[15] Don't Get Me Wrong

1.9K 72 0
                                    

"Pagi, Princess," sapa Arya yang tiba-tiba datang dengan motor merah gedenya tepat di sebelah Gita yang baru melepas helm.

"Paan lo! Ngapain juga parkir di samping motor gue!" maki Gita.

"Masih pagi, Buk! Udah PMS aja," Gita tak menanggapi lagi dan langsung pergi meninggalkan parkiran. "Heh Ibuk PMS, salah jalan!" teriak Arya di belakang.

"Orang gue nggak mau ke kelas," elak Gita yang masih terus jalan. Jujur, ia tak tahu kelasnya dimana. Ia hanya terus jalan. Karena terlalu malu jika ia berbalik ke arah Arya.

Langkah kaki Gita terhenti saat melintasi kelas dengan tulisan 'XIA Class'

XIA Class? Kelasnya Adrian!

Tanpa pikir panjang, Gita pun segera mengintip dari jendela. Sayangnya, pandangannya tertutup oleh kurden. Ia pun harus berusha keras mencari celah kurden dan.... Yaps! Di bangku paling belakang, ia bisa melihat Adrian tengah membaca dengan headphone yang sudah rapi menyumpal telinganya.

Ck ck ck bahkan yang dia baca bukannya buku pelajaran. 'Biarkan Jarimu Menari Di Atas Gitar'? Mau jadi guitarist?

"Gita kan?"

Gita yang seperti ketahuan tengah 'maling' segera membalikkan badannya dan melihat seseorang yang datang.

"Ah bener. Lo ngapain di sini?"

Dia kan......

"E... Anu... Itu... Nyari kelas. Tapi gue malah kesasar," Gita menampakkan deretan gigi putihnya. Lelaki itu pun tersenyum ketika lesung pipi Gita merekah. Duh gue lupa nama dia siapa.

"Emang lo kelas apa?"

"XI MIPA 7,"

"MIPA 7? Lo lurus aja. Entar mentok, nah kelas lo yang sebelumnya," terang lelaki itu sambil menunjuk ke arah lorong yang mulai ramai dengan anak-anak yang baru datang.

"Oh, gitu. Oke... Thanks... Ya... El... Gue duluan," Gita pun ngacir. Ah bodo amat. Yang jelas namanya ada El nya. Gita yang sudah agak jauh masih melambaikan tangannya membuat lelaki yang sedari tadi masih memandangnya tersenyum.

"El? Dia manggil gue El? Boleh juga," lelaki itu pun masuk ke kelas XIA Class dan melihat seorang laki-laki tengah membaca buku. Kursi di sebelahnya sepertinya masih kosong. "Boleh duduk sini?" tanyanya dengan ramah.

Adrian pun tersenyum.

"Gue Daffin," katanya memperkenalkan diri.

"Siapa sih yang nggak kenal Daffin di sekolah ini? Adrian," Adrian membalas jabat tangan Daffin dan membuatnya tersenyum.

"Ada kok," kata Daffin sembari tersenyum sendiri. Adrian hanya manggut-manggut tanpa ada niatan untuk bertanya lagi. "Selamat ya, lo yang nomor satu,"

"Apaan sih. Cuma kebetulan aja,"

"Oh iya, lo dulu kelas X berapa?"

"X IPA 2. Lo?"

"X IPA 7. Pantesan gue jarang liat lo. Emang sekolah kita kebanyakan siswa ya?"

"Mungkin,"

"Ngomong-ngomong, lo sekelas dong sama Gita?"

"Gita? Iya. Kenapa?"

"Hehe enggak kok,"

***

Suasana kelas baru! Yaps! Kini Gita tak lagi sekelas dengan Putri, Ara, Hanin, apalagi Adrian. Walau begitu, Gita dengan mudah membaur dengan teman-teman barunya. Apalagi karena kemarin ia sempat ikut menjadi panitia MOS. Setidaknya ada beberapa temannya yang sudah ia kenal saat kepanitiaan. Salah satunya Uli yang memiliki nama asli Julia Clara Simbolon yang sekarang sebangku dengannya.

TRUST LOVE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang