Jasmine pov
Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur, aku hanya bisa memandangi langit kamar kostku. Entah mimpi apa aku semalam, kenapa ini begitu saja terjadi padaku. Kenapa bukan karen, orang yang bahkan lebih sering melewati kawasan elit itu dibandingkan aku. Aku mendesah frustasi saat teringat apa baru saja aku lalui.
Flashback on
" tidurlah mike, aku mohon. Aku berjanji akan sering menyapamu" mohonku pada mike yang memandangku dengan puppy eyes nya saat aku melepaskan pegangan tanganku.
Setelah aku berjanji bahwa lusa nanti akan mengunjunginya lagi mike baru mau melepaskan tanganku.
Aku menyusuri lorong rumah mewah ini, hampir saja aku tersesat jika tidak bertemu dengan madam joanne.
" apa ada yang bisa saya bantu nona?"
" hmm, nyonya dimana pintu keluarnya, aku benar-benar pusing" tanyaku dengan cengiran bodoh.
" mine, apakah kakakku sudah tidur?"
Suara lucy mengagetkanku, dia terlihat sangat buruk. Rambut cantiknya terlihat sangat kusut, matanya juga bengkak, apa dia menangisi mike sampai seperti itu?
" ya sayang, dia sudah tidur. Kau bisa mengeceknya" ucapku halus sambil merapikan rambut berantakan lucy.
" apa kau akan langsung pulang mine?"
" ya sayang, besok aku harus bekerja"
"Tinggalah disini sebentar mine"
" tidak sayang, aku tidak bisa"" apa kau akan mengunjungi kami lagi?"
" ya,eehhm ... entahlah"
Lalu kupeluk tubuh mungil yang wangi itu, entahlah rasanya hatiku sangat perih bila mengingat tangisan lucy untuk mike.
"Aku harus pulang dear, jaga selalu kakakmu" setelah itu aku mengecup keningnya. Saat aku akan melangkah suruhan nyonya lim menghentikan langkahku.
" maaf nona, nyonya lim sedang menunggu anda diruangannya sekarang" aku hanya mengangguk lalu mengikuti langkahnya.
untuk kesekian kalinya aku harus berhadapan dengan pintu besar lagi, aku mendesah saat pesuruh itu membukakan pintu dan mempersilahkan aku masuk. Ruangan ini jauh lebih luas dari kamar mike, dengan sentuhan warna salem dan tosca warna ruangan ini lebih sedikit berwarna dan elegan. Ruangan ini mencerminkan pemiliknya, warna yang anggun dan juga berkelas. wanita itu memandang ke arah sebuah lukisan dimana bisa aku lihat disana terdapat mike, lucy, nyoya lim dan seorang pria yang bisa kutebak itu adalah suaminya juga terdapat gambar seorang pemuda yang kelihatannya lebih dewasa dari mike.
Disana aku bisa melihat tawa semua wajah itu benar-benar natural. Wajah lucy yang paling terlihat bahagia, dia berada diantara mommy dan daddynya lalu mike dan seorang pemuda itu dibelakangnya. Pakaian mereka pun bukan pakaian resmi lebih ke arah casual. Yang membuatku tercengang adalah tawa mike. Mata itu sangat jauh berbeda dari mata mike yang tadi kutemui.
" apa maumu?"
pertanyaan itu terlontar dengan begitu dinginnya"maaf?" Tanyaku sama sekali tidak mengerti kemana arah tujuannya.
" apa maumu nona? Berapa uang yang harus aku bayar kepadamu agar kau bisa menajuhi anak-anakku?" Tubuh itu berbalik memandangku
"MAAf nyonya, mungkin saya memang dari rakyat yang jauh dibawah anda. TApi saya bukan wanita murahan yang akan menjual apapun demi uang. Percayalah nyonya bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran saya akan menjadi seperti ini. Dan mengenai Lucy ,dia selalu berkata sangat kesepian. Saya harap anda mengerti maksud saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Breath Is Mine
RomantikBercerita tentang seorang pengidap penyakit gangguan mental kaya raya yang jatuh cinta pada gadis biasa