He's gone

9.5K 561 5
                                    

Aku masih bertanya tanya apa yang dimaksud Brian. Dia memang suka berkata yang tidak jelas. Huh, lupakan saja. Kenapa juga aku perdulikan.

Thata melambaikan tangannya. Kantin sangat ramai sekali. Kulihat Thata duduk sendirian dimeja. Aku menghampirinya.

"Lo darimana aja sih, hobby banget bolos" kata Thata ngomel.

"Gue abis sakit perut !" Jawabku sekenanya.

"Eh Tha, lo ngerasa gak sih ada yang aneh dengan Patricia" aku mengangguk mantap.

Sekarang keanehan itu tidak cuman aku yang merasakannya. Thata pun menganggap hal yang sama. Apamungkin dia memang sudah berubah.

"Mungkin, dia sadar." Tebakku

"Mana mungkin dia sadar secepat itu Ve, kemungkinan dia takut ketauan orang tentang perlakuannya yang jahat. Who knows !" Thata menjelaskan panjang lebar

Iya juga. Apa yang dikatakan Thata itu memang benar. Mana mungkin Patricia secepat itu. Kecuali... ya kecuali dia takut sama Gerald.

Tiba tiba terbesit di otakku. Gerald. Hari ini aku tidak melihatnya sama sekali. Kemana dia. Aku melihat kesegala arah, mencari sosok Gerald yang sampai saat ini belum kutemukan.

"Gerald mana?" Tanyaku pada Thata. Thata hanya mengangkat bahunya. "Gak kesini?"

"Enggak. Kenapa ? Nyariin ya ?" Goda Thata.

"Ih lo tuh sok tau"

Sebenarnya aku ingin bertemu Gerald. Bukan karena apa apa. Tapi aku ingin tau apa yang dimaksud Brian. Di otakku penuh dengan pertanyaan yang tak terjawab. Bahkan banyak tebakan yang semuanya meragukan.

Terbesit suatu pikiran di otakku. Pikiran yang mungkin jawaban dari kata kata Brian.

Aku tidak sederajat dengan mereka!!

Mereka anak dari pemilik sekolah ini, dan aku hanya seorang siswi yang hampir seluruh biayanya adalah gratis.

Dulu aku berfikir keras mencari alasan yang membuat ku dapat beasiswa. Dan sekarang aku menemukannya.

Aku bukan anak yang otakknya encer, bahkan sering membolos sekolah, dan anehnya tanpa ada riwayat panggilan orang tua.

Dan tebak apa alasannya ? Ya. Mungkin mereka kasihan dengan keadaan ekonomi keluargaku. Menganggap aku perlu diberi bantuan.

Brian mungkin berfikir kalau aku sangat tidak pantas untuk Gerald yang nyaris sempurna. Bahkan mungkin Brian menganggapku tak tahu terima kasih, menyukai anak dari pemberi beasiswa.

Dan paling buruk, mungkin Brian menganggapku mengejar harta keluarganya.

Sehina itukah pemikiran Brian?? Aku tak tahu pasti. Aku akan mencari tau kebenarannya. Dan jika Brian berfikir seperti itu, Aku akan memastikan dia salah menilaiku !!

****

Hari ini aku tidak menemukan sosok Gerald, bahkan waktu pulang sekolah. Kulihat notifikasi hapeku dan ternyata kosong. Gerald tidak menghubungiku.

Aku heran, kenapa juga aku mengharapkan satu kalimat chat dari Gerald. Aku menarik napas panjang. Aku cari kontaknya dan mengetik sebuah kalimat dan mengirimnya.

Reveline : Ge, lo kemana aja seharian ini ? Kok gue gak ngeliat lo?

Sudah lima menit aku menatap hapeku menunggu balasan chat Gerald. mataku sampai panas dibuatnya. Berbagai pikiran muncul satu persatu di otakku. Mulai dari gak ada pulsa, yang langsung ku telak, sampai dia sibuk.

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang