14 February 2014
Akhirnya hari itu pun datang. Masih dengan seragam putih abu-abunya, Gita menelusuri taman kota yang mulai penuh dengan couple-couple yang membuatnya merasa benar-benar ngenes. Di salah satu sisi taman, ada banyak bergantungan kertas-kertas di pohon. Gita pun melangkahkan kakinya.
"Mau nulisin sesuatu, Mbak?" tawar seorang bapak-bapak yang membawa banyak kertas warna-warni di dekat pohon itu. "Anggap saja pohon harapan,"
Gita tersenyum. Setelah mengeluarkan beberapa uangnya untuk membeli kertas senada dengan tasnya, biru muda, Gita pun mulai menulis beberapa kata. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju pohon itu. Banyak harapan-harapan yang sepintas ia baca sampai ia melihat ada satu kertas yang warnanya berbeda dari yang lainnya.
Kertas lainnya lebih berwarna cerah. Tapi kertas itu berwarna abu-abu kehitaman. Gita pun mendekati kertas itu. Dan ia terkejut saat membacanya.
Let's get lost together, Saralee Anggita
Gita membolak-balikkan kertas itu mencari identitas penulisnya. Tapi tak ada tulisan lain selain tulisan itu. Hanya ada gambar seorang kakek tua di bawah tulisan itu. Apa maksudnya?
"Kata Masnya, biar ceweknya gampang nemuin," kata Bapak itu sambil tersenyum. Gita pun hanya mengangguk pelan. Masnya? Siapa?
Gita memutuskan untuk menggantungkan keinginannya itu di dekat 'kertas misterius'. Dan tak sengaja, Gita melihat ada selembar kertas pink dengan tulisan yang tak kalah mengejutkan.
Gue bakal ada di sisi lo. Sampai akhir, Adrian Alexi.......... By Frenda
Gita hanya bisa mengehembuskan napasnya yang berat dan pergi dari tempat itu. Pikirannya melayang. Bukan karena banyak couple-couple yang melihatnya kasihan, tapi karena tulisan Frenda itu.
Tiba-tiba, pandangannya tertuju pada kedai di seberang taman. Gita masih bisa melihat jelas orang yang duduk di dalam kedai itu, tepat di samping jendela besar kedai. Tanpa pikir panjang, Gita pergi ke kedai itu.
"Ian?" sapa Gita setelah masuk ke kedai dan mendapati orang yang ia kenal tengah meminum chocolate milk shake. "Lo ngapain di sini?" lanjutnya sambil mengambil duduk di depan Adrian.
"Harusnya gue yang nanya gitu," jawab Adrian dingin.
Iya juga ya. Pikir Gita. Tiba-tiba Gita teringat dengan tulisan Frenda di taman tadi. Jangan-jangan Adrian sama Frenda......
"Gue dari nganter Ray ke bimbel," kata Adrian membuyarkan lamunan Gita. "Elo?"
"Mmm dari jalan-jalan aja sih. Dari taman,"
Adrian hanya menjawab dengan 'oh'an. Gita tak tau harus menjawab apa lagi.
Tiba-tiba HP Adrian pun bergetar.
"Halo?" Gita hanya meliriknya. "Iya, kakak di kedai depan taman,"
Kakak? Ray ya yang telvon?
"Ya udah. Kakak yang ke situ aja nggakpapa,"
Kemana?
"Iya ni. Sama Gita," Adrian melirik ke arah Gita dan membuatnya berpura-pura melihat isi kedai. Tak sengaja ia melihat seseorang di depan pintu kedai. WHAT? Teriaknya dalam hati.
Gita melihat Dhita yang tengah memegang telvon di telinganya dan celingukan mencari seseorang dari pintu kedai. DHITAAAAA!!!!!!!!!!!!!
"Dhita!" panggil Adrian sembari tersenyum. Dhita pun membalas dengan senyuman dan mulai berjalan mendekati meja Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Teen Fiction*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...