Penjelasan

123 12 0
                                    

'Chintya! Woy, bangun!'
'Christ?!'
'Bebasin aku. Jangan tidur terus."

Aku membuka mataku. "Christ?!!"

Mataku melirik kekanan dan kiri. Tidak ada siapa-siapa. Tapi aku mendengar suaranya tadi. Kurasa itu mimpi.

"Bagaimana cara keluar dari sini?"

Mengerikan. Sel-sel berkarat. Lumut di dinding batu. Lantai yang kasar. Untunglah ada cahaya walaupun sedikit.

"ADA ORANG DILUAR ?!!!"

Berteriak kencang terkadang bisa menyelesaikan masalahku. Tapi sepertinya tidak untuk sekarang. Tidak ada sahutan sedikitpun. Hanya suara ringkikkan kuda.

Tunggu dulu.
Kuda?
Bukan, unicorn.

"Kau?" mataku berbinar.

Kuda ini yang mengantarku ke Dunia Sahaara. Bertemu Stev, Lyla, dan Peter yang masih sehat dan ceria.

"Kau tau cara keluar dari sini?"

"Aku tau."

Suara kakek. Dimana beliau? Sepertinya beliau ada di sebelahku. Ya, benar. Beliau duduk di sebelahku dengan santai dan senyuman mengkurut yang ia miliki.

"Hai, kakek."

Kakek menambah lebaran senyumnya. "Mau sedikit cerita sebelum berperang?"

Aku ikut duduk di sebelah kakek. Unicorn juga ikut duduk dengan menekuk semua kakinya.

Kakek mengambil nafas panjang. "Akan menjadi kisah panjang dan tak biasa untukmu."

Aku mengerutkan kening.

"Saat itu mereka masih seorang anak kecil.."

***

"Hei tunggu aku!"

Saha berlari memutari taman indah dengan bunga-bunga menghiasi. Selalu menjadi kesukaan Saha saat bermain dengan bunga dan mengikuti gaya terbang kupu-kupu.

Saha mengejar kupu-kupu indah. Sudah hilang ingatannya menangis tersedu-sedu karena terdampar disini. Ya, dia terdampar disini sejak kecil.

"Aku rasa ini membosankan."

Saha duduk terdiam sambil memainkan jarinya. Benaknya berharap agar ia bisa membuat suatu sulap. Sulap yang mengagungkan kelak. Itu berhasil.

Ia memutar-mutar jari telunjuk kecilnya dan cahaya datang memutarinya. Ia bangun dan melompat-lompat. Sangat senang dengan keadaannya sekarang. Saha menjadi orang pertama yang masuk dan mendapat kekuatan ajaib dari Dunia ini.

"Kalau ini sulap," ia mengatupkan kedua tangannya. "Aku ingin semua ini berubah menjadi kebun bunga!"

Ibunya, seorang Dewi. Ayahnya manusia, itu aku. Haha. Ibunya adalah Dewi Penguasa Alam. Kalau aku sangat suka terbang. Sehingga ia sangat suka bermain dengan bunga dan terbang bebas. Maka dari itu ia menciptakan Bunga Terbang.

"Bunga Terbang melambangkan kehormatanku dan kasih sayangku kepada Ibu dan Ayahanda. Buatlah Bunga Terbang yang mempunyai harum semerbak dan bisa merasakan ingin terbang saat menghirupnya."

Another World Sahaara LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang