7. Teman curhat

11.3K 844 5
                                    


Cusss langsung aja

Sorry for typo


***

Semakin lama, aku semakin dekat dengan Revio. Kami jadi sering pergi bersama untuk menghabiskan weekend atau sekedar bertukar cerita. Ku ketahui Revio adalah seorang yang tidak mudah dekat dengan orang asing, namun entah mengapa kami bisa dekat. Mungkin takdirku untuk menjadi temannya. Ya hanya TEMAN dan tak mungkin lebih.

Hari ini aku berjanji untuk pergi bersama Revio, hanya sekedar jalan-jalan. Revio memiliki kebiasaan suntuk sepulang kerja, jadi dia sering sekali mengajak pergi. Dan Revio paling suka ke tempat tempat terbuka seperti bukit yang pernah kami kunjungi saat itu.

Terlihat mobil Revio yang sudah berhenti di depan Cafe. Aku pun segera keluar menghampirinya yang sudah turun dari mobil. "maaf membuatmu lama menunggu" ujarnya dengan wajah menyesal.

"tidak papa, aku tau kamu sangat sibuk hehe" kekehku berusaha mencairkan suasana. Aku hanya tidak mau membuatnya merasa bersalah, ya walau aku memang sudah menunggunya sejam yang lalu dari waktu yang kami sepakati.

"jadi, akan kemana kita?" tanyaku. Tampak wajah Revio yang menimbang-nimbang memikirkan sesuatu. "bagaimana kalau ke Danau saja?" Sudah kuduga, dia adalah pria yang sangat menyukai alam terbuka dibanding mall dan sejenisnya. 

"baiklah" Aku segera menggunakan seatbelt dan Revio pun langsung mengemudikan mobilnya.


***

Sesampainya di danau, kami langsung mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Di sekitar danau tersebut terdapat bangku bangku yang memang disediakan untuk duduk. Jadi tidak sulit untukku dan Revio mencari tempat yang nyaman untuk duduk.

"bagaimana dengan pekerjaanmu? apa baik baik saja?" Mungkin menanyakan tentang pekerjaannya adalah awal yang baik untuk memulai pembicaraan.

"Baik, kerjasama dengan Mr. Dashlin juga sangat baik. Dashlin grup sangat profesional. Hanya saja masih banyak yang aku urus." Aku manggut manggut mendengar penjelasannya. Jelas saja kalau Dashlin grup itu profesional, karena Ayah memang orang yang sangat disiplin dan bertanggung jawab.

Revio tersenyum lalu balik bertanya. "Lalu bagaimana dengamu?"

"Apa yang bisa aku jelaskan dari pekerjaanku. Aku kan hanya pelayan Cafe." Revio tampak tidak suka dengan pernyataanku. "Walaupun kamu cuma pelayan cafe, tapi itu tetap pekerjaan yang baik dan halal. Jangan merendah." nasehatnya.

"aku bukannya merendah Rev, hanya saja memang tidak ada yang bisa kuceritakan. Pekerjaanku memang hanya melayani pelanggan bukan?" Ujarku berusaha menjelaskan. Revio pun akhirnya manggut manggut mengerti.

"lalu, apakah ada yang pernah menggodamu disana?" Aku mengerutkan keningku, tak paham dengan apa yang dikatakan Revio. Lagian mana mungkin ada yang mau menggodaku.

"Menggodaku? yang ada itu mereka jijik melihatku Rev, aku kan gendut" aku sedikit tertawa hambar dengan kata kataku. Yaiyalah, siapa juga yang mau menggoda gadis gendut sepertiku.

"siapa bilang? Aku mau kok menggodamu setiap hari. hahaha" Revio tertawa sampai terpingkal pingkal. Memang kadang gendeng nih orang. "Aku serius" Lanjutnya setelah menyelesaikan tawanya.

"sudahlah, kamu lama lama itu suka ngawur" Ujarku berusaha mengalihkan pembicaraan.

Aku memeluk diriku sendiri ketika udara semakin terasa dingin karena memang hari menjelang malam. "Kamu kedinginan? Gunakan jas ku saja" Revio melepaskan jasnya dan memakaikan kepadaku.

