Saya kembali!, ada yang kangen?, moga aja ada?. ^^.
Nah langsung aja, silahkan membaca!.
- Semua -
Adriana terdiam melihat pemandangan yang tersaji didepannya itu. Hatinya serasa retak dan hancur berkeping-keping. Perasaan yang tidak ingin dia rasakan.
Hery menatap tajam Sely, dia tahu kalau Sely sengaja melakukannya didepan Adriana. Sengaja melukai perasaan Adriana. Ini pasti sudah direncanakan, pikirnya dalam hati. Melirik Dion, melihatnya yang berdiri kaku.
Sely melepas ciumannya, dengan acuh memeluk mesra Dion. "Dion, aku bahagia, bahagia karena kau mau menjadi kekasihku." Dia mensandarkan kepalanya didada Dion yang kaku. Dion menatap kearah mereka, kaget. Kemudian menatap Adriana. Melihat ekspresi Adriana yang tersakiti disana, membuat Dion mengepalkan tangan dengan erat. Dia sangat ingin berlari mendekat lalu memeluk Adriana dan mejelaskan yang sebenarnya kepada Adriana. Tapi Dion tidak bisa.
Dion melihat ke arah Hery, melihat tatapan dingin Hery kepada Sely. Dion juga melihat kearah Sely, merasakan amarah mulai keluar dari dirinya, menyadari kalau Sely memang sengaja melakukannya. Sepanjang perjalanan mereka kembali menuju kelas, Sely memelukknya dan menciumnya secara tiba-tiba. Ternyata ini alasan tindakan tadi. Dion sangat menahan amarahnya terhadap Sely. Sekarang dia hanya bisa diam dan Dion berharap itu tidak lama.
Dibelakang mereka muncul Arlena dan Leo. Wajah Arlena cemberut, sedangkan Leo memasang wajah datar saja. Arlena cemberut karena gagal mendapat Informasi dari Leo, sangat sulit mengorek informasinya dari Leo. Dia akhirnya menyerah saat segala cara telah dikerahkan untuk meminta informasi tersebut. Setelah Leo meyatakan kata tidak dengan tegas, Arlena masih masih mencoba merayu Leo. Ketika Leo masih juga diam, Arlena mulai memaksa dan hasilnya nihil. Akhirnya Arlena hanya menggerutu dan berkata 'aku menyerah bertanya kepadamu' kepada Leo dengan cemberut. Leo hanya diam, tapi Arlena melihat bibir Leo melengkung sedikit yang meyatakan rasa geli melihat sikapnya itu. Arlena tambah cemberut dan beranjak pergi dengan menghentakkan kaki kekanak-kanakkan.
Arlena melihat punggung Adriana, Arlena hendak memanggilnya saat melihat apa yang ada di depan Adriana. "Sely." Gumamnya pelan, dia mendekati Adriana dan Hery. Leo yang melihat juga mendekat. Khawatir telah terjadi sesuatu yang tidak bagus.
Sely menampilkan ekspresi kaget saat melihat kerarah mereka, "oh?, ternyata kita punya penonton dari tadi. Aku tidak menyadarinya karena berdekatan denganmu selalu membuatku melupakan sekitarku, Dion." Sely tersenyum manis, sangking manisnya Arlena tahu itu senyum mengejek.
Arlena geram, dia melirik Adriana dan melihat ekspresi Adriana. Seketika itu Arlena langsung menarik Adriana untuk pergi dengannya, sebelum itu Arlena mendekati Dion, menekan dada Dion dengan telunjuknya. "Aku kecewa denganmu." Arlena mengatakannya dengan nada marah. Lalu tatapannya mengarah ke Sely. Sely menatap Arlena tidak suka, melihat sikap Arlena terhadap Dion tadi. "kau--"
Melupakan rasa takutnya terhadap Sely dan mengataskan amarah untuk temannya yang telah disakiti.
Arlena menampar Sely dengan keras.
Dion terdiam melihatnya, kaget melihat tindakan berbahaya Arlena. Hery nyaris menganga sangking terkejutnya. Leo memejamkan mata melihat tingkah Arlena yang akan berdampak berbahaya nantinya. Adriana tidak memperhatikan, dia hanya fokus akan kesedihan yang dialaminya. Menunduk menatap lantai.
Sely menatap tak percaya Arlena sambil memegang pipinya yang baru saja ditampar. Amarah langsung menghiasi wajah cantik Sely. Selama ini tidak ada yang pernah menampar Sely, tidak ada yang berani melakukannya tanpa mendapat ganjarannya!.
"Kau pantas mendapatkannya, Sely. Kau telah menyakiti Adriana." Lalu Arlena menarik Adriana pergi dari sana. Meninggalkan yang lain.
Sely menggertakan gigi marah, dia hendak meneriaki Arlena dengan ancaman saat Leo berkata dengan tajam kepadanya, "lebih baik kau tidak mengatakannya. Kalau tidak ingin menerima kemarahanku." Nada suara Leo tajam dan penuh peringatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular? I Hate Popular!
Teen FictionSetiap orang pasti ingin popular, hanya beberapa aja yang nggak mau atau memang malas menjadi populer. Aku termasuk kedalam yang malas menjadi populer, aku orang biasa, cantik? aku nggak cantik, pintar? aku nggak pintar dan aku pun juga nggak kaya...