Bgn. 8 - Pesta Ulang Tahun (2)

5.6K 276 0
                                    

" Leo... " panggil seseorang, Leo tersadar dari lamunannya dan menatap temannya itu. " kau sedang memikirkan apa, Leo?. Dari tadi aku memanggilmu, kau tidak menyahut". Kata Hery menatap Leo bertanya. "bukan sesuatu yang penting kok". Jawab Leo lalu menatap Dion. Hery mengangkat alis tidak percaya tapi memilih diam nggak bertanya lebih lanjut. Dion menatap Leo, Leo mengangkat bahunya nggak peduli.

"Dion menurutmu dress ini cocok nggak untuknya?" tanya Arlena mendekat sambil menarik seseorang dibelakangnya. Para lelaki melihat kearah mereka. Adriana menggeleng-geleng nggak mau, merasa malu dilihat. Dion menatap Adriana lama, "kau manis". Ucapnya tanpa sadar. "Adriana, Dion terpukau melihatmu mengenakan itu". Kata Hery menggoda. Leo hanya diam tidak berkomentar.

"lihat kan?, pilihanku memang sesuai denganmu, aku memilih sesuai keinginan kalian berdua, tidak terbuka dan sederhana". Bangga Arlena. Sedangkan Adriana mematung diatas tatapan Dion. Ada rasa bahagia mengalir merasukinya saat mendengar perkataan Dion. Dion mendekati Adriana mengenggam tangannya, "kau cocok mengenakan ini". Menundukkan kepala, jantungnya berdebar "terima kasih". Dion tersenyum. Arlena menatap senang mereka, Leo menatap Arlena, Hery melihat tatapan Leo dan matanya menyipit curiga.

"nah, sekarang kau sudah punya pakaian yang cocok kan?, jadi kau bisa ke pesta ulang tahun Lily!". Arlena berseru senang.

"aku akan menjemputmu nanti" beritahu Dion. "baiklah". Adriana menjawab dengan perasaan aneh.

* P *

"aku nggak mau!". Berlarian di dalam rumahnya, Adriana lari dari kejaran Arlena. "ayolah Adriana!, kau hanya kupoles sedikit untuk mempercantik dirimu!". Kata Arlena sambil mengejar Adriana. Sebelum kepesta, Arlena datang kerumah Adriana untuk membantu mendandan Adriana. Tapi saat Adriana melihat perlengkapan make up yang diperlihatkan Arlena, Adriana langsung menjauh. Wajahnya pucat.

"aku nggak peduli!". Ia terus lari hingga memasuki ruang tengah atau ruang santai. Natalia yang baru saja hendak menonton langsung melihat aksi kejar-kejaran mereka, "ada apa ini ribut-ribut?". Tanya Natalia menatap aksi kejar - kejaran di sekeliling ruangan. Adriana berdiri dibelakang mamanya, menjadikan mamanya perisai dari Arlena, "dia mau mendandaniku, ma". Beritahu Adriana masih waspada dengan Arlena. "aku hanya mau memoles wajahnya sedikit untuk mempercantik Adriana, Tante". Bela Arlena.

"oh...., itu permasalahannya toh. Nak Arlena, Ana mempunyai trauma tersendiri terhadap yang namanya make up". Jelas Natalia.

"Trauma?, kenapa bisa?". Tanya Arlena penasaran sambil melirik Adriana. "aku hanya nggak menyukainya, rasanya hanya aneh". Elakknya.

Natalia agak meringis saat mengatakan, "dulu kakak Tante atau bisa dibilang Tantenya Adriana, sangat ingin memiliki seorang anak perempuan, namun selama pernikahannya dia tidak memiliki anak perempuan, dia memiliki tiga orang anak yang semuanya laki-laki. Dia bercerita kepada Tante kalau dia sebenarnya ingin memiliki seorang anak perempuan, dia ingin sekali merasakan bagaimana seorang ibu merias anak perempuannya, tapi hal itu tidak kesampaian. Karena Tante merasa simpati, jadi Tante mengusulkan untuk kakak Tante merias Adriana yang berusia delapan tahun saat itu, sebagai ganti tidak dapat melakukannya dengan anaknya sendiri. Namun". Natalia tambah meringis, "Tante tidak tahu kalau hal itu membuatnya ketagihan ingin merias Adriana terus, Adriana sampai ketakutan saat melihat perlengkapan make up sangking seringnya dirias. Sekali melihat kakak Tante, Ana pasti langsung bersembunyi". Jelasnya. "Sekarang kau sudah dengar kan alasanku nggak mau dirias?, jadi kau harus menjauhkan peralatan itu dariku". Pinta Adriana perlahan-lahan mundur menjauh, berniat kabur.

"aku mengerti kalau kau trauma gara-gara Tantemu, tapi apa kau nggak mau tampil cantik dihadapan Dion nanti?". Tanya Arlena sengaja mendekat lewat samping agar Adriana nggak bisa lari ke luar. Adriana menjauh sesuai harapan, "tidak perlu memakaikan 'itu' juga nggak masalah kan?", menunjuk benda ditangan Arlena, tas kecil berisi peralatan tersebut. Arlena menatap Natalia, "Tante, Adriana nanti datang bersama Dion loh. Apa Tante nggak mau Adriana tampil cantik dihadapan Dion?" tanya Arlena menghasut. Adriana menggeleng, "ma, nggak usah dengarin dia. Aku pergi begini aja juga bagus kan?". Menolak keras. Dia hanya berpenampilan mengenakan dress yang dibeli dan diikat satu rambutnya seperti biasa saat sekolah.

Popular? I Hate Popular!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang