5. You Got No Chill

3.2K 379 73
                                    

"Yah! Yoongi-ya tunggu!" Suga semakin cepat menaiki setiap terap anak tangga dengan kakinya yang kecil itu.

"Yoongi-ya!"

CKLEK

"YAH! YOONGI-YA! BUKA PINTUNYA!!! MIN YOONGI!!!"

---

"Min Yoongi!" pekikku dari dalam sambil terus mengetuk pintu itu dengan telapak tanganku. "Buka pintunya!"

Suga kini berada di atas atap gedung apartemen di mana dorm kami berada. Ia bahkan sengaja mengunci pintu dengan cara menyelipkan sebuah tongkat kayu sehingga pintu tak dapat dibuka.

Aku melihat Suga berjalan gontai semakin mendekati ujung dari lantai tertinggi gedung ini. Pandangannya seakan kosong dan ia seperti mayat hidup yang sedang berjalan menuju ke tepian gedung. Aku sangat khawatir karena mungkin saja ia akan melompat. Ingat, orang depresi dan frustrasi tidak punya kontrol atas dirinya sendiri. Itulah yang aku takutkan sekarang.

BRAK

Aku mencoba untuk mendobrak pintu.

Sekali.

Dua kali.

Tiga kali.

Ah! Pintu ini sungguh tidak bergerak sama sekali! Apa yang harus kulakukan?

Aku memutuskan untuk kembali mendobrak pintu itu, namun berapa kali pun aku mendobrak pintu itu, pintu itu seakan mengembalikan seluruh energiku yang aku kerahkan untuk mendobrak pintu itu. Aku mulai kelelahan, dan Suga semakin mendekati tepian gedung ini dengan ketinggian lebih dari 15 meter. Jantungku memburu, ini sangat mendebarkan. Dia yang mau lompat, aku yang ketakutan.

"Hyung!"

"Jimin, Taehyung! Bantu aku mem—ugh—buka ... ugh ... pintu ... ugh ... ini!" kataku sambil terus mencoba mendobrak pintu itu.

"Ayo bersama-sama, Hyung!" pekik Jimin. Kami berdua mencoba untuk mendobrak pintu ini bersama-sama. Namun tetap sia-sia, pintu ini tidak bergerak sedikit pun. Kayu apa lagi yang digunakannya untuk memalangi pintu ini? Sudah tak terhitung jumlah dobrakan yang kulakukan pada pintu ini, tetapi pintu ini tetap bergeming di tempatnya semula.

"Minggir Hyung!" kata Taehyung sambil mengambil ancang-ancang. Ia berlari dan mendobrak pintu itu.

BRAK!!!

Akhirnya pintu itu berhasil terbuka dengan sangat banyak pemaksaan. Termasuk yang terakhir, tendangan maut dari Kim Taehyung. Palang kayu yang dipasang Suga akhirnya patah dan kami segera berlari keluar menyusul Suga.

"Yoongi Hyung!" panggil Jimin.

Suga sudah berdiri persis di tepi terujung dari lantai ini. Persis di ujung. Hanya berbeda sekitar satu langkah dengan ketinggian. Gedung di mana dorm kami berada memiliki 12 lantai, jadi tingginya sekitar 50 meter dari permukaan tanah. Bayangkan apa jadinya jika J-Hope kemari.

"Yoongi Hyung ...," desah J-Hope. Baru saja dibicarakan, muncul orangnya.

"Yoongi-ya, jangan lakukan ini," kataku.

"Aku ... ukh ... aku malu, Hyung." Suga berbalik badan menghadap kami bertiga. Air matanya berlinang membasahi kedua pipi tirusnya yang putih mulus. Ia sangat depresi sekarang. Semua tergambar dari ekspresi mukanya, namun ia selalu membantah bahwa ia sedang merasa susah. Kini aku melihat betapa rapuhnya seorang Min Yoongi atau yang kalian kenal baik sebagai Suga.

Kalian semua pasti tahu bahwa nama Suga diberikan langsung oleh PD-nim karena senyumnya yang sangat manis seperti gula sampai kalian semua diabetes jika melihatnya tersenyum. Tapi, sadarkah kalian? Gula itu rapuh. Jika keadaan memaksanya, maka ia akan segera hancur dan berubah bentuk. Gula yang dipanaskan akan meleleh dan menjadi karamel, gula yang dimasukkan dalam air akan larut.

Off The Limits 2: A New VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang