Hii, back to MLF :))
Apasih yang kalian pengen untuk progres story ini? bisa jawab di comment ya.
oke langsung aja ke part 9
Still sorry if typo bertebaran.
Mulmed of this part = Revio
cussss
***
Beberapa menit yang lalu aku menghubungi Dhee, aku memintanya untuk bertemu. Aku sudah tak mau menunda nunda lagi, aku ingin segera menjadikan gadis itu milikku. Dan keyakinanku sudah bulat bahwa aku mencinta gadis itu, tak peduli dengan fisiknya.
Berulang kali aku mematut diriku di cermin, berharap malam ini penampilan ku sempurna di mata Dhee. Aku sudah menyiapkan semuanya sejak pagi tadi, dan sekarang sudah pukul 6 sore, lebih baik aku segera menjemput dhee. Dan apa kalian tau? aku menjemput dhee di gang seperti biasa, dia belum mau membuka tentang dirinya padaku.
Aku berusaha meyakinkan diriku, bahwa pada saatnya nanti suatu saat, dhee pasti terbuka padaku. Aku hanya perlu memiliki gadis itu dahulu sekarang, aku harus memenangkan hatinya.
Aku melajukan mobilku untuk menjemput dhee, dan saat aku sampai, Dhee sudah berdiri di depan gang menungguku.
"maaf membuatmu menunggu" Dhee hanya mengucapkan 'tidak papa'. Aku membuka pintu untuk dhee lalu gadis itu mengucapkan terimakasih. Aku kembali ke kemudi ku lalu membawa mobil ini ke tempat yang akan kutuju.
Dhee tak banyak bicara, dia hanya diam menurut. Hanya lagu dari audio mobilku yang menemani perjalanan kami. Aku menjadi deg deg an. Aku takut menerima kenyataan jika nantinya Dhee menolakku. Melihat kedekatannya dengan Erick, aku tidak bisa membohongi bahwa aku sangat cemburu.
***
"Ayo turun, kita sudah sampai" Ucap Revio pada Tifany, dan gadis itu hanya menurut.
Tifany mengernyitkan keningnya, "kamu bilang kita kan makan malam. Apa disini? Kau tidak salah tempat?" Jelas saja Tifany merasa heran, karena ini adalah Bukit tempat pertama kali mereka pergi bersama.
"Tenang saja, aku sudah menyiapkan segalanya. Ayo" Tifany mengikuti langkah Revio. Jalan menuju bukit itu dipenuhi lilin kecil yang berjejer dan tampak cantik. di sebelah lilin di sepanjang mereka ada mawar yang mengelilinginya. Sungguh apik dan romantis.
"Rev apa ini tidak berlebihan? Bukankah kita hanya sekedar makan malam" Revio tak menggubris pertanyaan Tifany, dan terus menuntun Tifany ke meja yang berada di tengah bukit yang sudah tertata sangat indah dipenuhi lilin dan bunga bunga serta lampion.
"duduklah" Revio mempersilahkan Tifany duduk yang hanya dituruti oleh gadis itu tanpa banyak tanya lagi. Setelah gadis itu duduk, Revio pun akhirnya juga duduk di hadapan gadis itu.
Tiba-tiba alunan musik yang lembut terdengar di telinga mereka, suasana menjadi sangat romantis. "Rev, untuk apa melakukan ini padaku?" Tifany benar benar heran dan dirinya juga sangat berdebar. Apa mungkin Revio akan menembaknya? Tapi apa iya Revio mencintainya. Tifany merasa kalut dan bimbang.
"Jangan cemas, maaf kalau kamu tidak suka" Tifany akhirnya berusaha tersenyum dan berusaha menghargai jerih payah Revio.
"Aku ingin mengatakan sesuatu, boleh?" Tifany hanya mengangguk atas jawaban dari pertanyaan Revio.
Revio menarik napas dalam dalam, lalu menghembuskanya. "Aku tahu kamu mungkin tak mudah percaya pada apa yang aku katakan."
Revio menyentuh jemari Tifany lalu menggenggamnya, "Jujur, aku sudah jatuh cinta sejak pertama kali aku melihatmu. Bagiku kamu sempurna tanpa ada yang kamu tutupi. Aku tak bisa berbohong pada hatiku bahwa aku selalu memikirkan dirimu. Setiap jam, menit dan detik hanya kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely (Fat)e
RomanceGendut. Hal yang sangat dihindari oleh sebagian besar wanita. Hal yang sangat sangat di anggap buruk oleh kaum wanita. Kesempurnaan fisik bagaikan tolak ukur kepantasan. Pandangan sebelah mata adalah hal yg biasa Kerupawanan mengalahkan ketulusan. K...