Ada adegan mesum dikit ya. ^_^
* I Hate Popular! *
Esok harinya, minggu.
* dirumah keluarga Ferdinan *
- semua -
Tina atau bisa dibilang Tina Ferdinan istri dari Jefery Ferdinan sedang berada didapur untuk mempersiapkan makan siang bersama dengan teman lamanya.
Sambil memotong bawang, Tina berseru,"Bi, apa sayurnya sudah dicuci?". Menaruh baskom berisi sayur yang sudah dicuci,"ini nyonya" jawabnya.
"makasih", Tina mengambil sayur itu dan mulai mengolahnya. Lene, anak pertama keluarga Ferdinan. memasuki dapur. "ma, apakah nanti ada acara?". tanya Lene melihat banyaknya bahan untuk dimasak di dapur. Mendekati mamanya. Tidak biasanya mamanya memasak dan herannya papanya tidak marah saat tahu mama ada di dapur.
Tina menggeleng, "bukan, hanya teman mama yang nanti akan berkunjung". Jelasnya.
"oh, teman yang mana ma?". Lene duduk dihadapan mamanya yang sedang sibuk memotong sayur. "teman satu sekolah mama dulu. Dulu kita sering datang kerumah mereka loh". Tina tersenyum penuh arti ke Lene. Awalnya Lene bingung, apa maksud dari perkataan mamanya ini. Lalu Lene tersenyum mengejek seketika saat mengingatnya. "oh, rumah teman mama yang itu". Hanya satu rumah yang sering didatangi keluarganya. Kata Lene memandang ke arah ruang santai tempat saudara laki - lakinya dengan papa mereka berada. "pantas dia gelisah dari tadi dan betah di rumah, tidak keluyuran kalau lagi liburan. Eh, ternyata karena itu toh." Agak mengeraskan suaranya agar terdengar si empunya yang disindir.
Dion yang mendengarnya di ruang santai hanya cuek tidak membalasnya, pikirannya hanya terfokus pada satu hal, pada Adriana. Sedangkan sang papa, Jefery Ferdinan, pemilik perusahaan Ferdinan yang terkenal dengan kecerdasannya dalam bisnis dan sifat tegasnya dalam pekerjaan, menatap anaknya dengan pandangan geli. Tina menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah anak perempuannya satu ini. "hus!, jangan ganggu Dion. Biarkan saja dia, lebih baik kau bantu mama sekarang". Perintah Tina. Lene nurut membantu Tina. " ma, apa papa nggak marah kalau mama masak? ". Tanya Lene heran.
Tina menggeleng sambil tersenyum "nggak dong, mama sudah membujuk papamu soal ini. Dan lihat, mama berhasilkan?". Lene mengangguk-angguk geli sebagai jawaban. Perlu kalian ketahui, Jefery Ferdinan adalah orang yang sangat overproktektif terhadap Tina, sampai-sampai masak saja tidak boleh, alasannya, tidak ingin tangannya terluka kalau menyentuh peralatan tajam. Sungguh alasan klise kan?. Entah rayuan macam apa yang Tina lancarkan yang membuat Jefery mau mengizinkan mamanya ini memasak. Yang pasti ini sebuah keajaiban.
* P *
- Adriana -
Saat ini aku sedang berada di depan rumah keluarga Ferdinan dan saat ini juga, aku sedang berdiri dan melongo menatap bangunan megah dihadapanku. Besar amat!, aku tidak tau kalau rumah Dion bakal semegah ini. Gila, tamannya saja luas plus rumah gede lagi. Aku baru tau ada rumah baginian di jakarta.
Aku masih melongo saat mama menyadarkanku dari kekagetanku. "jangan melongo terus sayang, ayo jalan".
"ya ampun dek, longoanmu besar banget. Jelek nian. Kamu mirip banget loh dengan patung yang ada dijepang, yang melongo banget itu dengan mata melotot." Ejek kakakku, Wendi, tertawa terbahak-bahak. Aku memelototinya dan melangkah mendekati mama dengan kesal. Kak wendi masih tertawa-tawa. "sudah-sudah, jangan ganggu adikmu, Wendi." tegur sang mama. Kak Wendy akhirnya berusaha meredakan tawanya. Tidak ingin menyulut emosi wanita yang telah melahirkannya itu.
"memang kamu tidak tau bagaimana Dion?". Tanya papa. Aku menggeleng "Ana cuma tau kalau Dion itu memang kaya, tapi Ana nggak tau kalau dia sekaya ini". Kadar kekayaannya terlalu besar. Pantas saja banyak wanita mengejarnya, jadi kasihan aku ke Dion, pasti banyak wanita matre mendekatinya. Ingat, ini cuma simpati nggak lebih dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular? I Hate Popular!
Teen FictionSetiap orang pasti ingin popular, hanya beberapa aja yang nggak mau atau memang malas menjadi populer. Aku termasuk kedalam yang malas menjadi populer, aku orang biasa, cantik? aku nggak cantik, pintar? aku nggak pintar dan aku pun juga nggak kaya...