my fear

11.7K 668 1
                                    

"Ayolah ma... bujuk dokternya. Aku udah sehat" bujukku ke mama.

Memang baru kemarin aku masuk rumah sakit. Tapi keadaanku sudah lebih baik. Aku sudah gak tahan di rumah sakit. Semua bewarna putih, makanan hambar, injeksi obat. Ini namanya penyiksaan. Kalo saja rumah sakit berwarna toska, dengan aksen pita, junk food, balon balon, ya mungkin aku akan sedikit betah.

"Kamu belum sembuh total sayang"

"Ma... aku gak bakal sembuh kalo tetap disini, aku akan tambah sakit. Percayalah" pintaku sekali lagi. Kali ini aku tambahkan sedikit ekspresi memelas, bibir mewek, dan mata nanar.

Sebenarnya, mata nanarku ini karena menahan kantuk dari efek obat. Membuatnya sedikit berair. Heheheh

"Kamu ini pinter ya ngerayu mama" kata mama sambil mencubit hidungku. Yah, kalian tau kan apa artinya. Berhasil...!! Hahahaha

****
Reveline : Tha, gue udah di rumah. Besok jemput gue ya. Gue gak bisa naik angkot ke sekolah. Pliss

Aku mengirim chat ke Thata. Yah, aku harus cepat cepat sekolah, cepat menemukan gelang keberuntunganku. Biasanya Thata selalu menawarkan jemputan padaku, tapi aku menolaknya. Aku bisa naik angkot sendiri, tanpa perlu merepotkan orang lain.

Mungkin siswa lain malu, naik angkot pergi ke sekolah internasional. Tapi tidak berlaku padaku. Aku juga bersyukur bisa masuk ke sekolah internasional, sekalipun ekonomi keluargaku menengah ke bawah. Tidak seperti temanku yang lain.

Thata, dia anak pemilik perusahaan advertising. Dia anak satu satunya, otomatis dialah pewaris tahtanya. Patricia, anak pemilik hotel 'the palace island " yang di Indonesia punyalebih dari sepuluh cabang. Kenny, dia anak pemilik salon kecantikan di berbagai kota. Ana, dia anak pengusaha elektronik ternama.

Aku, hahaha... jangan ditanya. Ibuku bekerja di salah satu perusahaan berkembang. Dan ayahku sudahlama hilang, entahlah mungkin dia tidak tahu bagaimana hidup kami. Dan kami juga tidak tau bagaimana kehidupannya. Apakah dia lebih bahagia atau sama menderitanya.

Triiiing...!!

Suara hapeku membuyarkan lamunanku

Thata : lo gila apa. Lo masih sakit. Gak usah masuk.Gue gak mau jemput. Titik !!

Reveline : plisss... !!! Ini antara hidup dan mati gue.

Thata : haaah ? Maksud lo apa ?!!

Reveline : gue bakal mati kalo gue gak sekolah besok!!

Thata :  Lo bakal mati kalo lo gak sekolah ?!! Yang ada lo bakal mati kalo lo sekolah dengan keadaan lo yang bengek itu !!

Reveline : gue gak bengek !!

Thata : lo bengek !!

Reveline : gue gak bengek !!

Thata : lo bengek !!

Reveline : gue gak bengek !! Titik !!

Thata : lo bengek !! Titik !!

Aku harus menghentikan chat yang gak berujung ini. Mungkin sampe kiamat, aku dan thata tetap mengirim chat yang sama.

Reveline : lo mau bantuin gue gak ? Kalo gak, gue bisa berangkat sendiri kok.

Aku berharap gertakku membuat thata mau menolong aku. Yaaa semoga thata gak tega denganku dan menjemputku besok.

Pliiisss. Bales tha. Bilang ke gue lo bakal jemput gue.

Thata : besok, tunggu gue. !!

Yeeeaaay. Berhasil !!  Akhirnyaaa....!!

Reveline : jangan mepet. Gue gak mau di hukum kalo telat !

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang