Part 18

6.1K 396 5
                                    

Warning! Bagi yang belum 15++ dilarang membaca part ini. Lebih baik di skip aja. Langsung ke part berikutnya. Jika tetap dilanjut resiko tanggung sendiri.

.................

Aku berhenti di tempat yang entah sudah berapa lama aku merindukannya. Akhirnya aku bisa menikmati udara yang beraroma lain dari hutan terpencil yang sekarang aku tempati.

Serigala itu mengisyaratkan diriku untuk turun dari tempat di mana aku duduk di atasnya. Entah mengapa aku dapat mengerti tingkah lakunya.

Kemudian ia berjalan mendekati sebuah benda yang memiliki banyak kaca berwarna hitam. Benda itu memiliki empat roda di bawahnya. Aku yakin kendaraan itu hanya dapat menampung dua orang di dalamnya. Ya benar, benda itu merupakan sebuah mobil sport.

Ia terus berjalan membelakangi diriku yang tidak mengerti akan apa yang diinginkannya. Kemudian ia berjalan menuju sisi berlawanan mobil yang aku tidak dapat melihat apa yang di lakukannya nanti.

Perlahan - lahan aku dapat merasakan deru nafas seseorang dari tempat serigala itu berpijak. Aku juga merasa ia membuka pintu mobil sebentar, Lalu masuk kedalamnya mencari sesuatu yang dicarinya. Namun aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa sosok seseorang itu tersebut.

Tidak lama seseorang itu menampakkan dirinya kepadaku. Ia berjalan kepadaku dengan pakaian yang lengkap. Aku dapat merasakan sorot matanya yang begitu mengintimidasi diriku. Perlahan tapi pasti ia sudah berada di depanku saat ini.

Ia tidak mengucapkan sepatah katapun padaku saat pertama kali menginjakkan kakinya di depanku. Ia menatapku dalam diam seolah - olah penuh makna dan arti tersendiri akan setiap tatapannya.

Aku tidak mengerti apa yang di pikirkannya. Perlahan - lahan tangannya menyentuh tubuhku. Aromanya yang memabukkan membuatku tak bisa bergerak sedikitpun untuk menjauh darinya.

Ia memeluk diriku seerat mungkin seakan takut aku akan pergi meninggalkan dirinya. Aku benar - benar tidak dapat membaca apa yang sedang dipikirkannya.

Aku tidak membalas pelukannya. Aku membiarkan dirinya memeluk erat diriku seperti itu. Aku dapat merasakan hembusan nafasnya dalam tengkukku. Ia menghirup aroma tubuhku dalam diam.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku ingin sekali membalas pelukannya tetapi aku masih marah padanya.

Aku marah karena ia pergi selama lima hari tanpa kabar sedikitpun. Meninggalkan diriku yang selalu bertanya - tanya akan sikapnya padaku. Dan juga karena ia memiliki sahabat perempuan yang cukup menyebalkan!

Aku juga marah ia belum meminta maaf padaku. Aku marah karena aku merasa ia belum terbuka padaku. Apa karena jika aku menyentuhnya ia takut akan melakukan sesuatu hal yang aku sendiri belum siap? Entahlah. Intinya aku marah padanya.

Aku marah akan banyak hal padanya namun aku juga rindu di saat yang bersamaan. Tetapi egoku jauh lebih besar di bandingkan dengan perasaan diriku sendiri sekarang. Sehingga hanya berdiri mematung di depannya yang mampu aku lakukan saat ini.

Kemudian ia berhenti memelukku. Matanya menatap lurus ke dalam mataku. Bibirnya sedikit berdenyut seakan ingin mengungkapkan sesuatu yang ragu akan diucapkan.

Aku membuang muka padanya saat ini. Aku tidak tertarik untuk memperhatikan dirinya begitu detail. Entahlah perilaku diriku kali ini bisa di katakan cukup bodoh.

"Masuklah ke dalam mobil. Aku ingin mengajakmu berkencan layaknya seperti sepasang kekasih biasanya."

Apa aku tidak salah dengar? Untuk apa ia melakukan hal itu padaku. Bukan ucapan seperti ini yang aku harapkan padanya.

Avalee DwyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang