Perasaanku semakin tidak enak, dan ini semakin menjadi-jadi.
Jujur, aku seperti takut terjadi sesuatu.
Waktu istirahat yang singkat juga menjadi salah satu kecemasan untukku.
"URG! HOEK!"
Benarkan dugaanku?
---
"V Hyung?"
"Uh, hah ... hah ... hah ... Jung ... kook ...," ucap Taetae dengan segenap kemampuannya.
"Kau kenapa?" tanyaku. Jujur aku cukup panik sekarang karena aku tidak pernah melihatnya sakit, maksudku ia memang pernah sakit, namun tidak pernah seburuk ini. Wajahnya saja sangat pucat, hampir-hampir mengalahkan Suga Hyung. Taehyung menarik napas sepanjang-panjangnya, menghelanya panjang.
"Yah, kau kenapa?"
"Aku sudah tidak apa-apa, Jimin, ayo kembali."
"Kau ini bukan tidak apa-apa, sini," kataku sambil menyeret Taehyung ke depan cermin, "lihat wajahmu. Apa kau baik-baik saja?"
"Aku tidak apa-apa Jimin. Karena akulah Taehyung!"
Reaksiku? Tentu saja kujitak kepalanya. Anak ini sepertinya sedikit konslet, mungkin jitakan kecil bisa mengembalikan jalan pikirannya. Mungkin.
"Yah, kalau kau sakit, sebaiknya kau istirahat."
"Tidak perlu, Jimin."
"Biar aku temani," tambahku.
"Kau ... tidak perlu, Jimin, sungguh, aku tidak apa-apa," jawabnya menolak tawaranku untuk mengakui kalau dirinya sakit dan menghubungi orang lain, setidaknya manajer hyung, kalau pun tidak, Jin hyung juga tidak apa-apa.
"Kau tidak baik-baik saja," timpalku.
"Yoongi Hyung mana?" tanya Taehyung.
"Kau mau beristirahat bersama Yoongi Hyung?"
"Sudah Jimin, beri tahu saja," balas Taehyung.
"Yoongi Hyung juga keluar bersamamu," kataku menanggapi.
"Dia tidak masuk kemari setahuku," jawab Taehyung.
Aneh. Bukankah Yoongi Hyung bilang ia mau ke toilet menyusul Taehyung? Jika dia tidak menyusul Taehyung, lalu ia ke mana?
---
OHOK!
Suara batuk agak berat, sedikit cempreng, sedikit sember dan sedikit swag. Jujur saja, itu tidak keren. Setidaknya tidak se-gentle gaya batukku yang aku yakin membuatmu terpesona.
"Yoongi?"
"Hyung?"
"Kau kenapa?"
"Tidak apa-apa," jawab Suga.
"Bohong," balasku.
Bisa-bisanya dia berbohong? Jelas-jelas wajahnya pucat, walau memang kulitnya terlalu putih sampai terlihat sangat pucat, tetapi aku masih bisa membandingkan mana Suga yang baik-baik saja dan mana Suga yang tidak baik-baik saja. Untuk kasus ini, dia tidak baik-baik saja.
"Maaf, Hyung," lirihnya, sambil berbalik badan. Dari wajahnya saja aku bisa melihat bahwa ia menahan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang ditahannya.
URG, HOEK!
"Yah, Min Yoongi, kau baik-baik saja?"
Suga seperti tidak mampu menjawab pertanyaanku. Ia terus mengeluarkan isi perutnya. Beberapa kali ia muntah, mulai dari makanan tadi pagi, air, hingga cairan berwarna kuning yang kurasa itu asam lambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Limits 2: A New Verge
FanfictionAku mulai tersenyum. Aku mulai tertawa. Aku mengerti dunia ini gila. Sabar? Aku sudah sangat sabar. Tabah? Aku lebih dari sekedar tabah. Lantas, mengapa aku masih merasa dunia memutarbalikkan keadaanku? Mereka bilang itu hanya gosip, hanya rumor, ha...