Maaf kalau ada Typo!.
- Semua -
Saat ini Adriana duduk kembali ditempat duduknya tadi dengan Lene yang disebelahnya sedang mengurus pengobatan lengannya. Dion berada di sisi satunya lagi sedangkan Tina duduk di sofa, dihadapannya.
Lene membuka perban yang baru saja diganti belum sampai 24 jam umurnya. Pandangannya fokus, tangannya dengan teliti dan ahli mulai mengelap darah yang keluar. Dahinya berkerut seakan berpikir. Dion yang duduk disebelahnya memandang khawatir, ditangannya memegang kotak perlengkapan pengobatan.
"Kenapa kamu bisa terluka, sayang?." Tina bertanya sambil bertopang dagu.
"Kecelakaan Tante, tidak sengaja tergores pisau di wahana yang kukunjungi saat liburan."
Tina mangut-mangut mengerti, lalu tatapannya melirik Dion, Dion tampak kaku dengan pandangan menatap luka di lengan Adriana datar. "Lain kali, lebih berhati-hatilah ya, sayang?." Tina menyarankan Adriana dengan nada khawatir.
Adriana menyanggupi, "iya Tante." Mengangguk pelan dalam prosesnya.
Lene mendecakkan lidahnya melihat luka dan perban yang ia buka, Lene tahu kalau umur perban yang digunakan Adriana ini bahkan belum mencapai sehari, masih putih bersih tanpa noda, yang artinya perban ini sempat diganti belum lama. Melihat luka yang ia obati ini, Lene menebak dan langsung bertanya, "apa luka ini sempat terbuka sebelumnya, Adriana?."
Adriana langsung tegang, Dion menatap saudarinya itu dengan dahi di kerutkan, Tina hanya menonton, melihat reaksi Adriana yang tegang.
Adriana bimbang antara mengelak atau jujur, Lene melihat Adriana yang tampak bimbang memilih menjawab jujur atau tidak.
"Di lukamu ini terlihat sebagian yang mulai sembuh, tapi dibagian goresan terdalam lukanya masih basah dan belum kering sama sekali, melihat lebar ukuran jarak luka yang terbuka, luka ini pernah terbuka sebelumnya, sebelum saat ini." Jelas Lene yang membuat Adriana langsung menghilangkan opsi mengelak dikepalanya karena sudah ketahuan.
"Lukamu pernah terbuka?." Dion bertanya, nadanya jelas tampak khawatir.
"Kalau dilihat dari perbannya, tampaknya luka ini sempat terbuka beberapa jam yang lalu." Celutuk Lene menambahkan saat Adriana masih terdiam. Mulai memperban ulang lengan Adriana.
Dion menatap Adriana bertanya, beberapa jam yang lalu itu berarti saat mereka masih di sekolah. Dion bahkan sama sekali tidak tahu soal ini, Hery tidak memberitahu apapun.
"Aku tidak sengaja terbentur meja dikelas." Jawab bohong Adriana, memalingkan wajah menatap pekerjaan kak Lene dengan seserius mungkin. Dion tentu tahu kalau Adriana berbohong, sangat terlihat jelas kalau Adriana sedang berbohong. Sifatnya tidak berubah, dari kecilpun Adriana pasti selalu memalingkan wajah bila sedang berbohong. Dion merasa ada yang disembunyikan Adriana darinya.
Adriana lalu berbicara dengan Lene mengenai keahliannya soal pengobatan, mengalihkan perhatiannya dari tatapan Dion yang sangat terasa disampingnya.
.
Adriana sedang berada dibelakang Dion, lebih tepatnya di atas motor Dion yang sedang berjalan menuju rumahnya. Tante Tina bersikeras agar Adriana diantar pulang oleh Dion, kak Lene juga menyetujui dan ngotot menyuruh Dion mengantar. Padahal Adriana sudah bersikeras akan pulang sendiri, tapi mau bicara apa lagi kalau Dion bahkan langsung menyeret Adriana pergi seketika itu juga saat disuruh, menuruti kehendak keluarganya itu.
Adriana canggung saat menaiki motor Dion, biasanya Adriana akan dengan santainya memeluk pinggang Dion sebagai pegangan, sekarang Adriana hanya memegang punggung Dion sebagai pegangan. Entah kenapa gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular? I Hate Popular!
Dla nastolatkówSetiap orang pasti ingin popular, hanya beberapa aja yang nggak mau atau memang malas menjadi populer. Aku termasuk kedalam yang malas menjadi populer, aku orang biasa, cantik? aku nggak cantik, pintar? aku nggak pintar dan aku pun juga nggak kaya...