[42] Kencan Terakhir?

3K 81 4
                                    

Gita terjingkat kaget saat pertama kali membuka matanya karena ada sesosok laki-laki yang tidur di sampingnya. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum.

Adrian

Laki-laki yang menghiasi masa SMA itu kini sudah sah menjadi suaminya sejak kemarin. Gita pikir ini adalah akhir dari cerita cintanya. Happy ending. Tapi sebenarnya tidak.

Ditatapnya wajah Adrian yang masih terlelap. Gita mengingat kembali perbincangannya dengan Adrian semalam. Tentang menyelesaikan kuliah terlebih dahulu.

Gita tidak muna. Ia sudah cukup umur mengerti tentang 'kegiatan' suami istri. Ia menginginkannya, tentu saja. Tapi karena mereka harus menyelesaikan kuliah terlebih dahulu, tidak apa menundanya terlebih dahulu. Apalagi mengingat Adrian yang baru memasuki usia 17 tahun.

Wajah Gita mendadak muram. Bukan pikiran itu yang sebenarnya mengganjal hatinya sekarang. Namun mengingat bagaimana ia harus LDR dengan Adrian setelah ini.

28 Juni lalu, sebelum ia resmi menikah dengan Adrian, ia dan Adrian sudah dinyatakan lulus SBMPTN. Dimana ia diterima di Jurusan Bahasa di salah satu universitas di Yogyakarta sementara Adrian diterima di Jurusan Kedokteran Umum di Surabaya. Setelah itu, ia dan Adrian sepakat untuk menjalani hubungan LDR.

Bukankah ia baru saja merasa bahagia karena mendapat balasan cinta dari laki-laki tiba-tiba saja menariknya kembali dalam pelukan hangatnya. Gita sedikit tersentak.

"Yan..."

"Bentar lagi," ucap Adrian masih dengan mata tertutup dan suara khas bangun tidur mampu membuat senyum Gita kembali mengembang.

Gita pun membalas pelukan Adrian. Dirasanya Adrian mengecup pelan pucuk kepalanya.

"Subuh dulu," ucap Gita namun justru dibalas Adrian dengan mengeratkan pelukannya.

"Kalau gue bilang nanti aja dosa nggak?"

Gita terkekeh sambil memukul pelan perut Adrian. Oh, Gita tak pernah menyadari jika perut laki-laki itu begitu kokoh.

"Buruan, ah. Mau bantuin Mama sama Bi Minah juga,"

Adrian kembali mengecup pucuk kepala Gita sebelum melepas istrinya dan kembali menarik selimut membuat Gita yang sudah hendak pergi ke kamar mandi berdecak sebal.

---

Rasanya sedikit aneh. Bangun tidur dengan Adrian di sampingnya, menyiapkan sarapan bareng Mama dan Bi Minah, hingga sarapan tanpa celotehan Dhita. Ah, Gita tiba-tiba saja merindukan suasana rumah. Padahal baru semalam ia berpisah dari keluarganya.

"Hari ini mau kemana?" tanya Gita yang duduk di sofa depan TV dengan kegabutannya pada Adrian yang baru saja selesai mandi dan ikut bergabung bersama Gita. Menonton tv.

Bukankah laki-laki itu ceroboh? Ia ikut sarapan masih dengan piyama tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Bahkan setelah sholat subuh bersama Gita, dimana Gita sibuk menyiapkan sarapan bersama Mama dan Bi Minah, Adrian justru kembali tidur.

"Emang mau kemana?"

"Ya kemana gitu kek. Gue bosen di rumah," ucap Gita sedikit manja melihat Adrian yang sepertinya tak tertarik untuk keluar rumah. Laki-laki itu justru merebut remot tv dari tangan Gita dan memindah saluran.

"Gue males keluar,"

"Ish," decak Gita. "Ray kemana?"

"Tauk,"

Mulut Gita mengerucut. Hampir saja ia mengucapkan sumpah serapah. Namun untung saja ia ingat jika laki-laki menyebalkan di sampingnya ini adalah suaminya.

TRUST LOVE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang