Penyerangan 3

86 11 0
                                    

"Siap Christ?"
"Kapan pun itu."
"Baik. El, kau tau tugasmu?"
"Ya!"
"Apa?"
"Em..."

Aku membuang nafas. "El, kita tidak sedang main-main."

"Oh iya!" Elvino menepuk keningnya, "mengobati Yang Teragung Saha dan Yang Tercantik Ara!"

"Dan?"

"Em..." Dia berfikir sejenak. "Oh, membantu kalian jika perlu."

"Bagus."

Semua sudah siap. Aku berdoa agar semuanya baik-baik saja. Peter dan Ben pasti membantuku disana. Semoga saja.

"Mengapa jantungku berdetak cukup hebat?" tanya Elvino memegang dadanya. "Jantungku serasa ingin keluar."

"Masukkan jempolmu ke mulut, lalu tiup," Christ menyiapkan pedangnya. "Itu akan membantu."

Aku tersenyum melihat Christ yang bersemangat. Sifatnya mulai berubah. Aku bersyukur masuk ke tempat ini.

"Walaupun kita bertiga, semoga semua lancar," ucapku menyiapkan busur. "Siap-siap.."

"Ada yang perlu kata motivasi?" tawar Christ.

"Silahkan."

"Jangan mati dengan sia-sia," ujarnya tenang. Malah membuat jantungku semakin berdebar.

Aku menoleh ke Christ dan Elvino. "Sekarang."

Braaakkkk....!!!

"Lactumos tu electus!!"

Zepp..!!
Zepp..!!

"Argghh...!!"

Aku berhasil membidik kakek. Tapi sepertinya itu tidak mempan. Kuulang berkali-kali. Tidak berhasil.

"Itu tidak akan berhasil. Haha!" ucap Yang Mulia Sekana.

"Mostabus ec quero!" teriak Christ memunculkan cahaya di pedangnya dan mengenakan kakek.

Tidak terjadi apa-apa.

"Exsosita de mueda!"
"Lelugo mul das!"

"Bim salabimm...!!"

Aku dan Christ menoleh ke Elvino. Apa yang dia lakukan?

"Em.. Hanya saran," ucapnya menggaruk tengkuk kepalanya.

"Bhahahaha!" tawa Yang Mulia Sekana pecah.

Tidak sesuai rencana! Aku tidak tau apa saja kekuatan Yang Mulia Sekana. Kelemahannya hanya suara harmonica.

"Sekarang...!!" seruku mengeluarkan harmonica.

"Kau gila?!" Yang Teragung Saha berseru dibelakang. "Kau ingin membunuh ayahku?!"

Aku dan Christ berpandangan. Christ mengangguk lalu membunyikan sedikit harmonicanya. Sontak Kakek menutup kedua telinganya.

"Jadi kakek—"

"Dia disihir! Terkutuk kau Sekana!" jawaban dari Yang Teragung Saha membuatku merinding.

Another World Sahaara LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang