Hari ini Gita merasa ada yang tak beres dengan detak jantungnya. Bagaimana tidak? Kemarin benar-benar hari yang tidak pernah ia bayangkan. Adrian tiba-tiba mengungkapkan perasaannya dan secara mendadak mengatakan jika ia adalah pacarnya. Bukannya selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan? Ternyata tidak.
Setelah dari taman, Adrian mengajaknya dan Dika mampir ke kedainya untuk sekedar minum. Mereka pun banyak bercerita. Dari sanalah Gita tahu jika Adrian selama ini juga memendam perasaan padanya. Walau awalnya Adrian mengelak, bukti yang Dika tunjukan berupa SMS akhirnya membuat Adrian mengaku.
Saat Gita bangun tidur tadi pagi, ia sempat merasa jika itu semuanya hanyalah mimpi. Tapi saat ia membuka HPnya, sudah ada pesan dari Adrian membuatnya percaya jika kemarin adalah kenyataan.
Ian Ntar bawa bekal makan ya
Apalagi setelah ia membaca pesan-pesan sebelumnya yang sempat Adrian kirimkan setelah mengantar Gita pulang. Ia meminta maaf karena tak bisa mampir dengan wajah bonyoknya dengan alasan tak mau dicap sebagai 'calon mantu' yang nggak baik.
Gita hanya bisa senyam senyum sendiri sampai akhirnya ia tersadar jika sudah memasuki gerbang sekolahnya. Karena kewarasannya yang sedang terganggu, Dhita akhirnya memutuskan untuk mengambil alih kendali motor daripada harus merelakan keselamatannya. Dan sesampainya di parkiran, ia sudah melihat Adrian tengah duduk di atas motor hitam dengan ditemani oleh Frenda yang berdiri di sampingnya. Mereka pun tampak ngobrol santai.
Tapi saat motor Gita berhenti tak jauh dari tempat mereka mengobrol, Frenda seperti sengaja berteriak menyindir Gita.
"Cieee yang ditunggu udah dateng!" teriak Frenda membuat Adrian terkekeh pelan. "Gue nggak mau ganggu ah."
"Ya udah pergi sono," gumam Gita.
"Kak Adrian jajain gue yaaaa!" teriak Dhita yang melangkah pergi ke kelasnya membuat beberapa orang yang ada di parkiran menoleh.
Gita pun hanya bisa menghela napas dan memberanikan diri untuk berjalan mendekat ke arah Adrian yang tersenyum tipis ke arahnya.
"Bawa bekal kan?" tanya Adrian saat Gita berjalan mendekat. Ia pun turun dari motornya. "Makan di kantin yuk."
"Sekarang?" tanya Gita kaget. Adrian hanya mengangguk dan mendorong pelan Gita untuk menuju ke kantin.
Kantin masih sepi tentunya. Beberapa ibu kantin masih beres-beres menyiapkan dagangannya. Sedangkan Adrian dengan santai duduk di salah satu bangku yang ada. Gita pun mengikutinya dan ikut duduk di depannya.
Gita mengeluarkan kotak nasinya yang berisi nasi goreng telur mata sapi. Adrian mengambil sendok yang Gita berikan dan mulai memakannya.
"Ta..." panggil Adrian disela-sela mengunyah. "Hari ini pengumuman siswa yang bisa ikut SNMPTN kan?"
Gita sedikit tersentak. Ia baru ingat jika nanti siang adalah pengumuman bagi siswa yang berhak mengikuti pendaftaran SNMPTN alias tanpa tes. Untuk tahun ini, bagi sekolah berakreditasi A mempunyai hak 75% dari seluruh siswa jurusan dan SMAN Bangsa Jakarta termasuk berakreditasi A. Berbeda dari tahun lalu yang seluruh siswa berhak mengikuti SNMPTN.
"Lo jadi mau daftar mana?" tanya Adrian yang masih sibuk menghabiskan bekal yang Gita bawa.
"Hm... kayaknya gue jadi ngejar yang Jogja," ucap Gita lirih.
"Hm gitu," Adrian hanya manggung-mangguk. "Tapi janji setia ya?"
Fix! Gita ingin teriak sekarang! Jantungnya berdetak tak karuan mendengar ucapan Adrian baru saja. Apalagi ditambah dengan lirikannya yang seakan menggoda dengan senyuman jahilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Dla nastolatków*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...