Pov Author
Gerald masuk ke kamarnya. Dia tidak menemukan Reveline di kamarnya. Tasnya pun tidak ada . Dia memanggil mbok lastri untuk menanyakannya.
"Sudah pulang den, gak jadi nginap katanya"
Gerald mengangguk pelan. Dia kemudian tersadar tempat sampahnya udah kosong. Tadi siang dia membuang bukunya kesana. Dan sekarang sudah hilang.
****
"Aku pulang !!" Seruku saat sampai dirumah, mama menatapku heran. Aku tau, dia mungkin mengiraku aku menginap diruma Thata.
"Kepalamu kenapa sayang" mama megang kepalaku.
"Ve gak papa kok, tadi kejedot ma" alasanku " by the way, happy birtday ma" kataku sambil mencium pipimama.
Mama memelukku erat. Aku merasakan tubuh mama sedikit bergetar.
"Ma ? Mama kenapa nangis ?" Tanyaku sambil menatap mama. Mama menggeleng dan mengusap air matanya.
"Mama terharu Ve"
"Mama gak boleh nangis. Ve gak ngasih apa apa ke mama. Lagipula mama harus Inget, kalo Ve sukses nanti. Mama harus siap terharu setiap hari" kataku ceria. Mama mencium pipiku.
Aku rasanya ingin menangis juga. Di hari ulang tahun mamaku. Aku gak bisa ngasih apa apa. Mungkin diluar sana banyak yang ngerayain pesta buat mamanya. Sedangkan aku hanya meratapi hal ini.
Aku segera pamit ke kamar. Aku tak ingin berlama lama melihat mama menangis. Sebelum akhirnya aku menangis juga. Dan kita menangis sampe subuh. Ah. Sudahlah.
Aku meletakkan tasku di meja belajar. Aku teringat sesuatu. Buku Gerald yang dibuang. Aku membawanya pulang. Aku gak mau ketika aku membukanya, Gerald tau.
Kulihat buku itu. Sepertinya itu buku lama. Di depannya tertulis "Gerry & Cia" . Kubuka satu persatu halamannya.
Aku melihat dua anak kecil berbahagia. Gadis kecil itu sangat menggemaskan. Semakin kubuka lembar demi lembar, mereka beranjak dewasa. Lama kelamaan tidak ada foto cowok itu, melainka hanya foto cewe yang berupa kliping menghiasi setiap halaman.
Ini yang membuatku bengong tadi. Foto cewek itu Patricia. Jika Cia itu adalah Patricia. Kemungkinan besar Gerry itu Gerald bukan. Aku menemukan buku ini di kamar Gerald kan ? Bukan Brian ?!
Aku membaca catatan kecil dibawah setiap fotonya.
Tidak sabar menunggu saat kita bertemu
Ada juga tulisan
Akankah kita bertemu kembali?Satuhal yang membuat alisku nengerenyit ingin bersatu.
Patricia. Lo bukan Cia yang gue kenal. Dulu, lo penyelamat gue dari Danisha yang selalu ngejar gue. Inget gak? Dulu lo nyembunyiin gue di lemari gara gara Danisha. Padahal dulu kita masih Tk. Sekarang ? Lo bahkan gak ngenalin gue. Gue sempet gak ngenalin lo, saat lo bilang anak pewaris hotel. Cia, kalo lo berubah. Jangan salahin kalo gue berbuat hal yang sama.
Aku mengangguk paham. Jadi Gerald dan Patricia teman kecil. Mungkin hubungan mereka sudah tidak baik.
Tunggu !! Aku teringat sesuatu. Rasanya ada yang aneh saat aku membaca tulisan Gerald. Tulisannya sedikit lebih besar dari yang seharusnya.
Aku mengeluarkan kertas dari lemari meja belajar. Ku cocokkan tulisan itu. Berbeda.
Tulisan yang pertama dari saku seragamku dulu, saat aku di kunciin Patricia. Dan tulisan kedua adalah kiriman salam dengan seikat mawar putih. Keduanya memang tulisan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
Teen Fiction"Dream Catcher akan menangkal mimpi burukmu" Apa pernah kau mendengarnya. Apa kau lebih takut pada mimpi buruk ? Lalu bagaimana jika itu kenyataan ? Siapa yang akan menolongmu dari kenyataan yang begitu pahit? Aku Reveline anastasia, gadis kecil...