"GITAAAAAA!!!!!!!!!!!" teriak Hanin saat masuk ke kelas. Ia langsung berlari ke bangku Gita dan duduk di kursi sebelahnya sambil menangis.
"Lo kenapa, Nin?" tanya Gita khawatir dengan keadaan 'kucel' sahabatnya itu.
"Sammy, Git," Hanin masih terus menangis. Ntah ia menangis atau apa. Yang jelas, air matanya tak keluar. Atau karena saking keringnya jadi dia nggak bisa nangis kali ya? Atau jaim?
"Kenapa? Kak Sammy baik-baik aja kan? Bagian mana yang luka? Dia udah sadar? Astaga. Jangan-jangan....."
"Dia masih idup, geblek!" kata Hanin sambil mengusap pipinya 'yang tak ada air matanya'.
"Lha terus kenapa?"
"Gue putus, Git,"
"HAH? SERIUSAN LO? KENAPA?" teriak Gita. Untung kelas masih sepi.
"Iya," Hanin meletakkan kepalanya di meja dan disusul oleh Gita. "Dia udah ada yang lain, Git," kini Hanin memejamkan matanya.
"Baru juga beberapa hari, Nin," Gita mengangkat kepalanya kesal.
"Nah itu masalahnya, Git," kini Hanin ikut-ikutan mengangkat kepalanya kesal. "Kalo misal dari awal udah ada yang lain, kenapa harus nembak gue sih?"
"Mungkin bukan dari awal, Nin. Baru-baru ini kali ya? Ya udah deh. Lupain. Ada jalan lain biar lo bisa bahagia," kata Gita sembari menepuk-nepuk pundak Hanin. Hanin pun hanya mengangguk kecil dan langsung memeluk Gita.
"Dasar cowok!"
"Cowok kenapa?" kata seseorang yang tiba-tiba masuk ke kelas yang masih sepi itu.
Hanin pun yang tadinya membelakangi pintu, melepas pelukannya dari Gita dan melihat siapa yang datang.
"Cowok tu nyebelin," makinya. "Eh, Yan, lo sehat kan? Tumben jam segini udah berangkat?" cerocos Hanin seakan lupa pada masalahnya dengan Kak Sammy.
"Sehat wal afiat," Adrian pun meletakkan tasnya di bangkunya. "Cuma baru males di rumah aja," tambahnya sambil mengeluarkan mp3 dan memasangkan headset di telinganya.
Tiba-tiba Gita teringat cerita Adrian semalam. Om Hendra masih marahkan?
"Males di rumah. Kenapa? Jangan-jangan lo ada masalah ya? Kenapa sih? Cerita boleh lho...." Adrian dan Gita sama-sama tak mendengarkan ocehan Hanin. Adrian sibuk dengan mp3nya dan Gita mulai sibuk dengan HPnya. Ada SMS masuk dari Adrian semalam.
Adrian Alexi Lo bener juga. kayaknya gue emang kekanak-kanakan. Thanks ya Po. Btw lo lagi ngapain?
Pffff Gita! Kenapa lo semalem malah tidur sih? Caci Gita pada dirinya sendiri. Ia pikir jika ia seharusnya masih ada kesempatan untuk lebih dekat dengan Adrian. Ya, walaupun harus dengan nama 'Poppo'.
***
"Pokoknya besok pagi kantin gratis!" kata Hanin yang tiba-tiba sudah duduk di samping Gita dengan semangkuk bakso.
"Kenapa?" tanya Gita tanpa bersalah.
"Kan elo ulang tahun,"
"Enggak. Kata siapa?"
"Eleh! Nggak usah boong deh,"
"Besok masih tanggal 28, Nin. Kan ultah gue tanggal 29,"
"Tahun ini nggak ada tanggal 29 February, Git," Hanin mulai naik darah karena tingkah Gita kali ini.
"Ya udah. Artinya gue nggak ulang tahun," jawab Gita masih dengan santainya.
Hanin yang sudah tak ingin ada keributan, akhirnya memilih untuk menelan baksonya dengan (tidak) bulat-bulat. Sedangkan Gita hanya cekikikan melihat kekalahan Hanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST LOVE [Completed]
Teen Fiction*** "Ya, aku mencintai Ian," hanya kalimat itu yang selalu ada dalam benak Gita. Pada akhirnya, Adrian Alexi, lelaki yang selama ini ia kagumi telah sah menjadi suaminya. Sehebat apa usaha Saralee Anggita hingga akhirnya dapat meluluhkan hati beku A...