Gita duduk dengan sedikit gelisah di depan rumah. Ia berkali-kali melihat jam di tangan kirinya.
Hari ini, ia akan berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti tes tertulis SBMPTN. Setelah dinyatakan tak lolos SNMPTN, Gita pun mendaftar SBMPTN dengan jurusan dan universitas yang sama. Karena itulah, ia memilih untuk mengikuti tes di Yogyakarta, di kampus impiannya.
"Udah semua?" tanya Bunda yang membawakan sebuah kotak makan.
"Udah, Bun. Tapi Adrian kok lama banget sih?" ucap Gita kembali melihat jam di tangan kirinya.
"Sabar. Kan kemaren bilang jam 9,"
"Ini udah jam 9 lebih 5 menit!"
"Tumben," ucap Bunda mengejek. "Biasanya janjian jam 9, kamu keluar kamarnya jam 9 lebih 30."
"Ih Bunda! Ini kan beda!"
Tak berapa lama, terlihat mobil putih berhenti di depan gerbang rumah membuat Gita bangun dari duduknya. "Gita berangkat dulu ya, Bun!"
"Eh... biarin Adrian duduk bentar kenapa,"
Adrian keluar dari mobil bersama dengan Arya. "Pagi, Bunda," sapa Adrian sembari mencium telapak tangan Bunda yang disambut hangat oleh Bunda.
"Nak Arya yang nganter?"
"Iya, Tante. Dipaksa tepatnya," ucap Arya membuatnya mendapat tonjokan pelan dari Adrian.
"Bentar ya. Bunda malah cuma bawain roti 2 porsi," ucap Bunda hendak masuk namun ditahan oleh Gita.
"Keburu siang, Bun. Arya nanti biar makan di jalan aja,"
"Tega bener lu!" ucap Arya tak terima. Bunda pun hanya terkekeh pelan dan kembali masuk untuk mengambilkan roti buatannya untuk Arya.
Setelah berpamitan, mereka pun segera menuju stasiun. Gita memutuskan untuk menggunakan kereta yang lebih irit daripada menuruti kemauan Adrian untuk memakai pesawat.
"Terus, bulan madu kalian gimana?" tanya Arya yang duduk di samping Adrian yang tengah mengemudi.
"Bulan madu apaan!" ucap Gita sebal.
"Ya kan kalian nikah awal Juli. Terus pertengahan Juli udah mulai ke Jogja sama Surabaya kan?"
"Besok-besok aja juga bisa," ucap Adrian cuek yang sebenarnya justru membuat Gita kepikiran.
Setelah menurunkan barang-barangnya, Adrian dan Gita segera pergi menuju kereta yang akan membawa mereka ke Yogyakarta sebelum nanti Adrian kembali melanjutkan perjalanannya ke Surabaya. Mereka pun menepati tempat duduk.
Gita sempat uring-uringan karena Adrian justru duduk di tempat duduk samping cendela. Bukankah harusnya cewek yang duduk di samping cendela dan cowok melindunginya? Apa-apaan ini?
Tak berapa lama, kereta pun mulai berangkat. Adrian masih sibuk dengan HP-nya sementara Gita mulai mengantuk.
"Yan, tante lo yang di Jogja itu hubungan silsilahnya gimana?" tanya Gita yang sudah menyenderkan kepalanya senderan kursi.
"Tante Hani itu anak trakhir dari Oma. Jadi yang pertama papa, terus Tante Herza, terakhir Tante Hani," ucap Adrian menjelaskan.
Sebelumnya, Om Herman sempat mengatakan pada Gita jika mereka memiliki kerabat yang masih tinggal di Yogyakarta. Sementara, Gita bisa tinggal dulu di rumah Tante Hani, adik Om Herman, sebelum mendapat tempat kos yang cocok.
"Ah, gitu,"
"Tante Hani punya anak satu. Namanya Nicho. Dia lebih muda setahun dari lo. Tapi dia bakal jadi kakak tingkat lo nanti. Dia juga ngambil bahasa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Teen Fiction*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...