Aneh sekali. Dua hari ini aku tidak bertemu Brian sama sekali. Aku ingin bertanya pada Gerald, malu rasanya. Buat apa ? Nanti Gerald bakal nanya nanya ! Yakan.
Sudahlah. Lagi pula kenapa aku mencarinya. sangat tidak penting bukan??
"Eh, lo ngapain ngelamun" kata Gerald sembari memakan gorenganku.
"Idih !! Siapa juga yang ngelamun ?" Sergahku cuek.
"Yaelah Ge, mana mungkin dia nhomong kalo yang di bayangin kakak lo" Thata menimpali. Wajahku berubah menjadi panas. Mungkin sekarang mukaku sudah seperti kepiting rebus.
Aku melihat ekspresi Gerald. Gerald tak tersenyum maupun yang lain. Datar. Dia malah mengalihkan pembicaraan dengan membahas makanan.
Aku jadi curiga. Kenapa Gerald seperti itu. Oh !! Jangan jangan dia jealous ? Benarkah dia jealous? Gak mungkin kan --"
"Tha, lo bisa beliin gue es manado?" Kata Gerald sambkl memberi kode Thata untuk pergi.
Glekkk !!
Apa yang ingin dibicarakan Gerald ? keringat dinginku bercucuran dimana mana. Kemarin kakaknya sekarang adiknya yang membuatku panas dingin.
"Ve, lo deket sama Brian ?" ah, sudah kuduga dia akan bertanya seperti itu. Aku menggeleng cepat.
"Gue gak ngelarang lo deket sama dia" lanjutnya.
"Apa ?" Aku seperti tak percaya dengan omongan Gerald.
"Gue gak bisa ngelarang lo deket sama dia, kayak yang dia lakuin " sergahnya.
Aku mengangguk dalam hati. Gerald memperbolehkanku dekat dengan Brian. Tapi sebaliknya Brian tidak. Aku juga masih bertanya tanya apa alasannya. Tapi tau sendiri kan. Seperti apa.
"Dia gak ngelarang gue deket lo kok" tiba tiba omongan itu langsung keluar dari mulutku
"Yaelaaah. Apa barusan aku belain Brian ya !!"
"Brian berubah akhir akhir ini. Apa ada masalah sama lo ?" Tanya Gerald halus.
Aku tidak mungkin memberi tahu soal uang transferannya kemarin. Gerald pasti syok kalo tau. Aku menggeleng pura pura gak tau
"Emang kenapa ?" Tanyaku kepo.
Gerald diam. Lalu menarik nafasnya.
"lupakan. Dia hanya sedikit berubah" lanjutnya.
Aneh sekali Gerald. Tadi sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi. Janggal rasanya.
"Be-te-we Gue gak ngeliat Brian" tanyaku pelan. Lidahku rasanya kaku tanya seperti itu.
"Dia di Singapore, gantiin papa rapat" jawab Gerald enteng sambil tersenyum.
"Ha ? " aku hanya melongo mendengar jawaban Gerald.
SMA aja dia belum lulus. Pake gantiin bokapnya rapat ke Singapura lagi ^●^
Gila tuh anak.Eehhh... berarti pelukan kemaren ituu... !! Salam perpisahan ? Apa Brian tidak akan menemuiku lagi :' ?!
Mungkin rasanya aneh. Aku sudah menamparnya keras. Tapi aku mau dia tetap disini.Ah aku gak mau membahas Brian lagi. Gerald kembali ke kelasnya. Thata aku tak tahu dia dimana. Mungkin karena aku dan Gerald terlalu lama. dia jadi pergi entah kemana.
Aku melangkah menuju kelas. Meninggalkan meja yang masih banyak sisa makanan.
Aku melihat tangga menuju balkon lantai atas. Tangga itu sekarang sepi. Tidak ada orang yang menginjakinya menuju atas. Aku dan Brian mungkin tidak akan kesana lagi.
Braaak !!
Aku teejatuh keras di lantai. Seseorang mendorongku dari belakang."Dasar gatel lo ! Kemaren Brian sekarang Gerald !! " suara Patricia memakiku keras.
"Cewe macem lo gak pantes sama mereka" Kenny menimpali.
"Berhenti gangguin gue" kataku lirih. Lutut dan daguku rasanya sakit sekali.
"Maksud lo apa ha!! Lo udah jad cewek famous ya sekarang !! Kemaren di tarik tarik Brian. Sekarang makan berdua di kantin !! Lanjut Patricia sambil menyiramku teh.
Aku berdeham dalam hati. Patricia seperti yang dulu lagi. Mengintimidasi ku lagi. Aku gak tau apa alasannya. Mungkin karena dia sudah gak takut lagi dengan Gerald.
Mereka kemudian pergi, meninggalkanku dengan rambut basah, lepek bau teh ini. Ah... aku harus mengeringkannya.
*****
3 hari kemudian....Mungkin dulu kalian pernah membaca sebuah novel, yang disana tertulis 'satu bulan kemudian'. Tadinya aku berpendapat, ngapain aja satu bulan itu. Pembaca ingin tau bagaimana cerita tokoh utama menjalani hari harinya.
Dan sekarang aku menemukan jawabannya. Karena di waktu itu tidak ada hal yang penting untuk di ceritakan. Semua berjalan datar, tidak menarik.
Begitu juga dengan aku. Tiga hari ini hariku membosankan. Yah walaupun Patricia selalu menghiburku dengan cara yang salah.
Aku juga bingung Patricia kembali seperti dulu. Kemarin dia melempar kepalaku dengan bola basket saat pelajaran olahraga.
Lalu menyobek kertas pre testku sebelum aku mengumpulkannya. Mungkin dia udah kangen membuliku sehingga dia melampiaskannya cukup kejam .
Aku bahkan tak berselera tertawa bersama Thata dan Gerald. Gerald tau aku memikirkan Brian. Namun dia sepertinya tidak mempermasalahkan itu.
Aku sendiri memikirkan terakhir kalinya aku bertemu Brian. Aku menamparnya, dia memelukku, aku meronta menginjak kakinya. Bayangan itu jelas sekali
Apa mungkin aku terlalu menyakitinya?? Aku saat itu sangat kesaaal. Kenapa aku tidak mendengar penjelasannya.
Aku menarik sebuah benda dari rambutku. Jepit pemberian Brian. Mungkin ini barang yang paling bagus yang aku punya. Aku merindukannya.
Ah syudahlah. Kata Gerald, Brian akan di Singapura sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sampai semua urusannya selesai.
Urusan sekolah, mungkin tidak dia pikirkan. Dia sudah pibtar tingkat dewa di pelajaran. Dia mantan kapten basket, otomatis dia jago olahraga. Untuk absensi ?? Lupakan ! Dia pewaris sekolah ini. Jadi apa yang perlu di khawatirkan ?
Hanya aku yang khawatir, bagaimana dia disana. Apakah dia merindukanku seperti aku merindukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
Genç Kurgu"Dream Catcher akan menangkal mimpi burukmu" Apa pernah kau mendengarnya. Apa kau lebih takut pada mimpi buruk ? Lalu bagaimana jika itu kenyataan ? Siapa yang akan menolongmu dari kenyataan yang begitu pahit? Aku Reveline anastasia, gadis kecil...