10. The Perfect Idol

3.9K 374 65
                                    

Dengan banyak mengucap, diputuskan untuk dilanjutkan. Terima kasih yang tak terhingga buat temen-temen yang mendukung keberadaan FF ini.


"Apa kau menerima terapi itu, Hyung?" tanya Jimin.

"Aku tidak tahu," jawabku.

---

"Seokjin-ssi," panggil Dokter Lee.

Ya, kami sudah kembali ke Korea sejak kejadian fan meeting yang berantakan karenaku. Pihak agensi memintaku untuk beristirahat di rumah sakit sejak mereka ingin artisnya tampil dengan baik.

Sekarang aku sendiri dan Dokter Lee baru saja masuk.

"Ah, Lee Ssaem," balasku sambil sedikit menundukkan kepalaku karena posisiku sedang duduk.

"Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Tidak ada perubahan, Ssaem."

"Punggungmu masih sakit?" Aku mengangguk.

"Sikumu masih nyeri?" Aku kembali mengangguk.

"Bagaimana dengan lututmu?"

"Ngilu," jawabku singkat.

"Apakah Perawat Ahn sudah datang dan mengambil darahmu pagi ini?"

"Sudah, bagaimana hasilnya?"

"Sebelumnya, apa kau makan dengan baik?" tanya Dokter Lee.

"Hmm, kurasa begitu, Ssaem," jawabku.

"Kau tidak makan sayuran atau daging sama sekali?" tanyanya lagi.

"Aku makan sayur dan rekan-rekanku membawakan bulgogi." Sebenarnya aku tidak terima dibawakan bulgogi, salahkan saja J-Hope untuk yang itu.

"Apakah kau makan itu dengan baik?"

"Bisa dibilang begitu," jawabku.

"Kalau memang baik, seharusnya profil darahmu tidak seperti ini, Seokjin-ssi," balas Dokter Lee sambil memberikanku secarik kertas berisi hasil pemeriksaan laboratorium darahku pagi ini.

"Umm ... ada apa yang salah dengan ini, Ssaem?"

"Kadar hemoglobinmu rendah. Jika kau menginginkan aksi panggung yang maksimal, kau harus makan, Seokjin-ssi. Para perawat bilang kau tidak mau makan."

Entahlah, ini antara sengaja dan tidak. Tidak bisa dipungkiri lagi, aku sakit, jujur saja, makanku sangat terganggu. Tenggorokanku terasa sakit saat menelan, dan aku sangat merasa terganggu dengan itu. Aku juga merasa sangat lemah, aku merasa sangat lemah sampai aku tidak kuat untuk berpindah posisi. Berpindah posisi saja aku rasa aku tak mampu, apa lagi memegang sumpit dan sendok untuk makan? Sengaja? Mungkin karena aku sudah tidak memiliki dorongan yang jelas untuk hidup.

"Makan yang banyak, aku akan bilang pada ahli gizi yang menangani makanan pasien hari ini." Dokter Lee kembali keluar setelah tersenyum hangat padaku. Ekspresi wajahku tetap tak berubah dari kondisi awal, tanpa ekspresi.

Dua minggu sudah aku terbaring di rumah sakit, aku sudah menerima terapi obat yang sangat menguras fisikku sebanyak satu dosis. Aku muntah setelah sekian menit obat itu beredar ditubuhku. Lebih parahnya lagi, tubuhku terasa ngilu setelah aku muntah. V yang kalian kenal periang, keren dan, tampan, bahkan menangis saat ia menemaniku menerima terapi. Suga dan J-Hope tidak mau menemaniku saat terapi. J-Hope bilang karena dia takut, apa lagi J-Hope mudah panik, terlebih lagi setelah V menceritakan keadaanku saat diterapi. Suga hanya bilang, "Fighting, Hyung!"—itu pun ia sampaikan dalam bentuk pesan singkat.

Off The Limits 2: A New VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang