Here we go. Lets next this story hehe
Maaf kalo sering typo yawwDan di mulmed adalah foto abangnya tifany. Okay
Tifany POV
Aku masih belum bisa menghilangkan efek dari sms yang diberi Revio. Secara tidak langsung dia menembakku bukan?
Kugelengkan kepalaku. Tidak. Ini tidak benar. Aku harus jaga jarak dengan Revio jika ingin menyelamatkan hatiku.
Bang Gerald terkikik pelan.
"kepala kamu bisa putus dek kalo kamu gelengin terus. Hahaha" ejekkan bang Gerald menyadarkanku kalau sedari tadi aku tak berhenti menggelengkan kepala.Aku meringis kecil. Malu karna memikirkan Revio.
"abang...." rengekku manja.
"Tifany mau shopping shopping terus main terus makan sepuasnya. Tapi abang yang bayarin yaaa" aku mengedip kedipkan mataku untuk membujuknya."iyadeh, apasih yang nggak buat adek kesayangan abang. Ayuklah" aku bersorak senang dan berjalan menuju mobil bang Gerald sambil berangkulan. Abangku memang the best lahh.
Aku sengaja bilang pada Revio kalau bang Gerald adalah temanku. Aku tidak mau dia tau kalau aku adalah keturunan Dashlin.
Sampai di mall dengan bang Ger aku langsung menuju sebuah toko buku, lalu ke toko kaos kaki, sampai ke toko dalaman juga hihihi.
Bang Gerald mengerucutkan bibirnya. "dek, yang bener aja km ngajak abang kesini"
Ya kami lagi di toko dalaman wanita. Kulihat wajah merah bang Gerald yang membuatku ngakak parah."ih abang sekali kali nurutin aku kenapa sih" protesku juga.
Akhirnya abangku tersayang mau masuk walaupun mangkel kali ya.
Mbak mbak penjaga tokonya aja menahan senyum dari tadi.Selesai berbelanja kami menuju resto bakso yang ada di mall tersebut.
Tunggu tunggu itu kok kayak Revio yaa. Duh, lebih baik aku pindah tempat saja. Sayangnya saat aku akan beranjak pergi dengan Bang Gerald, si Revio malah menyapaku duluan.
"hay, nggak nyangka kita jadi sering ketemu gini" ucapnya dengan senyum yang tidak mengenakkan. Kenapa ya dia?
"ya Revio, sedang apa km disini? Dengan siapa?" aku berusaha memulai pertanyaan agar suasananya tidak terlalu tegang. Bagaimana tidak tegang. Sedari tadi Revio menatap tajam Bang Ger, tetapi yang ditatap malah santai santai saja.
"jalan jalan saja, aku sendiri. Boleh bergabung?" tanyanya. Akhirnya kami duduk di satu meja, aku berhadapan dengan Revio dan bang Ger di sebelah kananku.
Suasana yang sangat tidak aku inginkan. Hening dan saling menatap tajam. Tidak! aku harus mencari topik.
"Rev, kenalkan ini Gerald, temanku" Ucapku berusaha mengenalkan bang Ger. Bang ger menatapku tajam karena aku mengenalkkannya sebagai temanku bukan kakak ku. Tapi aku menatapnya dengan tatapan memohon agar dia mengerti. Dan untungnya bang Ger mengerti.
"oh hanya TEMAN mu kan ya?" entah aku salah dengar atu tidak namun Revio mengatakan 'teman' dengan penuh penekanan.
Setelah itu benar benar hening, tak ada percakapan. Hanya suara denting sendok dan garpu yang terdengar. satu kata yaitu awkward. Jadi setelah itu aku memutuskan untuk berpamit pada revio dan mengajak bang Ger pulang.
Revio POV
Huh sial! Kenapa sih temannya dhee harus pria! bikin bete saja. Udah gitu pake tatap tatapan lagi sama dhee. Sialan!!
Entah mengapa aku malah jadi uring uringan gini. Melakukan apapun jadi tidak enak rasanya. Lebih baik aku tidur sajaa.
back to Tifany
"Tadi siapa sih dek?" yang dimaksud abang pastilah revio.
"dia revio bang, temanku" jelasku seadanya.
"benarkah hanya teman?" Tanya bang Ger sedikit menggoda
"benarrrr bang" Jawabku. Bang ger malah tertawa seakan meledekku.
"Abang nyebelin banget sih" ambekku.
"cihhh ngambek" ucap bang Ger sambil menarik hidungku.
"Bang ger sakit tauuuuuu" aku meronta sambi mencubiti perut sipack nya.
Aku bersiap memulai ritual sebelum tidurku.
menggosok gigi. check
mencuci muka. check
menggunakan body butter. check
menggunakan krim wajah. check
okay siap untuk tidur. Namun saat aku akan menutup mataku. Ponselku bergetar, akupun memeriksanya. dan ternyata ada pesan dari Revio.
From : Revio
Selamat malam princess cantik. Selamat tidur, semoga kamu memimpikan aku haha. aku pasti akan menemui mu di mimpi, oke?
Revio benar benar seperti seorang kekasih saja. Namun aku tak boleh terlalu berharap.
To : Revio
Selamat tidur juga rev. Terimakasih
Mungkin hanya itu yang bisa kukatakan pada Revio. Lalu aku beranjak tidur dan berpetualang di alam mimpi
sorry pokoknya ini the badest part ever.
I'm so sorry. Bakalan lebih baik di net part. ini part bener bener gak nge feel sorry
Elnaya17
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely (Fat)e
Roman d'amourGendut. Hal yang sangat dihindari oleh sebagian besar wanita. Hal yang sangat sangat di anggap buruk oleh kaum wanita. Kesempurnaan fisik bagaikan tolak ukur kepantasan. Pandangan sebelah mata adalah hal yg biasa Kerupawanan mengalahkan ketulusan. K...