- Semua -
Adriana berjalan dengan tenang sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya. Ia tidak pulang bersama Dion, Ia memilih pulang berjalan kaki secepat mungkin, ia ingin sendiri saat ini. Dion awalnya ingin mengantarnya, cuma Adriana menolak dan lebih memilih pulang sendiri. Untungnya perhatian Dion teralihkan oleh panggilan ketua kelas, sehingga Adriana bisa pergi cepat-cepat sebelum Dion dapat mencegahnya lagi.
Perkataan Dion masih tergiang-giang diingatannya. "Adriana, lebih baik kita berpisah untuk sementara waktu."
Adriana hanya terdiam sangking terkejutnya mendengar perkataan tersebut. Adriana bertanya kepada Dion apa maksud perkataannya barusan setelah sadar dari kekagetannya. Dion hanya menggeleng dengan menyesal, "aku minta maaf Adriana. Maaf." Setelah itu dia langsung beranjak pergi. Meninggalkannya yang kebingungan dengan perkataannya.
Tapi setelah dicerna baik-baik, Adriana berpikir Dion kecewa dengan sikap Adriana tadi saat dia mengungkapkan perasaannya dan hanya diam tidak membalasnya, Adriana mengerti. Mungkin dia bermaksud untuk diberi waktu meredakan rasa kecewanya atas sikapnya. Itulah keyakinan Adriana.
Adriana langsung memikirkan perasaannya terhadap Dion. Dia mencoba menafsirkan perasaannya. Selama kebersamaan mereka selama ini, Adriana merasa nyaman dengan kedekatan mereka, sikap Dion selalu manis dan lembut terhadapnya. Awalnya Adriana tentu tidak terbiasa dengan sikap Dion yang terbilang sangat berbeda dengan sikapnya pada umumnya, cuek dan dingin. Namun dalam beberapa waktu kemudian, Adriana mulai terbiasa dengan sikap Dion terhadapnya.
Adriana menyadari kalau Ia memang memiliki rasa terhadap Dion, namun Ia tidak tahu apakah perasaan yang Ia miliki sama seperti perasaan Dion kepadanya. Ia tidak tahu deskripsi arti kata cinta. Bagaimana cinta itu diutarakan atau apa sebenarnya arti kata cinta. Dion hanya pernah mengucapkannya dua kali termasuk tadi di atap tadi, setiap Dion mengucapkannya Adriana pasti merasa tidak tahu harus berkata apa sesudah mendengarnya.
Sepanjang perjalanan pulangnya Adriana berpikir, apakah dengan mengetahui perasaan Adriana yang sekarang terhadap Dion akan membantu?. Ia sedang memikirkannya.
.
Adriana memasuki rumahnya dan melewati ruang santai hendak memasuki kamarnya, mamanya tampak sedang bersantai sambil menonton TV. Natalia melihat Adriana dan memanggilnya. Adriana mendekat dan duduk disebelah mamanya itu. Natalia melihat wajah Adriana yang tampak banyak pikiran, melihat kerutan didahinya. "Apa yang kau pikirkan sayang?." Tanya Natalia lembut.
Adriana tampak berpikir apakah bagus memberitahu mamanya soal ini atau menutupinya saja. Akhirnya Adriana memilih memberitahunya, mungkin dengan bertanya kepada mamanya dapat membantu menemukan jawaban yang Adriana cari.
"Ma, apa arti cinta menurut mama?." Tanyanya menatap mamanya serius, seakan jawaban mamanya merupakan pelajaran yang harus diperhatikan serius. Natalia yang mendengar pertanyaan ganjil itu agak bigung, "kenapa kamu bertanya soal itu sayang?." Natalia penasaran kenapa anaknya yang polos ini bertanya soal cinta, lalu sebuah pemikiran masuk kedalam otak Natalia. Anaknya ini sudah remaja dan telah berpacaran, tentunya dia akan mengalami rasa suka dan perasaan suka yang awalnya hanya rasa suka bisa berkembang lebih besar. Dia mewajarkan kalau anaknya ini bingung dengan perubahan perasaannya itu.
Lagi pula selama ini Stephen dan anak pertamanya -Wendi- selalu protektif terhadap Adriana bila didekati seorang anak lelaki. memang mengejutkan awalnya sewaktu menerima berita hubungan Adriana dengan Dion, tapi itu sudah diduga dari keakraban mereka sejak kecil, apalagi sifat protektif Dion yang lebih besar ketimbang Wendi.
Natalia menduga kalau yang memulai hubungan pastinya Dion, karena Natalia tahu kalau anaknya ini bahkan belum memahami benar soal hubungan lawan jenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular? I Hate Popular!
Dla nastolatkówSetiap orang pasti ingin popular, hanya beberapa aja yang nggak mau atau memang malas menjadi populer. Aku termasuk kedalam yang malas menjadi populer, aku orang biasa, cantik? aku nggak cantik, pintar? aku nggak pintar dan aku pun juga nggak kaya...