4. Friend

16K 1K 18
                                    

Akhirnya saya ada waktu untuk lanjut.

Oyaw di mulmed ada tifany dan lagu dari TULUS - teman hidup

Langsung aja ya

Tifany POV

"oh kamu, ya ada apa menelfonku?" memang revio meminta nomorku tadi siang, tapi aku tidak menyangka ia akan menelponku malam ini.

"Tidak. Aku hanya ingin dengar suaramu." ucapnya dan berefek pada wajahku yang terasa panas bahkan wajahku sedikit memerah.

"kamu pandai menggombal ya. Pasti kekasihmu sering kau gombali." aku sengaja menggodanya untuk mengurangi kegugupan ku.

"aku tidak gombal. Aku jujur dan aku belum punya kekasih." jawabnya santai.

"tapi kamu sangat gombal. Mana ada pria yang mau mendengarku ataupun melihatku. Rasanya aku tidak pantas untuk itu." ujarku lemah. Aku memang bukan wanita yang bisa dibanggakan kan dari segi fisik.

"jangan bicara seperti itu! Kamu cantik apa adanya. Tidak ada yg kamu tutupi. Semua murni karna dirimu. Kamu berbeda. Aku bisa merasakannya" ucap Revio. Ya mungkin dia hanya ingin menghiburku.

"terimakasih, tapi kamu tak perlu repot repot menghiburku. Aku sudah terbiasa. Maaf, kurasa ini sudah larut. Jadi sebaiknya aku tutup telponnya. Selamat malam" klik. Sambungan sudah terputus.

Aku sungguh bingung. Apa Revio tulus berteman denganku atau tidak. Rasanya masih tidak mungkin saja. Aku tidak cantik, gendut, dan sangat tidak pantas berteman dengannya. Aku takut Revio hanya berniat buruk. Entahlah. Ini rumit bagiku.

Keesokan harinya aku bekerja seperti biasa di kafe. Aku suka berada di kafe ini. Berkesan hangat dan nyaman. Aku ingin punya kafe sendiri suatu saat nanti kalau sudah menikah dan punya anak. Tapi memangnya siapa yang mau menikah denganku. Sudahlah, memikirkan itu membuatku sedih saja.

Sudah jam makan siang, dan ini sudah bukan shift ku, jadi aku bisa makan diluar. Hmm, aku ingin makan sushi. Aku putuskan untuk makan di SushiDay yang berada di pusat kota.

Aku menaiki mobil jazz ku. Hari ini jalanan cukup lengang dan aku membawa mobil dengan santai saja tidak terlalu mengebut.

Sampai di resto jepang itu aku langsung mencari tempat kosong. Cukup sulit karena disini memang selalu ramai. Dan sepertinya hari ini tidak rejeki ku makan disini. Tidak ada tempat yang kosong.

Saat aku akan melangkahkan kakiku keluar, aku merasa ada yang memanggilku. Aku melongokkan kepalaku mecari sumber suara tersebut. Sampai akhirnya mataku menangkap orang yang sedang memandangku dan melambaikan tangannya kearahku. Dan seseorang itu adalah Revio. Apakah dunia memang terlalu sempit?

Akhirnya aku memilih untuk menghampiri pria itu. Revio menyambutku dengan senyumnya. Semua mata tertuju pada Revio, biasa karna ketampanannya yang diatas rata rata itu.

"kamu mau makan disini ya? Kurasa sudah penuh. Bagaimana kalau duduk semeja denganku? Kebetulan aku sendirian" tawarnya yang langsung ku jawab dengan gelengan.

"tidak usah repot repot. Aku tidak mau mengganggu makan siangmu." ucapku.

"tidak apa apa. Anggap saja ini awal untuk pertemanan kita. Aku yang traktir. Dan aku memaksa!" ujarnya dengan mata mengintimidasi. Aku terpaksa duduk di sebelahnya karna meja ini hanya untuk 2 orang dan model tempat duduknya adalah sofa.

"kamu mau pesan apa? Kebetulan aku juga belum pesan" tanyanya sambil melihat lihat buku menu. Akupun melakukan hal yang sama.

"aku mau chiken mayo roll, sama tuna mozarella roll satu lagi chiken teriyaki roll. Dan minumnya ocha saja." ucapku sambil menutup buku menu. Aku melihat Revio terbengong melihat pesananku.

My Lovely (Fat)eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang