"El?" panggil Gita saat melihat seseorang yang sudah lama ingin ia temui. "Gue mau ngomong sesuatu sama elo," lelaki itu pun hanya tersenyum dan menyilahkan Gita untuk berbicara. Tapi Gita tiba-tiba mengurungkan niatnya saat melihat lelaki itu tengah sibuk dengan banyak kertas yang ia bawa serta HT yang sedari tadi bersautan.
"Ada apa?" tanyanya saat lama menunggu Gita.
"Elo lagi sibuk?"
Lelaki itu tersenyum. "Kalo elo mau ngomong dulu nggak papa kok. Lagian masih ada waktu buat persiapannya,"
"Eeee.... Sebenernya gue mau tanya. Elo kenal gue, Dika, Dhita, sama Ivan dari mana?" ada sedikit jeda yang Gita sengaja berikan jika saja lelaki itu ingin menjawab. "Apa jangan-jangan....."
"DAFFIN!" teriak seseorang yang membuat mereka berdua menoleh. Ada Arya di ujung lorong yang sepertinya juga sedang sibuk. "Buruan! Lampionnya ada yang kurang!" teriaknya lagi.
"Ya udah. Entar malem kita bicarain lagi aja. Gue mau nyiapin panggung dulu," Daffin berlari pergi ke arah Arya. Gita hanya membuang napas kasarnya.
"Ar, sie acaranya siapa?" tanya Daffin saat sudah menyamai langkahnya dengan Arya.
"Si Delon. Kenapa?"
"Gue bisa ubah formasi nggak? Sama mau ganti lagu,"
"Hah? Serius lo? Tingggal nanti malem acaranya,"
"Udah latihan kok. Cuma kemaren bingung mau ambil lagu yang apa. Terus sekarang mantepnya malah lagu yang satunya,"
"Nggak papa sih asal elo dan band lo siap. Nggak masalah,"
"Ya udah deh. Ntar gue ngomong sama Delon. Terus gimana lampionnya?....."
***
Gita memilih kemeja biru polosnya untuk malam ini. Dengan kaos putih, jeans putih, dan kemeja dengan lengan 3/4. Rambut hitamnya dibiarkan tergerai. Riasan pun hanya sekedar pelembab dan lip bamb.
"Jangan pulang malem-malem ya,"
"Hm,"
"Ati-ati bawa motornya,"
"Hm,"
"Kalo nggak berani pulang, minta dianter,"
"Hm,"
"Atau nginep aja dirumah Hanin,"
"Hm,"
"Bawa mantel,"
"Hm,"
"Jaketnya?"
"Ampun deh, Dik. Gue tu cuma mau dateng ke ulang tahun sekolah. Bukannya mau pendidikan prajurit,"
"Ya kan sekolah lo jauh,"
"Ini masih jam 5 Dika! Masih rame,"
"Pulangnya?"
"Jam 10,"
"Itu udah kemaleman. Selese jam 10. Pasti ada molornya. Terus entar ngeluarin motor lo dari parkiran perlu waktu. Belom lagi ngobrolnya sama temen-temen lo. Terus....."
"GUE NGINEP RUMAHNYA ARA! OKE?"
"Aduh kalian berdua tu kenapa sih?" lerai Bunda yang membawa susu vanilla untuk Dika dan susu coklat untuk Gita.
"Dika tu! Cerewet banget!"
"Dia ngeyel, Tan,"
"Kan maksudnya Dika tu baik. Dia khawatir sama kamu. Dia nggak mau kamu kenapa-kenapa, Git,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Fiksi Remaja*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...