Adrian benar-benar tak bisa tidur dengan nyaman. Baru saja ia memejamkan matanya, tiba-tiba Arya datang dengan serentetan pertanyaan bodohnya. Adrian terus mendesah agar Arya pergi dan membiarkannya menikmati tidur. Tapi rupanya Arya tak sepeka yang ia bayangkan.
"Lo bisa nggak sih keluar? Gue pusing nih," kata Adrian yang sudah kehabisan kesabaran.
"Yaela. Ternyata elo bisa sakit juga. Tapi... kenapa bisa bareng gitu ya sama Gita? Dia juga nggak berangkat hari ini. Itu yang mau gue kasih tau ke elo,"
"Udah tau," ucap Adrian lirih sambil menutup matanya dengan lengan kirinya.
"Udah tau? Dari mana?"
"Lo pikir siapa yang ngerawat dia semaleman?"
"Ha?" ucap Arya tak mengerti.
"Udah sana lo kel..."
"HA?" teriak Arya membuat penjaga UKS ikut berteriak menyuruhnya keluar. "Gue brisik, lo juga brisik, Mbak," gumam Arya. "Ngomong-ngomong, kenapa bisa gitu?"
"Gue baru males cerita. Gue mau tidur. Sana pergi,"
"Gue nggak mau keluar sebelum lo cerita,"
Adrian berdecak sebal. "Dia baru ada masalah. Terus kabur dari rumah. Sekarang ada di rumah gue. Udah. Sono pergi," ucap Adrian sembari mendorong tubuh Arya pergi.
Arya yang hendak bertanya kembali menutup mulutnya saat melihat tatapan Adrian yang benar-benar merasa terganggu. Ia pun segera keluar UKS dan kembali ke kelas.
HP Adrian bergetar membuatnya kembali membuka mata. Ada SMS dari Dhita yang meminta Adrian untuk membujuk Gita agar mau pulang. Adrian menghela napas panjangnya dan kembali menutup mata.
***
"Non, bangun Non. Minum obatnya dulu,"
Gita mencoba membuka matanya saat ia merasakan ada suara lirih yang membangunkannya. Saat ia membuka matanya, suasana di sekelilingnya masih tampak gelap. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali seraya mencoba mendudukkan tubuhnya.
Gita sedikit tersentak saat melihat seseorang yang membantunya duduk. Wanita yang bisa dibilang sudah agak tua. Dan... tunggu. Gita mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Ini dimana?
"Non? Masih pusing?" tanya wanita itu.
"Eee sedikit,"
Wanita itu menyerahkan sebuah mangkuk kecil berisi minuman. "Ini jamu tradisional. Insyaallah bisa ngurangi pusing."
Gita menerima mangkuk kecil itu dan meminumnya. Wanita itu kemudian menyodorkan segelas air putih. Gita merasa linglung. Siapa wanita di sebelahnya dan di ruangan apa ia sekarang? Tunggu. Apa dia nenek sihir yang ngasih gue racun ya? Kok gue langsung nerima gitu aja?
Lamunan Gita buyar saat wanita itu membuka tirai cendela dan pintu balcon menampakkan dahan pepohonan yang ada di sekitar kamar terlihat basah. Gita menghela napas dan merebahkan kembali tubuhnya setelah ingat jika semalam ia melarikan diri dari rumah. Dan ruangan yang ia pakai ini tidak lain dan tidak bukan kamar milik Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Teen Fiction*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...