Getaran hapeku membuatku terbangun. Pukul lima pagi. Kemarin aku menghabiskan waktu bersama Brian. Mungkin aku bermimpi kencan dengannya . Tapia aku sadar itu kenyataannya.
Aku meraba raba di bawah bantalku mencari hapeku yang biasanya kutemukan disana. Ternyata hapeku berada di belakang punggungku.
Bagaimana aku tidur ? Jangan dipertanyakan. Aku bermimpi sepanjang malam, mimpi indah ! Membuatku tidur sangat nyenyak hingga membuat tidurku berpola abstrak !
Ku lihat ada sebuah chat masuk. Hmmm.....pasti itu Brian. Aku membukanya. Dan itu adalah Patricia ?
Hah ? Patricia ? Jam segini ? Dia chat ngapain ?
Patricia : Ve, gue minta maaf sama lo
Aku memang menpunyai kontaknya. Tapi baru ini aku chat dengannya. Amazing ! Patricia mengirim teks itu sebayak 12 kali dan dengan teks yang sama.
Mungkin dia mengigau, nanti kalau dia sadar dia akan membuliku lagi. Atau mungkin dia dipaksa Gerald. Ya kemungkinan itu yang aku pikir.
Sudahlah aku tidak memikirkan Patricia. Lagi pula ada seseorang yang menetap di pikiranku sejak kemarin. Yaaap. Brian !
Semua jadi terasa indah, menyenangkan. Bangun tidur pun aku rasanya bahagia. Sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Apa mungkin ini yang namanyaa.... jatuh cinta. Semua bunga terlihat cantik. Semua bunga terlihat mekar. Dan indah.
Rasanya ingin tersenyum setiap saat. Rasanya bibirku selalu mengembang. Haha entahlah.
Brian : jam setengah 7. Di dpn rumahmu.
Ya tuhaaaan, Brian akan menjemputku. Aku harus bergegass! Jangan sampai dia menunggu.
****
Beeep !! Beep !
Suara klakson mobil terdengar. Brian. Siapa lagi. Aku segera turun dan perpamitan kepada mamaku."Hai" sapaku saat bertemu Brian.
"Masuk gih" katanya. Aku segera masuk ke mobilnya.
Tiba tiba dia memelukku erat. Aku hanya membeku dipeluknya.
"Gue gak tau mengawalinya dari mana" dia melepaskan pelukannya padaku.
" maksudmu ?" Kataku penasaran.
"Hubungan kita" jawabnya datar.
Hubungan kita ? Apa maksudnya dia akan menembakku ? Apa aku akan jadi pacarnya. Ya tuhan !! Aku sudah cukup bahagia di dekatnya. Bagiku itu saja cukup.
Aku diam seribu bahasa. Tidak menanggapi celotehan Brian barusan. Sekarang yang aku pikirkan adalah bagaimana respon anak anak liat aku dan Brian satu mobil, berangkat ke sekolah bersama. Matilah aku.
Kakiku gemetar ketika mobil berhenti di parkiran sekolah. Banyak siswa yang sudah mengamati mobil Brian sejak tadi. Brian melihatku dan memberiku kode untuk turun. Aku menggeleng cepat. Aku takut sekali.
Brian turun sendiri dari mobilnya. Tadinya aku berfikir kita akan turun tak bersamaan. Tapi Brian membukakan pintu dari sisi satunya. Lalu menarikku untuk keluar. Aku sempat menolak. Tapi dia menarik lenganku keras. Terpaksa aku keluar dari mobilnya.
Semua mata tertuju padaku. Aku malu sekali. Ku lihat ekspresi wajah Brian. Datar. Manamungkin dia bisa secuek itu padahal dia sekarang jadi pusat perhatian ?
Seseorang menggamit tanganku dan menjauhkan aku dari Brian.
"Cieeee.... berangkat bareng nih" Thata mulai usil. Tapi dia berhasil membuat mukaku merah. Aku mensikut perut Thata. Kemudian kita pergi ke kelas tanpa menghiraukan Brian.
Hari ini aku sukses jadi bahan pembicaraan orang. Ya setidaknya itu yang aku tau.
Aku masuk ke kelas. Ekor mataku melihat Patricia. Dia melihatku, dengan tatapan tidak seperti biasanya. Aneh !
***
"Lo udah jadian sama kakak gue" Gerald menanyakannya saat mulutnya masih penuh dengan gado gado. Aku menggeleng keras."Kenapa gak jadian??" Thata menimpali. Aku hanya mengangkat bahuku.
"Besok ulang tahun Brian" ucap Gerald. entah kenapa telingaku peka dengan sesuatu tebtang Brian.
"Besok??" Tanyaku memastikan. Gerald mengangguk mengiyakan.
"Besok, dateng aja di restaurant pertigaan sebelum kompleks rumah gue" jelas Gerald. Aku hanya menunjuk diriku sendiri. Aku rak percayq respon Gerald positif terhadap hubunganku dengan Brian
"Gue diundang??" Gerald mengangguk pelan. Aku melihat ekspresi Thata. Jangan ditanya seperti apa. Dia sangat antusias menyuruhku pergi.
Ulang tahun Brian ?? Aku harus memberinya apa ?? dia punya segalanya. Bahkan mungkin kadoku nanti tidak akan berarti !
Aku melirik ke arah Thata. Thata hanya mengacungkan jempol saja. Huh ! Padahal tak semudah itu datang ke acara ulang tahun apalagi itu ulang tahun Brian !
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
Teen Fiction"Dream Catcher akan menangkal mimpi burukmu" Apa pernah kau mendengarnya. Apa kau lebih takut pada mimpi buruk ? Lalu bagaimana jika itu kenyataan ? Siapa yang akan menolongmu dari kenyataan yang begitu pahit? Aku Reveline anastasia, gadis kecil...