== sisi lain dari Adrian ==
Adrian membanting pintu mobilnya keras-keras jika mengingat kejadian di supermarket baru saja. Dia benar-benar tak habis pikir. Mengapa Daffin tiba-tiba menjadi buntut Gita? Kemanapun Gita, pasti akan ada Daffin.
"Lo kenapa sih, Yan?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari kedai yang sudah tutup.
"Nggak papa Mbak," elak Adrian saat menyadari seseorang melihat apa yang baru saja ia lakukan.
"Gue tau lo boong," wanita itu membuka pintu mobil Adrian dan mengambil beberapa belanjaan yang Adrian beli.
"Gue baru sebel aja," aku Adrian membuat wanita itu meletakkan kembali barang-barang yang hendak ia bawa dan memutar badannya menghadap Adrian yang tengah bersandar di mobil.
"Jangan-jangan lo tadi ketemu....."
"Iya! Sama cowok lain lagi,"
"Bukan yang biasanya?"
"Bukan. Yang biasanya baru ngambek,"
"Hahahaha," wanita itu tertawa lepas membuat Adrian semakin frustasi.
"Lucu ya, Mbak?"
"Enggak...enggak... sorry kelepasan," Adrian membuang napas beratnya. "Pantes aja gue nggak liat dia dateng ke sini akhir-akhir ini."
"Mbak kasih gue saran deh. Gimana caranya ngebuat tu orang cepet-cepet pulang dari rumah Gita,"
"Tu orang? Siapa?"
"Daffin,"
"Daffin temen sekelompok lo itu kan?" Adrian mengangguk. "Gampang. Lo telvon aja. Tanya tugas kek. Bilang lo lupa. Terus sekarang butuh banget. Besok presentasi kan? Bilang aja lo belom nyicil."
Adrian tersenyum lebar. "Lo emang pinter banget Mbak," kata Adrian sembari mengeluarkan HPnya.
"Bantuin dulu napa?" wanita itu menunjuk barang belanjaan yang masih banyak di dalam mobil membuat Adrian mengurungkan niatnya untuk menelvon. Dimasukkannya kembali HPnya dan mulai membantu untuk membawa belanjaan masuk ke dalam kedai. "Saran gue nggak gratis ya."
"Iya gampang. Gaji lo naik deh. Goceng,"
"Goceng? Buat ngojek aja kagak bisa. Beliin makan kek,"
"Iya deh. Karena saran Mbak Lina malem ini jitu, gue jajanin,"
Lina tertawa puas. Perempuan berumur 20 tahun itu memang terkenal akrab dengan Adrian. Karena ibunya yang sejak dulu sudah bekerja di tempat Adrian, membuatnya sangat mengenal Adrian. Adrian pun sudah menganggapnya seperti kakak kandung.
Lina selalu mengerti masalah yang Adrian hadapi. Selama ini, Adrian jarang bercerita pada siapa pun kecuali Lina. Adrian sudah sangat percaya pada Lina. Oleh karena itu, Adrian meminta bantuan Lina untuk mengurus kedai miliknya itu.
Lina sama sekali tak keberatan. Ia selalu membantu Adrian dalam mengurusi kedai, mulai dari menu sampai karyawannya. Ia juga turut dalam melayani pelanggan dan mengatur kedai saat Adrian tengah sibuk dengan sekolahnya.
***
Hari yang dingin. Dari semalam, rintikan hujan belum juga berhenti. Alhasil, Arya dan Gita yang sebelumnya mempunyai rencana untuk pergi ke rumah Uli yang hari itu tak berangkat, akhirnya gagal total. Mereka pun memutuskan untuk membeli coklat panas di kedai kesukaan Gita, Kedai Honoprins. Awalnya Arya menolak. Tapi karena Gita yang tak punya teman untuk pergi ke sana akhirnya mau membayari makanan Arya, membuat Arya luluh.
"Gita? Baru keliatan aja," perempuan itu menyerahkan daftar menu ke Gita dan Arya.
"Iya nih, Mbak. Kangen ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Teen Fiction*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...