Tuan Lim duduk di kursi kerjanya, matanya terpejam, mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Tidak ada yang salah, selalu itu yang dirapalkan di dalam hatinya. Bukan putranya, bukan istrinya juga bukan gadis remaja yang berhasil memasuki ketenangan keluarganya.
"Saya tania paman, senang bertemu dengan paman" dirinya hanya tersenyum lembut kepada gadis dihadapannya.
"Anggap rumah sendiri," hanya itu kata yang diucapkan tuan Lim. Dia bukan pria yang akan banyak bicara kepada semua wanita, bahkan gadis berumuran dengan para putranya. Tetapi tidak dengan istrinya, dia selalu bisa membicarakan semua hal dengan wanita itu. Sejak pertama bertemu dengannya, wanita itu dengan sihirnya mampu membuat lim pendiam menjadi lelaki paling cerewet di hidupnya.
Dia bisa menceritakan semua hal tentang hidup dan mimpinya, menceritakan masa lalu dan masa depannya, menceritakan hal tersuram yang terjadi pada hidupnya. Wanita itu, hanya dengan melihat mata dan mendapat senyumannya bisa membuat masalah yang menumpuk di pundak mendadak menemukan jalan keluar dengan sendirinya.
Tuan Lim lalu menuju dimana dia pasti akan menemukan belahan hatinya. Wanita itu masih berkutat dengan mixer, baju mahalnya terciprat beberapa adonan, dan dia makin terlihat sangat mempesona bathinnya.
Istrinya bukan koki ahli memasak, tetapi entah mengapa dia selalu betah berlama-lama di dalam dapur. Bahkan tidak jarang hasil usahanya tidak bisa dirasakan indra pengecapnya.
"Apa kau akan membuat dapur madam joanne berantakan lagi nyonya?" Tuan Lim menyapa sang istri membawanya kembali kepada dunianya.
"Aku akan membuat kue, ini aku dapat resep dari koki hebat disalah satu hotel berbintang"
"Bagaimana kalau kita memesan tempat disana dan kau tinggal menikmati makanan lezat itu dear" mengerti maksud ucapan suaminya, nyonya Lim tertawa geli.
"Aku ingin semua anggota rumah ini merasakan bagaimana nikmatnya makanan itu"
"Aku sanggup membawa mereka semua, atau membooking sang koki itu. Tapi aku tidak yakin bisa membiayayi perawatan mereka jika mereka keracunan sayang"
"Stop it Lim" ucap nyonya Lim sambil tersenyum mendengar ucapan sang suami.
"Kemarilah, dan berikan suamimu ini pelukan sayang"
"No, jika kau ingin mendapatkan pelukan, maka datanglah kemari" tanpa berpikir panjang Tuan Lim mendatangi sang istri lalu memeluknya dari belakang.
"Hentikan aktifitasmu itu. Kau lebih mempesona saat bersama bunga-bungamu sayang"
"Lucy sangat menyukai masakan mike dan jack, dia selalu bersemangat memakannya. Aku ingin dia juga memuji masakanku"
"Dia selalu memuji apapun yang kau lakukan. Ingat saat aku menyiram bunga-bunga ditaman, dia akan berkata ... daddy tidak akan bisa membuat bunga itu mekar seperti yang mommy lakukan" nyonya Lim terkekeh mendengar ucapan suaminya, bagaimana bisa bunga-bunga itu mekar jika suaminya menyiram dengan air yang sangat banyak.
"Kembalilah ke ruang makan, biarkan joanne yang mengurus ini semua" tuan lim berhasil membujuk istrinya agar tidak berkutat dengan apron cantiknya.
"Saat kau pergi ke luar negeri aku akan memasak sesukaku Lim"
"Dan aku tidak akan pergi tanpamu" percakapan mereka terinterupsi saat tuan Lim melihat tania diujung lorong.
"Ada yang kami bantu nona?"
"Hmm... tidak paman. Aku hanya mencari ... "
"Kau bisa menanyakan kepada madam joanne jika membutuhkan sesuatu nona" jelas tuan Lim
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Breath Is Mine
RomanceBercerita tentang seorang pengidap penyakit gangguan mental kaya raya yang jatuh cinta pada gadis biasa