Dunia Aneh

293 31 0
                                    

Aku menoleh kebelakang. Ketua Peri berwajah seram. Matanya terbelalak. Dia kaget-kah? Hm, apa salahnya dengan mobil itu? Ah, tunggu. Jangan-jangan...

"Mobil itu bukan dari sini," ucapku. "Hey, mereka membawa Jesse. Maksudku, teman-temanku?"

"Sangat benar," sambung Ketua Peri. "Peri-peri. Berikan ia jubah. Cepat !"

Peri-peri kemudian berkumpul. Tongkat mereka menyatu lalu terpancar sinar emas. Diatas kepalaku lalu turun. Aku menutup kedua mata. Karena sangat terang. Disini sepi. Apa mereka tidak diketahui? Darimana para penjahat itu berasal?

"Bukalah matamu."

Aku membuka mata. Jubah merah layaknya raja. Keren. "Apa sebaiknya kita lapor polisi ? Atau petugas keamanan ?"

Ketua Peri menepuk keningnya, "Apakah dengan waktu sesingkat ini? Sebentar lagi mereka akan menghilang. Jika kau memanggil polisi, tidak akan berguna."

"Lalu aku harus bagaimana? Apa maksud jubah ini?"

"Kau bisa terbang dengan jubah ini. Caranya kau berdiri tegak. Lalu fokus kemana engkau akan menuju. Lalu katakan 'terbang'. Mengerti?"

Aku kemudian berdiri tegak. Mobil yang membawa Christ dan teman-temanku sudah dinyalakan. Aku fokus ke mobil. "Terbang!"

Mobil itu terbang. Seketika badanku terasa terangkat. Laju mobil semakin cepat. Begitu juga dengan kecepatan jubah ini. Para peri memegang jubahku. Mereka tidak mungkin terbang secepat ini dengan badan dan sayap kecil mereka.

"Eh!" pekikku. "Tidak bisa lebih pelan?!"

Peri-peri itu tidak menyahut. Suaraku kalah oleh hempasan angin. Mobil itu melewati sebuah lingkaran besar di langit. Tunggu dulu, apa itu? Cahaya terang lagi berbentuk lingkarang oval. Mengapa aku selalu melihat cahaya terang hari ini? Mataku sakit terus-menerus melihatnya. Aku menutup mataku. Kurasakan udara dingin disekujur tubuhku. Dan kecepatan terbang jubah berangsur lamban. Aku membuka mata.

"Kita dimana ?" tanyaku.

"Chintya, selamat datang di Dunia Sahaara," sambut Ketua Peri.

Mataku berbinar. Indah sekali. Bunga mawar berbagai warna dimana-mana. Rumput hijau seperti di desa. Desa yang modern. Lihatlah ada rumah yang sangat indah...mengapung di udara ?!

"Rumah itu mengapung?" tanyaku masih terbang.

"Ya. Inilah Sahaara. Walaupun terlihat asri, tapi orang-orang disini sebagian besar tidak menyenangkan," jawab Ketua Peri.

"Apa pekerjaan orang-orang disini?"

"Mereka sebagian besar menjadi budak. Ya, disini budak ada tingkatannya. Pertama, menengah, dan istimewa. Ada yang menjadi ahli kebun, pemancing, penjual atau pedagang untuk budak pertama. Budak menengah, ada pekerjaan menari untuk raja, ahli masak kerajaan, pembantu, ahli kesehatan, ilmu perang. Terakhir budak istimewa, inilah yang paling sulit. Pekerjaan mereka adalah mengorbankan nyawa. Mereka para budak istimewa harus berperang. Jangan kaget, disini banyak sekali iblis."

Mataku membulat, "Iblis ?"

Ketua Peri mengangguk cepat. "Tapi tenang, sebagian iblis ada yang baik, bisa diajak kompromi, dan melakukan hal baik lainnya."

"Bagaimana caranya agar bisa menambah peningkatan budak?"

Ketua Peri menepuk keningnya. "Aku hampir lupa. Kau memiliki 10 bintang. 2 bintang untuk budak pertama, 3 untuk budak menengah, dan 5 untuk budak istimewa. Jika misalkan kau masuk budak pertama, kau bekerja, lalu jika 2 bintang biru muncul di tanganmu, itu artinya kau telah selesai menjalani pekerjaan budak pertama."

Another World Sahaara LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang