Brian mengantarku dengan mobil sport nya. Mungkin cewek lain akan melonjak kegirangan dianterin pulang,pake mobil sport,dan dengan Brian. Paket komplit bukan??
Tidak berlaku bagiku. Di sepanjang jalan rasanya aku sendirian. Brian diam, tanpa satu katapun. Lagi pula ini pasti mobil bokapnya kan. Dia masih SMA ! Walaupun dia udah punya SIM segala macem, dia gak mungkin beli mobil ini kan??
Akhirnya aku ga tahan dengan kebekuan ini. Aku berfikir, apa ya topik yang membuat Brian tertarik. Dia kan makhluk astral, manamungkin dia nyambung dengan omonganku yang biasa biasa.
"Eehh.. Btw makasih udah dianterin" kataku memecah kebekuan. Brian tetap gak ngejawab. Dia hanya mengangggukan kepalanya. Aku memutar otak sekali lagi.
"Ehh.. Gerald kapan balik ke jakarta?" Tanyaku sekali lagi.
"Besok pagi gue jemput dia" jawabnya singkat, matanya tetap terpaku pada jalan.
"Ooohh, gituu. Emang lo gak kesepian tinggal dirumah segede itu ?"
"Enggak. Ada mbak ijah, mbak lastri, pak Sugi di rumah" aku hanya melongo dengan jawabannya.
Aku tau dia gak sendiri di istana-nya. Tapi mereka kan pembantunya. Yah, aku tau majikan dan pembantu gak selamanya kayak di tv. Kekerasan lah, pembunuhan lah, perbudakan.
Tapi apa Brian gak butuh teman curhat? Main atau sebagainya? Apa mungkin karena dia cowok ?
"Lagian gue udah terbiasa sendiri" lanjutnya sambil melihatku.
"Kenapa lo gak ikut keluarga lo ke Amsterdam ?" Tanyaku penasaran
Brian langsung malingkan matanya. Kembali menatap jalanan. Aku sangat penasaran dengan jawaban Brian. Gerald pernah bilang, Brian tetep di Indonesia karena tujuannya disini.
Aku ingin tau kira kira apa yang jadi alasan dia memilih disini dan rela jauh dari keluarganya. Pastinya hal itu sangat penting bukan ?
"karena memang seharusnya tempat gue bukan disana"
Aku menerka nerka, apa yang dimaksud Brian. Kata kata itu sangat ambigu. Apa maksudnya tempatnya bukan disana? Sedangkan keluarganya ada disana? Apa dia membenci keluarganya? Atau sebaliknya ? Keluarganya membeci dia ??
Atau mungkin dia gak suka Amsterdam ? Mana mungkin kan? Lalu apa maksud kalau tempatnya disini? Rumahnya?
Bukankah keluarga adalah rumah ? Rumah tanpa keluarga tidak bisa dikatakan rumah bukan ?
Lagi pula apa yang dikatakan Brian barusan sangat berbeda dengan cerita Gerald. Entah bagaimana, aku merasa Brian gak bohong dengan perkataan barusan.
Apa mungkin Gerald yang gak tau alasan Brian tetep di Indonesia? Atau mungkin Brian menyembunyikannya dari Gerald??
Aku melihat matanya, ada sesuatu yang dia sembunyikan. Aku merasa ada yang lain dari diri Brian, suatu kelemahan yang di tutupi dari sifat songongnya.
"Maksudlo?" Tanyaku pelan. Brian melihatku tajam, mata coklatnya sangat jelas di mataku. Brian mendekatkan mukanya ke mukaku. Jantungku berdegup cepat.
"Bukan urusan lo! Cepet turun!" Katanya membuatku sedikit melotot. Gak terasa ternyata aku sudah di depan rumah. Aku memasang muka sebal. Ternyata Brian tetap orang yang kasar. Gak seperti Gerald !
Aku langsung membuka pintu dan turun dari mobilnya. Kututup pintunya dengan kesal. Kaca mobilnya kemudian turun. Brian mengeluarkan sedikit kepalanya.
"Salam buat nyokap lo" kemudian dia menginjak gasnya. Dan pergi. Meninggalkan bau asap mobilnya.
"Aku pulaaaaang......!!" Kataku ketika masuk rumah. Sepi. Mungkin mama sudah tidur.
Mama memang tidak pernah mengunci pintu depan kalau aku pergi. Mungkin mama takut kalau aku kekuncian. Lagi pula maling juga segan untuk masuk. Apa yang akan dicuri dari rumahku ??
Aku melangkahkan kaki menuju kamar. Aku melihat tempat tidurku. Segera aku melompat dan menjatuhkan diri ke kasur. Melihat bintang bintang kertas langit atapku.
Aku memejamkan mata sebentar. Tubuhku capek sekali rasanya. Tiba tiba aku teringat sesuatu. Mataku langsung terbuka dengan sendirinya. Sontak aku duduk, dan berfikir bagaimana itu terjadi.
Darimana Brian tau alamat rumah gue ?! Gue yakin gue gak bilang tadi.
Ya ! Tadi gue masuk mobil, duduk, tanya, kemudian sampai rumah. Gue gak bilang sama sekali kan ?!! Ini aneh. Duuh Ve lo bego banget.
Kenapa baru ingat pas di rumah sih !!Aku kesal dengan diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku baru sadar kejadian ini. Brian tau rumahku tanpa komando. Dan satu hal lagi ada di benakku.
Dia ngasih salam ke nyokap gue. Darimana dia tau kalo gue tinggal sama nyokap doang? Kenapa dia gak bilang 'salam buat nyokap bokap lo' kenapa cuman nyokap doang?
Gue harus cari tau !! Brian gak lagi songong, dia juga misterius dan penuh dengan teka teki. Dan gue akan memecahkan teka teki itu !!
*****
Hello readers. Sorry kalo part ini dikit banget. Tunggu lanjutannya yaa. ^_~
Jangan bosen bosen ngasih comment di ceritaku.
Kalo kalian suka vote juga yak.
Thx

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
Novela Juvenil"Dream Catcher akan menangkal mimpi burukmu" Apa pernah kau mendengarnya. Apa kau lebih takut pada mimpi buruk ? Lalu bagaimana jika itu kenyataan ? Siapa yang akan menolongmu dari kenyataan yang begitu pahit? Aku Reveline anastasia, gadis kecil...