2. Pelayan Cafe

22.1K 1.4K 23
                                    

Hmm baru sedikit reader nya, tapi gapapa saya bersyukur kok. Dan saya mengucapkan terimakasih untuk yang sudah vote atau coment.

Di mulmed akan saya kasih gambaran Tifany nya, tapi kalau gk setuju, kalian bisa imajinasikan sendiri ya guys.

Dan satu lagi, saya minta maaf kalo masih banyak typo yg bertebaran atau feel yg gk dapet.

-Tifany

Aku bersiap untuk membuka cafe. Ya, pemilik cafe ini mempercayakan padaku untuk membuka dan mengurusnya. Suatu kehormatan untukku. Aku bangga diberi kepercayaan walau hanya hal kecil.

Biasanya cafe ini ramai kalau jam breakfast, lunch, atau dinner. Dan kalau jam biasa mungkin hanya cukup ramai.

Cafe ini menyediakan berbagai menu. Bahkan aku suka dengan waffle nya. Rasanya sangat lembut. Uh... Aku jadi lapar hehe.

Pelanggan sudah mulai berdatangan untuk breakfast. Aku harus segera melayani mereka.

Kebanyakan pelanggan memesan waffle atau pancake sebagai menu breakfast mereka. Dan itu memang sangat di rekomendasi.

"waiters" ku dengar ada pelanggan yang memanggil. Aku harus segera menhampirinnya.

"maaf tuan, mau pesan apa?" aku membetulkan posisi menulisku agar dapat menulis pesanannya dengan baik.

Pelanggan itu tidak segera mengucapkan pesanannya, jadi aku harus memandangnya dan menawarkan kembali apa yg mau ia pesan

"maaf tu.. " ucapan ku terhenti saat melihatnya, dia adalah pria itu. Ya, kenapa aku baru sadar.

Ia tersenyum. Manis sekali. Bahkan aku mungkin sudah merona karna senyumannya. Tapi aku harus menetralkan kecanggungan ini.

"anda yg waktu itu menolong saya ya. Terimakasih. Maaf saat itu harus langsung pergi. Anda mau pesan apa? Biar saya saja yg bayar, sebagai ungkapan terimakasih." huh ini adalah kalimat terpanjangku kepadanya.

"sama-sama. Aku pesan waffle dan black coffe saja" ucapnya. Aku segera menulis pesanannya.

" dan kamu tidak perlu membayarnya, saya akan membayar sendiri. Saya ikhlas menolongmu. Dan kalau boleh tau, siapa namamu?"

Eh aku jadi bingung, kenapa pria ini baik sekali dan sangat tampan. Bahkan kurasa semua mata perempuan tertuju padanya sekarang.

"anda bisa memanggil saya Dhee" ucapku memberikan nama depanku saja. Aku belum terlalu kenal dengannya, jadi kupikir sebaiknya dia hanya tau nama depanku.

"hmm cantik" gumamnya pelan, aku bahkan masih bisa mendengar. Namun aku mencoba menyembunyikannya.

"oh ya, Nama saya Revio. Senang berkenalan dengan mu." ucapnya yang kini ku ketahui namanya Revio.

"hmm baik, tuan Revio. Tunggu sekitar 10 menit. Sekali lagi terimakasih. Saya permisi" aku berbalik akan meninggalkan mejanya.

"tunggu!" panggilnya, membuat aku membalikkan badanku lagi.

"iya tuan?" aku mengangkat sebelah alisku.

"Revio saja, dan bisakah kau menemaniku sarapan? Anggap saja ucapan terimakasihmu padaku." mohonnya. Aku tidak bisa menolak, karna alasannya itu. Jadi lebih baik kuturuti saja.

"baik tuan, eh maksud saya Revio. Tapi saya harus permisi sebentar untuk memberikan pesanan anda."

"baiklah. Aku tunggu" ucapnya. Dan sejak kapan Revio menggunakan aku kamu. Membuatku geer saja.

Aku kembali ke meja Revio setelah memberikan pesanan pria itu pada bagian yg memasak.
Aku duduk di sofa yang berada di hadapannya

"jadi, kamu bekerja disini ya?" ucapnya memulai pembicaraan kami.

"ya, saya memang bekerja disini, menjadi pelayan." kulihat wajahnya yg seperti orang bingung.

"emm oke. Bisakah kamu tidak memakai bahasa formal? Sungguh aneh saja kedengarannya. Terdengar tidak akrab." pintanya. Aku benar benar tak tau lagi. Pria ini sungguh membuatku bingung

Sebelumnya, belum pernah ada pria yang sebaik ini padaku. Terlebih pria ini tampan.

"baiklah, aku akan berusaha." balasku pada akhirnya. Ia nampak tersenyum dan karna senyumannya itu aku jadi tiba tiba merona.

"kau sudah makan? Atau mau makan bersamaku?" tawarnya. Ia tak sadar atau bagaimana, karena tawarannya itu membuatku malu. Bagaimana mungkin dia mengajakku makan bersama. Bahkan kami baru kenal.

"tidak, terimakasih. Aku baru saja sarapan tadi." tolakku yang membuatnya sedikit engg.. sedih. Mungkin perasaanku saja.

Kami mengobrol cukup banyak. Dia asyik juga. Dan ternyata pria ini sangat suka bercanda. Aku.jadi sering tertawa dibuatnya.

Tak terasa sudah cukup lama aku menemaninya. Aku harus kembali bekerja, aku tidak nisa makan gaji buta kan. Aku memberitahunnya kalau aku harus kembali bekerja, dan ia pun mengerti. Akhirnya aku kembali ke tempat ku seharusnya. Di balik meja kasir, sambil menunggu jika ada pelayan datang.

"ciye siapa tuh mbak? Ganteng amett. Senyumnya tuh lohh bikin meleleh. Kenalin dong mbak." Fita heboh sendiri saat aku sudah sampai di sebelahnya. Fita adalah penjaga kasir di kafe ini.

"teman. Baru kenal juga 2 hari. Kalau mau kenalan samperin saja sonoh.hihihi" Fita tampak cemberut karna candaan ku.

"eh tapi ya mbak. Wajahnya kok kayak familiar gitu ya. Kayak pernah lihay dimana gitu." ucapnya berusaha mengingat ingat.

"ah mungkin km salah orang. Sudah, tidak usah dipikirkan. Lebih baik kamu bekerja. Hahaha" aku segera pergi melihat Fita yang sedikit jengkel. Haha jahil sekali aku ini.

-Revio

Bukankah ini takdir?
Aku bertemu kembali dengan gadis itu. Ternyata gadis itu bekerja di kafe langganan temanku. Ya aku baru tahu kafe itu karna diberitahu temanku. Dan beruntung sekali aku bisa bertemu dengan gadis itu.

Dhee. Aku memang baru tahu nama panggilannya saja. Tapi nama itu terus terngiang ngiang di pikiranku. Entah mengapa, ia seperti magnet kuat yang menarik hatiku. Jangan bayangkan ia adalah perempuan yang seksi, dan memakai pakaian kurang bahan.

Dia cantik. Cantik alami dengan tubuh berisi nya. Dia sempurna, bagiku. Entah sejak kapan ia membuatku memujannya. Sepertinya aku jatuh cinta padanya. Dan aku akan memperjuangkan cintaku.

Tunggu aku Dhee. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku juga. Ujarku dalam hati.

Yeay yeay part 2 sudah selesai. Mohon maaf ya kalau masih banyak typo bertebaran.

Dan aku mohon vote dan commentnya yaww.

Terimakasih,

Elnaya17

My Lovely (Fat)eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang