part 22

2K 112 1
                                    

Jasmine menghela nafas lega saat pilot memberitahukan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing. Dia mempersiapkan diri merapikan kembali barang-barang yang dibawanya.
Dua orang asissten keluarga Lim juga sedang terlihat merapikan dan mempersiapkan barang-barang nyonya, tuan Lim dan lucy tentu saja.

"Biarkan aku saja bertha" jasmine berbicara sopan kepada salah satu asissten rumah tangga lain yang akan merapikan barang miliknya dan mike. Bertha hanya mengangguk lalu tersenyum kepada jasmine.

Tuan Lim terlihat tengah menggendong lucy yang sedang tertidur dan nyonya Lim terlihat merapikan anak rambutnya yang terlihat sedikit kusut.

"Hei boy, ayo kita bersiap untuk berlibur" bisik mine kepada mike.

Mobil mewah sudah menunggu rapi didepan bandara saat mereka sampai. Mine sangat kagum dengan perilaku tuan dan nyonya Lim yang selalu tersenyum dan berkata sopan kepada para asissten rumah tangga mereka, tak terkecuali sopir yang sedang membukakan pintu mobil mereka.

"Kita pulang dulu, sepertinya Lucy saat lelah" nyonya Lim mengangguk mengiyakan ucapan sang suami.

"Apa mike baik-baik saja mine?"

"Aahh... iya mom, dia baik-baik saja"

"Besok kita akan bertemu dengan salah satu saudara kami jasmine. Namanya bibi rachel, dia adalah kakak tertua kami. Aku yakin kamu akan sangat menyukainya" jasmine tersenyum hangat mendengar ucapan ibu mertuanya. Sudah lama sekali nyonya lim tidak berbicara panjang lebar dengannya setelah tuduhan bahwa dia mendekati mike karena harta mereka.

...

Mereka tiba disebuah rumah mewah, bukan mansion mewah seperti kebanyakan jutawan lainnya. Rumah ini sangat.... nyaman. Jasmine bisa melihat taman hijau yang lebih luas dari taman rumah mereka di jakarta, bangunan rumah mereka lebih sederhana, tidak ada pagar tinggi, tidak ada kaca lebar. Rumah ini lebih seperti "rumah" bagi mereka.

Mereka disambut oleh beberapa assisten rumah tangga yang sigap membawakan barang-barang kami.

"Kamar mike disebelah sana." Tuan Lim menunjuk satu pintu. Jasmine mengangguk lalu mendorong kursi roda mike. Hari ini sangat melelahkan, beruntung orang tua mike tidak langsung membuat acara. Jasmine membuka pintu kamar dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Jendela lebar yang langsung menghadap ke taman bunga lily, balkon kayu dan kursi santai yang sangat indah, belum lagi bunga yang sengaja ditata didalam kamar. Rasanya jasmine ingin menukar kamar mereka di jakarta dengan kamar disini. Perabotan yang sederhana, dengan lantai kayu yang membuat kamar itu semakin membuat nyaman.

Jasmine membawa mike menuju ke balkon, membenarkan kursi roda mike menghadap ke taman bunga, lalu ia melingkarkan lengannya ke leher mike. Dagu jasmine diletakan di pucuk kepala mike, sesekali ia mencium kepala mike sayang , berterima kasih karena telah membawanya sampai kemari.

"Apa kau menikmatinya? Apa kau menyukainya? Dan jika kau ingin mendengarkan pendapatku, aku tidak menyukainya.tetapi Aku sangat sangat menyukainya mike, sangat suka" ucap mine sambil tertawa bahagia.

Setelah cukup menikmati pemandangan taman dan angin yang meniup tenang jasmine membawa mike kedalam kamar mereka. Dua orang asissten rumah tangga pamit untuk keluar kamar setelah mereka merapikan barang mike dan miliknya. Setelah membaringkan mike, jasmine menuju kamar mandi mereka. Menyalakan shower dengan air panas, dan membasahi kepala hingga seluruh tubuhnya. Seandainya ini semudah yang dia inginkan, bathin mine.

...

Jam menunjukan waktu jam 7 malam saat mine terbangun dari tidurnya. Saat Dia melihat sisi ranjang mike yang kosong, mine langsung berlari menuju kamar mandi. Tidak mendapati suaminya di kamar mandi jasmine lalu pergi keluar kamar. Saat Melihat mike duduk bersama nyonya lim dan lucy membuat hati mine merasa lega. Hampir saja dia berteriak memanggil nama mike.

"Maaf, lucy merindukan mike"

"Tidak masalah mom, aku hanya terkejut tidak melihat mike dikamar kami"

"Kamu terlihat sangat lelah, jadi aku tidak membangunkanmu." Jasmine mengangguk lalu menghampiri mike, entah karena rutinitas mereka atau mine membutuhkannya , dia menghampiri mike lalu mengecup pipinya tanpa mine sadari ibu mertuanya melihat perlakuan mine.

"Apa kau mau makan malam bersama kami mine?" Jasmine kembali mengangguk menatap ibu mertuanya.

"Apa mike sering kerumah ini?"

"Rumah ini salah satu rumah ternyaman kami. Kami tidak perlu menjadi jutawan disini, aku bisa membeli bibit bunga tanpa pengawal, lim bisa mencabut rumput bersama anak-anak. Disini kami merasa menjadi keluarga normal" nyonya Lim tersenyum diakhir ceritanya.

"Aku juga sangat menyukai halaman ini mom, dan pemandangan di kamar kami... itu indah sekali"

"Terima kasih"

"Daddy?" Tanya jasmine saat tidak menemukan tuan Lim di meja makan.

"Dia sedang mengurus sesuatu disini. Dulu dia, mike dan jack membuat usaha kecil-kecilan disini. Kami memiliki beberapa usaha kecil, mike dan jack berhasil membuat usaha itu menjadi sebuah perusahan yang besar. Seharusnya mereka berdua yang pergi kesana sekarang" nyonya Lim memandang mike dengan tatapan hampa.

Mereka sedang menikmati kue penutup yang ternyata dibuat sendiri oleh nyonya Lim.

"Cake ini sangat nikmat" ucap mine yang sesekali menyuapkan potongan cake ke mulut mike.

"Aku sangat menyukai memasak, tetapi suamiku selalu melarangku untuk berkutat didapur" cerita nyonya Lim. Mine merasa rumah ini benar-benar mempunyai sihir sendiri, bisa mendengarkan nyonya Lim bercerita hal yang tidak penting seperti ini sangat sulit untuk bisa dipercaya jasmine.

"Karena aku takut kamu akan membakar dapur madam joanne." Interupsi dibelakang membuat kami menoleh. Tuan Lim masih dengan setelan mahalnya berjalan ke arah kami.

"Kau tahu nona, madam joanne sudah menjadi juru masak keluarga ku sejak aku masih kecil. Dan dia selalu membanggakan peralatan dapurnya yang mungkin sudah berusia satu abad" ucap tuan Lim sambil tertawa kecil, yang menular ke nyonya Lim dan kami.

"Aku akan mengatakan ucapanmu kepada madam joanne Lim" nyonya Lim menimpali sambil tertawa, melihat sang istri tertawa sepertinya membuat tuan Lim tidak bisa menahan bahagianya. Dikecupnya pipi sang istri didepan kami yang membuat Lucy protes.

"Daddy, aku juga!" Dan tawa tuan Lim semakin melebar lalu menghampiri lucy dan memberikannya beberapa kecupan hingga Lucy tertawa sambil mencoba menghindari kecupan sang ayah.

Ini sangat indah, bathinku

Your Breath Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang