"Jimin-ah, ada yang harus aku bicarakan denganmu."
"Hmm? Ada apa, Hyung? Tumben sekali."
Jimin, ya, menurutku ia bisa aku andalkan sekarang. Ia sudah jauh lebih dewasa.
.
.
.
UURGH, HOEEK
"Tae, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja ... HOEEK!"
Satu per satu dari mereka berjatuhan ....
.
.
.
"Kumohon, mundurlah selangkah demi selangkah."
"Kalau aku tidak mau?"
"Kau harus mau."
"TIDAK! DAN JANGAN SENTUH AKU!"
Kesedihan dan kedukaan yang terus silih berganti ....
.
.
.
"Hyung! Apa maksudnya ini?!"
"Jelaskan padaku, Hyung! Setidaknya jangan kau pendam sendiri!"
"Tidak, itu ... itu bukan apa-apa ...."
Di kala rahasia yang kau coba simpan rapat-rapat mulai terkuak ...
.
.
.
"Hyung! Gwaenchana?"
"Aku baik-baik saja, tak perlu khawatir!"
"Senyummu palsu, Hyung."
Di kala kepalsuan yang kau buat mulai diketahui ...
.
.
.
"Sekarang jelaskan pada kami!"
"Hentikan ... kumohon ..., aku sudah terlalu lelah ..."
Maka saat itulah kau harus mengatakan yang sebenarnya.
Kata-kata kebenaran.
Fakta.
Realita.
.
.
.
"HYUNG!!! JANGAN TINGGALKAN KAMI!!!"
Ketika meninggalkan mereka bukan lagi sebuah pilihan.
Namun takdir.
Off the Limits 2: A New Verge
Coming really soon.
Jan baper, cuma trailer!
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Limits 2: A New Verge
FanfictionAku mulai tersenyum. Aku mulai tertawa. Aku mengerti dunia ini gila. Sabar? Aku sudah sangat sabar. Tabah? Aku lebih dari sekedar tabah. Lantas, mengapa aku masih merasa dunia memutarbalikkan keadaanku? Mereka bilang itu hanya gosip, hanya rumor, ha...