Warning!! Typo everywhere
Happy Reading :*
Kalian masih ingat dengan kata kata Revio yang ingin segera menikah?
Ya. Ternyata ia serius dengan kata katanya itu."Kenapa harus buru-buru sih Rev?" Tanya Tifany untuk yang kesekian kalinya.
"Ya aku gk mau aja kita putus lagi. No, honey. Tidak untuk yang kedua kalinya. Dan menikah adalah jalan yang terbaik." Balas Revio santai.
Tifany bukannya tidak mau menikah dengan Revio. Hanya saja ini terlalu cepat.
"Ya tapikan tidak perlu buru buru Rev. Kita harus siap dengan segalanya."
"Dan aku sudah siap sayang."
"Tapi aku belum." Jawab Tifany pelan.
Revio memeluk gadisnya itu. Revio merasa masih ada yang mengganjal hati tunangannya itu, sehingga Tifany belum siap menikah.
Tifany membalas pelukan Revio dan menelusupkan wajahnya di dada pria itu. Betapa nyaman di pelukannya. Dan sebenarnya ia tak tega menolak keinginan Revio untuk menikah. Tapi dirinya benar-benar belum siap.
"Baiklah kita tak akan membahas ini sekarang. Oke?"
Tifany menganggukkan kepalanya yang masih berada di pelukan Revio.
------
2 minggu kemudian ...
"Wajah kamu pucet deh yang, kamu sakit ya?" Tanya Revio khawatir.
"Ah enggak kok. Mungkin karena efek kita gk ketemu dua minggu makanya menurut kamu beda." Balas Tifany berusaha meyakinkan.
Dua minggu kemarin memang Revio sedang ada tugas keluar kota sehingga tidak bisa bertemu Tifany.
"Hoek" Tiba tiba Tifany merasa sangat mual dan kepalanya begitu pusing.
"Honey, are you okay?" Kini Revio lebih khawatir. Ia tau kalau gadis itu berbohong tentang kesehatannya.
"I'm okay." Namun, tiba tiba Tifany merasa mual lagi, dan gadis itu segera pergi ke toilet sambil menutup mulutnya.
Revio benar-benar cemas dengan Tifany. Kini ia sudah berdiri di depan toilet wanita menunggu Tifany keluar dari situ.
Revio melihat Tifany yang tampak sangat pucat dan matanya sembab. Tifany berjalan gontai sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Revio langsung buru-buru mendekati gadisnya dan tiba-tiba gadis itu sudah pingsang di pelukannya.
Dengan sigap Revio membopong Tifany kedalam mobil dan membawa gadis itu ke rumah sakit.
Selama perjalanan, Revio tak henti hentinya berharap agar gadis itu segera bangun, tetapi sepertinya sia sia karena gadis itu tak bergeming sedikit pun.
----
Tifany terbangun setelah 3 jam pingsan. Revio yang melihat itu buru-buru memanggil dokter.
"Sebaiknya anda minum dulu." Ucap dokter Ramlan.
Revio membantu Tifany meminum segelas air putih yang sudah di sediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely (Fat)e
RomanceGendut. Hal yang sangat dihindari oleh sebagian besar wanita. Hal yang sangat sangat di anggap buruk oleh kaum wanita. Kesempurnaan fisik bagaikan tolak ukur kepantasan. Pandangan sebelah mata adalah hal yg biasa Kerupawanan mengalahkan ketulusan. K...