"tapi kamu .."

"aku tidak papa" potongnya. 

Kami menikmati suasana danau yang tenang sambil beberapa kali bercanda. Kami saling bertukar pikiran dan cerita. Kadang kadang aku merasa bahwa Revio adalah teman yang pas untuk di ajak curhat, karena dirinya juga bersikap dewasa dan mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

***

"Aku berhenti disini saja" Ujarku menunjuk sebuah gang yang berada di depan mobil. Revio menatapku tidak percaya. "kenapa kamu selalu tidak mengijinkanku mengantarmu sampai rumah?" Aku jadi bingung harus menjawab apa. 

"Emmm.. a-aku, eh maksudku ayahku galak. Dia tak mengizinkanku pulang bersama pria." Akhirnya aku punya alasan juga. "Tapi aku tidak mungkin menurunkamu disini, bisa bahaya Dhee" Ujar Revio lirih tampak sangat khawatir.

"tidak papa, kau tenang saja. terimakasih untuk hari ini." Akhirnya revio hanya bergeming dan akupun langsung turun dari mobilnya. Aku tidak mau sampai Revio tau kalau aku keluarga Dashlin. Aku hanya belum siap.

***

Revio

Lagi-lagi dhee tak mengijinkanku mengantar dirinya sampai rumah. Kejadian ini sudah berulang kali. Seperti ada yang disembunyikan olehnya dariku. Aku tak mau berperasangka buruk pada dhee, tapi lama lama aku jadi penasaran. Gadis itu selalu bisa membuatku mengerang penasaran.

Walau begitu aku tetap bahagia karena semakin lama aku semakin dekat dengannya, bahkan sampai saling curhat. Dhee selalu merasa bahwa dirinya buruk karena bentuk tubuhnya, padahal menurutku dia cantik. Dhee hanya em.. berisi. Ya ya dia gendut, tapi cantik kok. Dan aku mencintainya.

Lama-lama berada di dekat dhee, kadang kadang membuatku panas dingin juga, pasalnya terkadang aku ingin sekali mencium bibirnya saat dia bertingkah menggemaskan. Untung saja aku ini bisa menahan diriku. Mungkin lebih baik aku segera mengungkapkan perasaanku. Ya, secepatnya.

Aku bangkit dari kasur dan menuju ruang kerjaku lalu duduk dan menghidupkan Macbook ku. Aku membuka aplikasi skype dan menghubungi dhee. Akhir- akhir ini memang aku sering ber video call dengan dhee, karena aku ingin melihat wajahnya yang tembem unyu unyu gitu, hehe.

Skype ku pun tersambung dan nampak wajah Dhee di layar macbook ku. 

"Halo cantik" sapaku

"Revio, kamu tidak lihat ya ini jam berapa? lagian kita sudah bertemu hari ini kan dan beberapa jam lau baru berpisah" Gadisku terus ngedumel dan mengerucutkan bibirnya. Lama lama aku cipok juga itu bibir, eh.

"tapi aku udah kangen tuh, habis kamu ngangenin sih" Dan blush, gadisku itu langsung mengeluarkan semburat merah di pipinya, haha sungguh menggemaskan.

"jangan menggombal padaku Revio, itu tidak mempan" ujarnya masih malu malu.

"oh ya? yah aku patah hati nih" Aku membuat wajahku seolah olah memang sedang patah hati.

"hahahah wajahmu itu kayak orang nahan kentut tau nggak" Siala memang, aku malah di kata katain. tapi tidak papa lah, selama yang bilang itu dhee aku tetap suka kok. ceileh.

Nampak dhee yang sudah terlihat mengantuk karena beberapa kali menguap. Akupun memutuskan untuk mengakhiri skype ini saja, aku tidak tega. "Selamat tidur princess cantik" Ucapku sebelum mengakhiri skype kami.


Done yeah part 7

Keep Read, Vote, and Comment

Thankyouuu

Aku butuh saran kalian, jadi kalo mau kasih saran langsung comment aja yah. Aku sangat menghargai setiap comment dan vote kalian. hehe

peluk cium dari Revioo :*

Bye,

Elnaya17

My Lovely (Fat)eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang