part 10

3K 167 0
                                    

Malam ini aku benar-benar dibuat menjadi mayat hidup,tidak merasakan kelaparan, capek bahkan sekarang aku lupa bagaimana caranya memejamkan mataku ini. Aku sudah mengganti gaun cantik dengan piyama kesayanganku,dan pangeran tampanku masih kubiarkan tetap memakai tuksedo putihnya. Katakan saja aku jahat dan kejam,tetapi menyianyiakan pemandangan indah ini bagiku lebih kejam.

Sesampainya kami dikamar,aku langsung membuka semua aksesoris yang bergelantungan pada tubuhku. Semua perhiasaan mahal mendadak berpindah ke kamarku,em.. maksudku kamar mike.

Perintah nyonya lim, begitu kata mereka. Aku sendiri merasa heran, bagaimana aku yang dulu dianggap menjadi pemeras harta keluarganya sekarang malah menjadi salah satu pewaris dari semua kekayaan mereka.

Suami tampanku masih melihat kearahku,dia duduk di sofa nyaman yang aku ubah menjadi menghadap ke arah ranjang. Karena mulai sekarang hanya aku yang boleh dipandanginya bukan para manusia yang berlalu lalang diluar sana.

"Sekarang kau sudah menjadi suamiku mike,setelah sekian lama berada didekatmu aku hanya mendengar suaramu saat memanggil namaku dan saat pernikahan tadi. Penyakit Apa sebenarnya yang kau derita?" Aku bertanya tegas pada suami tampanku ini seolah dia adalah pesakitan yang siap menghadapi hukuman mati didepan mata.

"Siapa yang mengajarimu berbicara sepanjang itu?" Tanyaku sambil menarik sebelah alisku berharap titisan dewa dihadapanku ini merasa sedikit terpojok.

"Lucy" jawabnya tegas. Dan apa? Tegas? Aku hanya bisa memandang tidak percaya ke wajahnya. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi normal dalam sekejab?

"Kaa...kau bisa berbicara tegas mi..ike?" Tentu saja aku sangat gugup. Saat menyetujui menikahinya aku yakin bahwa mike adalah lelaki yang memiliki gangguan kejiwaan yang tidak mungkin bisa melakukan hal yang tidak senonoh kepadaku. Tetapi pemikiranku salah!

Diam,selama lebih dari lima belas menit kami hanya saling diam. Mungkin sekarang hal yang menjadi kesukaanku adalah melihat manik matanya seperti sekarang.

"Jack, dan tania kecelakaan" aku mengangkat kedua alisku melihat mike seperti sangat kesusahan mengucapkan kata sesingkat itu. Dan selanjutnya hanya erangan yang aku dengar. Mike kembali meringkuk dalam sofa nyaman itu,kakinya tertekuk kearah dadanya,diapun kembali memegang kepalanya yang terlihat sangat kesakitan.

"Ya tuhan apa yang aku lakukan? Dokter.... tolong..." teriakku sambil mencoba memegang tangannya. Tidak berselang lama dokter keluarga masuk tergopoh dengan nyonya dan tuan lim dibelakangnya.

"Apa yang terjadi?" Tuan lim yang sampai terlebih dulu langsung memegang tangan mike erat sedangkan beberapa pegawai memegang tangan dan kaki mike. Sungguh aku sama sekali tidak tega melihatnya seperti ini. Aku hanya bisa berdiri dipojok kamar saat dokter keluarga menyuntikkan obat penenang kepadanya.

"Dia akan tertidur nyonya tenanglah" dokter keluarga itu berkata padaku. Saat semua orang mulai pergi meninggalkan kami aku masih berdiam diri di sudut kamar sambil berusaha menghentikan tangisanku. Mike sudah terlelap, suami tampanku terlihat sangat sedih bahkan saat dia sedang tertidur. Aku sungguh tidak tahu bagaimana mike yang tadi masih baik-baik saja mendadak menjadi seperti itu.

Saat aku mulai bisa mengendalikan tangisanku akupun mendekatinya,berbaring disebelahnya. Rasanya benar kata karen memandang wajah tampan ini seumur hidup-pun tidak akan bisa membuatku merasa bosan. Jack dan tania, siapa tania? Aku harus mencari tahu siapa wanita itu. Mike mengamuk lagi saat setelah mengucapkan nama mereka. Tetapi bukan sekarang, rasanya badanku sudah hampir roboh mengingat hari ini aku sangat sibuk sekali. Menjadi anggota lim memang sangat menguras tenagaku. Sebelum memejamkan mataku, aku bergeser lebih dekat kearah mike, merasakan deru nafasnya, mencium aroma parfumnya dari dekat dan mengecup keningnya singkat.

Your Breath Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang