18. Just Another Shock

3.3K 319 144
                                    

Oke aku kaget dengan tabokan 85 notif dalam tempo 3,5 jam.

Hasil polling akan kalian lihat ... pada saatnya, hahaha, stay tuned aja.

===


"Kim Seokjin? Kim Seokjin, bisa dengar suara saya? Kim Seokjin!"

Dokter Lee mencoba menyadarkan Jin dengan menggoyangkan tubuhnya. Ia mengecek kesadaran Jin, lalu menguji fungsi otaknya dengan senter kecil dan menekan kuku tangannya. Tak lupa juga Dokter Lee mengecek nadi pasiennya itu, kemudian memerintahkan sesuatu kepada para perawat dan asistennya. Dua perawat mencoba untuk membawa Ken dan Sandeul keluar dari ruangan.

"Seokjin! Seokjin!" Ken menjerit histeris melihat dokter dan para perawat mulai membawa macam-macam peralatan untuk membantu Jin dalam kondisinya yang tidak begitu baik. Lebih tepatnya, memburuk tiba-tiba.

"Ken ...," panggil Sandeul.

"APA?! Kau mau menyuruhku untuk tenang? Dalam kondisi seperti ini?!" bentak Ken begitu emosional.

"Kami mohon kalian untuk menunggu di luar," ujar seorang perawat kembali meminta Ken dan Sandeul untuk keluar dari ruangan.

"TIDAK BISA!!! SEOKJIN!!!" Ken terus menjerit ketika perawat benar-benar mendorong mereka berdua untuk keluar. Lebih tepatnya Ken, karena ia benar-benar menolak untuk keluar. Apalagi setelah Ken melihat Dokter Lee mengambil sebuah ampul dan menusukkan jarum suntik untuk mengisinya kemudian menginjeksikannya ke lengan kurus Jin.

Perlahan namun pasti Ken dan Sandeul ditarik keluar dari ruangan tersebut. Namun itu tak berlangsung lama, setidaknya sampai Ken melihat Dokter Lee berdiri kokoh di samping kanan ranjang tempat Jin berada kemudian mulai menekan dada sahabatnya yang sangat ia sayangi dengan ritme cepat dan kuat. Ken benar-benar terkejut, pikirannya tersedot dan mengosong.

"Seokjin ...," ujar Ken lemah. Ken tak lagi merasakan kakinya, ia tersimpuh lemah persis di depan pintu ketika perawat tersebut menutup kembali pintu tersebut. Ia hanya bisa berharap bahwa akan ada sutradara yang menghentikan adegan. Ken benar-benar berharap ini semua hanya drama, sekalipun bukan drama, ia berharap ini hanya mimpi.

Sandeul tidak berkata apa-apa. Air mata telah bergulir menuju pipinya. Ia hanya bisa memeluk Ken dari belakang tanpa berkomentar sepatah pun. Sementara Ken semakin kencang menumpahkan tangisnya, Sandeul hanya bisa memeluknya semakin erat.

"A-Ada apa ini ... Seonbae?" tanya Namjoon yang datang tergopoh-gopoh bersama dengan seluruh BTS, kecuali Jimin. Jungkook telah kembali bersama dengan mereka, dan ia membawa serta Nyonya Kim, ibu dari Jin.

Tak ada seorang pun yang berani bersuara, BTS terdiam, begitu pula dengan ibu Jin. Tentu saja Nyonya Kim tidak begitu paham apa yang terjadi. Pikirannya begitu melayang-layang, karena ia melihat Sandeul dan Ken menangis sesenggukan. Nyonya Kim tentu saja mengenali mereka berdua karena Jin pernah membawa Ken dan Sandeul ke rumahnya di Anyang.

"Seokjin ...," lirih Ken di sela-sela tangisnya.

"A-Ada apa dengan ... Jin Hyung?" tanya Jungkook. Nada khawatir terdengar dari suaranya yang sedikit bergetar dan tempo berbicaranya yang pelan menjadikan getaran tersebut lebih kentara.

"Seonbaedeul ... tidak sedang bercanda 'kan?" tanya V dengan polosnya.

"Kim Taehyung!" gertak Suga.

"Maaf, Hyung."

"Jin ... kondisinya tiba-tiba saja memburuk di tengah terapi," kata Sandeul memulai penjelasannya. Ia mencoba mengakhiri tangisnya dengan menarik napas dalam-dalam dan membuangnya. Namun sepertinya itu pun tidak membantunya untuk menjadi tenang. Air mata tetap berderai dari sudut matanya.

Off The Limits 2: A New VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang