10. Backstreet

10.1K 667 6
                                    

Maaf ya para readers karna saya lama dalam hal memposting part baru.

C'mon, let's next this story

cusss

Hubungan Revio dan Tifany sekarang sudah resmi, yaa walaupun backstreet sih. Hanya mereka berdua dan Tuhan yang tau. Revio sebenarnya merasa keberatan, karena kalau hubungan mereka di rahasiakan sama saja Revio tak bisa menjauhkan Erick dari gadisnya.

Revio mengacak rambutnya frustasi. Dirinya sedang gelisah setengah mati karena Tifany baru saja mengirim pesan bahwa gadis itu sedang bersama Erick untuk melanjutkan tentang Cafe-nya. Ya, Tifany sudah menceritakan padanya tentang pembuatan cafe itu.

Revio memandang layar macbook-nya tanpa minat. Pikirannya tidak tenang jika menyangkut dengan Erick, karena ia tau pria itu menyukai gadisnya dan sudah pasti akan berusaha mengambil hati gadisnya.

"Akhir-akhir ini kau tidak fokus bro. Ada apa?" Suara Vino menginterupsi. Lamunan Revio buyar, dan akhirnya mengalihkan pandangannya kepada sahabatnya.

"Kalau masuk itu ketuk pintu" Dengus Revio.

"Wow, wow santai bro. Aku sudah mengetuk pintu mu seribu kali dan ternyata sahabatku itu Tuli" Vino terkekeh geli menatap Revio yang sepertinya sedang ada masalah. Vino duduk di kursi yang ada di hadapan Revio.

"Ada apa denganmu? Kau bisa cerita denganku" Revio menghembuskan nafasnya kasar, karena sahabatnya itu datang pada saat dirinya ingin sendiri. Ralat, ingin bersana gadisnya saja.

Sebuah Ide terlintas di pikiran Revio. "Kau harus membantuku sekarang!" Ucap Revio tegas pada Vino. Vine mengernyit bingung. Revio tertawa dalam hati.

"Kau gantikan aku untuk seluruh metting hari ini. Mengerti?" Vino melototkan matanya, mulutnya terbuka. Gila memang sahabat sekaligus bosnya itu.

"Ogah" Ucap Vino setelah menetralkan reaksinya.

"Aku bos disini Vin! ingat itu. Sudah ya, aku pergi dulu." Revio menepuk nahu Vino, mengambil jasnya dan berlalu pergi dari hadapan Vino.

"DASAR BOS SIALANNN!!!" Teriakan Vino masih bisa di dengar oleh Revio. Revio hanya terkekeh lalu pergi untuk menemui gadisnya.

***

Tifany POV


From : Revio

baby girl, kamu sedang dimana sekarang?

Aku tersenyum kecil membaca pesan dari Revio. Sedari tadi Revio memang tak henti hentinya mengirimiku pesan setelah aku mengatakan bahwa aku sedang bersama Erick. Aku bisa membayangkan wajah kesalnya yang sangat lucu.

To : Revio

Aku sedang ada di Town Cafe, masih bersama Erick

Setelah mengetikkan balasan untuk Revio, aku kembali fokus pada apa yang dijelaskan Erick.


"Erick, aku ingin Cafe yang kubuat berkesan hangat, dan elegan. Bagaimana kalau pemilihan warna yang akan digunakan mengusung warna coklat?" Aku menyuarakan pikiranku tentang konsep warna yang ku inginkan. Lelaki itu tampak memikirkan sesuatu, terlihat dari tangannya yang mengusap dagunya.

"hmm bagus juga kalau warna coklat sedikit keemasan dan dipadu warna abu abu. Itu akan sangat menambah kesan homies yang Gothik menurutku." Aku setuku dengan apa yang dikatakan Erick.

Selanjutnya kami membahas tentang perabotan apa saja yang dibutuhkan untuk Cafeku. Saat kami masih asik meeting, tiba tiba ada seseorang yang duduk disampingku.

"Aku tidak mengganggu kan?" Ucapnya santai sambil membuka buka buku menu tanpa menghiraukan pandanganku dan pandangan kesal Erick.

dasar manusia gila. Dan bodohnya aku mencintainya.

"Revio, kamu bisa mencari tempat lain bukan? Aku sedang berdiskusi dengan Erick." Aku sengaja mengusirnya karena aku takut nanti dia keceplosan ngomong sayang atau anything yang bisa membuat hubunganku ketahuan oleh Erick.

"Memangnya kenapa? Aku tidak akan mengganggu kalian. Aku akan diam saja disini" Revio menutup buku menu itu kembali lalu diam sambil bersedekap.

"Baiklah,  diam di tempatmu dan jangan bersuara" aku ahkirnya menyerah. Biarkan saja revio disini asal dia diam.

"Princess, aku kira cukup untuk hari ini, kita bisa melanjutkannya kapan kapan dimana tidak ada yang mengganggu" Erick menekan kata mengganggu untuk menyindir Revio dan Revio dengan santainya hanya diam malas menanggapi. Aku tidak mungkin juga menahan Erick saat ada Revio. Bisa perang dunia.

"Baiklah Erick, terimakasih ya" Erick berdiri dari duduknya, akupun juga berdiri lalu menyalami Erick dan tanpa di duga Erick mencium pipi kanan dan kiriku, aku hanya mematung karna bingung harus bersikap bagaimana. Apalagi ada Revio disitu dan aku yakin pasti ia melihatnya.

"Bye Princess" Erick beranjak pergi dan aku kembali duduk di tempatku semula.

Benar benar suasana menjadi canggung, aku tak tahu harus bersikap bagaimana.

"hmm lebih mirip orang pacaran daripada meeting" Aku masih bisa mendengar gumaman Revio. Aku benar benar tidak enak dengan Revio

"Rev" aku memberanikan diri untuk berbicara padanya. Aku meraih tangannya lalu menggenggamnya.

"Apa kau marah?" Tanyakku. aku tak berani menatap matanya.

"Tidak" jawabnya singkat. Ibu jarinya mengelus punggung tanganku. Akupun menatap matanya. Aku tahu dia cemburu, namun dia berusaha meredam emosinya.

Aku tak peduli lagi dengan keadaan Town cafe yang ramai, aku langsung memeluknya dan menyandarkan kepalaku di dadanya yang bidang.

"maaf" ucapku lirih. Kupejamkan mataku saat merasakan kecupan di puncak kepalaku.

"No honey, kamu tidak salah. jadi, jangan meminta maaf" Aku merasa lega sekarang, setidaknya Revio tidak salah paham dengan yang tadi dilakukan Erick.

------------

Revio kembali ke kantor dan meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda karna menemui kekasihnya tadi. Tumpukan dokumen di atas mejanya membuat dia harus lebur hari ini.

'tok tok tok'  suara ketukan pintu tetap membuatnya tak mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang ia baca. 

"masuk" 

"permisi tuan, ada  seseorang yang ingin bertemu dengan anda" Ujar Anthon, asistennya.

"suruh masuk" Revio tetap tak bergeming dari dokumennya.


"Vio" panggil seorang gadis. Dan Revio tau satu satunya orang yang memanggilnya seperti itu. Revio mendongakkan wajahnya memastikan apa yang dia dengar.

Benar. Tadi adalah suara gadis itu. Masa lalunya. Cinta pertamanya.



aku tahu part ini benar benar sedikit maaf ya

keep vote dan comment pelase


Elnaya17


My Lovely (Fat)eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang