Maaf ya karena saya lama update karena saya sedikit sibuk hehe.
Terimakasih banyak untuk vote dan comment.Happy reading all 😘
"Kamu tau? Aku merasa sangat frustasi selama tidak bersamamu." Revio memeluk erat pinggang Tifany, memeluk gadis itu dari belakang.
"Hmm maafkan aku." Ucap Tifany. Tifany memejamkan matanya saat hembusan angin di balkon rumahnya sedikit mengencang. Revio meletakkan dagunya di pundak Tifany dan tanganya makin erat melingkari perut gadis itu.
"No need to sorry, I'm happy now." Revio mengecup sudut bibir Tifany.
"I miss you so much" Tifany menggesekkan ujung hidungnya pada hidung mancung Revio.
"I miss you more baby girl. Jangan pergi dariku lagi." Mara Revio tepat menatap mata Tifany untyk mencari kedamaian disana.
"Tapi, bagaimana dengan Clara?" Tanya Tifany dengan khawatir.
"Clara tetaplah Clara. Clara yang lebih memilih karir daripada cinta." Jawab Revio enteng.
"Jadi, seandainya Clara memilih cinta. Kamu akan bersamanya?" Tifany merasa sedih karena kehadirannya ternyata hanya untuk menggantikan Clara yang lebih memilih karirnya.
"Sayang ....., kamu harus tau kalo aku selalu mencintaimu dan debar jantungku juga hanya untuk kamu. Aku tidak pernah mengharapkan gadis lain. Hanya kamu Dhee."
Tifany tersenyum, entah mengapa kini ia lebih menyukai panggilan 'Dhee' bukan 'Tifany' seperti panggilan kesayangannya sejak kecil. Mungkin karena Revio yang mengucapkannya penuh sayang, jadi ia menyukainya.
"Turun yuk, pasti udah ditungguin bunda buat makan malam." Revio mengangguk lalu mengikuti langkah gadis itu dari belakang.
---
"Jadi sudah sampai mana rencana pertunangan kalian?" Tanya bunda Tifany setelah mereka selesai makan malam.
"Besok mau fitting baju sama cari cincin bunda." Jawab Revio dengan sopan. Memang sejak bunda tau hubungan mereka 3 hari yang lalu dari orang tua Revio yang tiba tiba datang kerumah melamar Tifany, Revio mulai memanggil ia Bunda.
"Semuanya lancar kan? Maaf ya Bunda sama Ayah nggak bisa bantu persiapannya. Ayah sedang sibuk diluar kota, jadi bunda harus menyusul besok." Ucap bunda sedih. Ia sangat ingin sekali ikut mengurusi tetek bengek acara pertunangan putri satu satunya itu, tapi sayang ia juga harus mendampingi suaminya yang sibuk.
"It's okay bunda. Aku sama Revio bisa kok meng handle semua." Ucap Tifany menenangkan bundanya.
"Pokoknya anak bunda harus bahagia ya. Nak Revio, jaga putri kesayangan bunda ya."
"Pasti bunda. Saya sangat menyayangi Tifany." Ucap Revio dengan senyum yang sangat manis.
Tifany tersenyum dan pipinya memerah."Kalau begitu bunda pasti akan tenang karena sudah menyerahkan putri kesayangan bunda pada orang yang tepat."
"Bundaaa udah ah, apaan sih bunda. Tifany kan baru mau tunangan bukan mau nikah."
"Ya habis tunangan, cepat atau lambat kan bakalan menikah sayang." Ucap bunda tak mau kalah.
"Iya sayang, kita kan bakalan menikah secepatnya." Ucap Revio membela bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely (Fat)e
RomanceGendut. Hal yang sangat dihindari oleh sebagian besar wanita. Hal yang sangat sangat di anggap buruk oleh kaum wanita. Kesempurnaan fisik bagaikan tolak ukur kepantasan. Pandangan sebelah mata adalah hal yg biasa Kerupawanan mengalahkan ketulusan. K...