- Semua -
Pagi harinya Di sekolah Taufik, Adriana yang biasanya jalan kaki ke sekolah kali ini diantar Dion untuk kesini. Sepanjang perjalanan Adriana menggerutu kalau dia dipaksa lah, nggak ada yang berpihak padanya lah, dasar licik dan lain - lain. Dion yang mendengarnya hanya tersenyum geli dibalik helmnya. Saat Adriana ke dapur untuk sarapan tadi, Dion sudah ada disana ikut sarapan dengan keluarganya, sedang berbincang dengan keluarganya dengan akrab. Tampaknya keluarga Adriana sudah diambil hatinya oleh Dion. Padahal rencananya Adriana mau menghindar dari Dion, nggak mau ketemu dengan tukang cium itu. Tapi tau - taunya rencananya gagal total. Nasib.... memang.
Saat sampai di tempat parkir sekolah, Adriana turun dan melepas helmnya. Dion juga. baru mau beranjak dari sana, Dion tiba - tiba menggenggam tangannya. " kenapa kau memegang tanganku? ". Tanya Adriana heran. " aku mau saja, ayo masuk ". Perintahnya. Adriana memutar mata mendengarnya. Dasar seenaknya. Mereka memasuki sekolah bersama. Tak jarang ada mata yang melihat kearah mereka. Ada satu tatapan geram yang tertuju kepada Adriana. " kenapa Dion mau menyentuhnya?, kenapa denganku dia malah selalu menolak sentuhanku?! ". Geram Sely tak jauh dari sana. " mungkin dia pakai pelet kali, biar Dion mau menyentuhnya ". Jawab Lena asal. " sudah, kalian jangan emosian dulu. Ingat kan rencana kita, dia bisa senang dulu sekarang, biarkan saja. " kata Kirana. Arlena hanya diam dengan otak yang berputar, berpikir bagaimana memberitahu Adriana masalah yang akan terjadi.
" ya, kau benar Kirana, biarkan dia bersenang - senang sekarang sebelum dia menderita nantinya " tatapan keji Sely tertuju Adriana.
Tiba - tiba tubuh Adriana kaku. Merinding sesudahnya. Dion yang melihatnya langsung memakaikan jaketnya. Adriana menatap Dion bertanya, " pakailah, kau kelihatan kedinginan ". Jelasnya. Adriana hanya diam, padahal sebenarnya bukan karena kedinginan tadi dia merinding, melainkan perasaan ngeri yang muncul tiba - tiba. Lalu tatapannya menangkap seseorang yang memegang yang tong sampah di lantai atas. Yang nantinya akan dilewatinya. Tatapan orang itu melihat kearah Dion sambil mengerutkan dahinya. Tampak bingung melihat Dion didekat Adriana. Adriana tersenyum licik. Ah, mereka tidak bisa melakukan apapun kalau ada Dion didekatku ya. Tampaknya dekat dengan Dion ada gunanya juga. Pikirnya licik.
Dengan sengaja Adriana mendekatkan tubuhnya ke Dion. Alhasil orang yang memegang tong sampah itu akhirnya tidak jadi melakukan perbuatan tidak menjengkelkan itu. Beberapa orang yang ingin menyaksikan adegan memalukan Adriana, menjadi kesal melihat kedekatannya dengan Dion dan gagal menyaksikan adegan memalukan Adriana . Sely pun termasuk kedalamnya. Adriana cuek aja terus menatap kedepan. Arlena tampak lega dan tersenyum melihat kecerdikan Adriana. Lalu dia menggeleng, tidak, sekarang aku harus berpikir bagaimana cara memberitahu Adriana tentang rencana jahat Sely terhadapnya. Yang tadi merupakan salah satunya, tapi itu bukan bagian terburuknya.
* I *
Di sepanjang koridor menuju kelas pun mereka menjadi tontonan banyak siswa. Adriana masih mencoba menahan rasa risih, sedangkan Dion cuek terhadap tatapan mereka dan tetap mengenggam tangan Adriana hingga berada di kelas. Ada kejadian lainnya lagi yang terjadi saat Adriana mau menduduki kursinya, dia langsung berdiri lagi dan menatap kursinya baik - baik. Tepat seperti dugaannya, disana ada kilatan lem yang menempel disana. Mereka pikir aku nggak tahu apa. Pikirnya jengkel saat dia merasa hampir menduduki kursi itu. Tadi dia juga sempat melihat lacinya dan ada banyak sampah disana. Memang tempatku itu tempat nampung sampah apa.
Dia sempat mencari kursi lain saat Dion memanggilnya, " Adriana, kau duduk disampingku ". Saat melihat Adriana terus berdiri dan tidak duduk dikursinya. Dion tahu ada sesuatu disana. " kursi itu punya orang lain, Dion ". Lebih baik aku mencari tempat duduk yang lain saja, pikirnya. Dion langsung berdiri dan menarik Adriana untuk duduk di kursi disampingnya. Seisi kelas menatap mereka. " orang itu akan duduk di tempatmu, aku mau kau yang duduk disampingku ". Kata Dion seenaknya. Adriana hanya berdecih saat mendengar perkataan Dion, tapi didalam hati dia merasa lega karena dia tidak menemukan tempat duduk lagi yang kosong, ada rasa penyesalan juga sih terhadap pemilik tempat duduk ini, dia jadi yang kena getahnya deh. Makanya sebelum si yang punya kursi itu duduk di tempat Adriana tanpa protes karena main diambil kursinya, Adriana memberitahu soal lem yang ada disana dan orang itu langsung membersihkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular? I Hate Popular!
Teen FictionSetiap orang pasti ingin popular, hanya beberapa aja yang nggak mau atau memang malas menjadi populer. Aku termasuk kedalam yang malas menjadi populer, aku orang biasa, cantik? aku nggak cantik, pintar? aku nggak pintar dan aku pun juga nggak kaya...