mau melihat dirimu sebatang kara. Jadi ia tidak akan mati sebelum merawatmu hingga sekarang." Ia mengelus puncak kepalaku. Mungkin ia bisa membaca pikiranku
"Apakah Grandma seorang werewolf juga?" Aku merasa dugaan ini semakin mendukung akan hal itu.
"Iya kau benar val. Apakah Grandma tidak menceritakan apapun padamu?" Jimmy memandangku ia mungkin tau selama ini aku hidup dalam ketidaktahuan dalam segala hal mengenai keluarga ku.
Aku hanya mengangguk dan memeluknya. Oh God semua ini sangat membuat diriku pusing. Lalu aku merasa jimmy menggendongku menuju mobilnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avalee Dwyne
WerewolfCOMPLETED Semenjak aku bertemu dengannya berbagai macam kenyataan mulai muncul bersama dengan emosi yang terkadang begitu menyakitkan. Belum lagi sikap, aroma, suara dan tubuhnya yang membuat diriku terus merasakan tekanan aneh yang terus berkecamu...