7. International Playboy's Issue

3.7K 352 73
                                    



Aku berkutat dengan laptop Suga, melihat beberapa diskusi tentang kami di forum.

"Aku heran kenapa dia bisa debut."

"Sama, aku juga. Dia hanya modal tampang saja!"

"Benar, benar. Ketika dia dirumorkan keluar aku merasa seperti 'Ah, akhirnya dia keluar juga!'"

"Mataku gatal setiap melihat mereka tampil, ugh."

Entah kenapa aku kini menyesal menarik kata-kataku dulu.

---

"Terkadang aku merasa kasihan pada Jin Oppa."

Aku terus membaca percakapan panjang sekitar enam orang netter dalam forum itu.

"Wae?" "Kenapa?" "Kok gitu?"

"Sepertinya dia tidak cocok di Bangtan."

Aku? Tidak cocok di Bangtan?

Wahai netter, kau pantas diberi hadiah. "Tidak cocok di Bangtan" adalah frasa yang sangat tepat untuk menggambarkan seluruh keadaanku selama hampir tiga tahun debut bersama dengan mereka.

Perhatikan saja, aku adalah yang berbeda sendiri di antara mereka. Mereka tampan, aku tidak. Mereka gila, aku tidak. Mereka berbakat, aku tidak. Mereka bisa punya penggemar segudang, aku tidak. Mereka sangat memiliki hasrat yang tinggi di bidang musik, dan aku hanya bisa ikut-ikutan saja. Mengenaskan, 'kan?

KLAP

"Sudah Hyung, jangan dibaca."

Jimin tiba-tiba masuk kamarku tanpa mengetuk pintunya. Anak ini benar-benar. Oh iya, sekedar info, ia menutup laptop itu dengan posisi sudah berdiri di belakangku.

"Yah! Kau sudah mengetuk pintunya?"

"Sudah dari tadi, Hyung. Sepertinya kau serius sekali."

"Ya begitulah, Jimin." Aku mengulas sebuah senyum.

"Tidak perlu tersenyum," katanya dingin.

"Kenapa?"

"Jangan biasakan mengumbar senyum palsu, Hyung. Berbohong itu tidak baik."

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada."

Aku terdiam. Aku malas membahas apa pun bersama dengan Jimin. Aku sebenarnya hendak bertanya apakah menurutnya Jungkook akan baik-baik saja. Ia tak pernah pergi sendiri yang benar-benar sendiri, kecuali ke sekolah. Kadang aku merasa khawatir pada maknae nakal sepertinya, yah walaupun dia kadang-kadang sangat keterlaluan.

DING!

Ponselku berdering tiba-tiba. Aku segera mengambilnya dan mengeceknya. Singkat saja, aku terperangah melihat nama yang muncul: Jeon Jungkook.

"Jungkook?" lirihku.

"Eh? Jungkook? Ada apa dengannya? Apa dia kelaparan? Atau dia kedinginan?"

"Aigoo, kau ini ada apa Park Jimin? Jangan bilang kau melamun tiba-tiba lagi."

"Entah, jadi Jungkook kenapa?"

"Dia mengirimkan voice note."

"Apa dia bernyanyi?"

"Diam dulu, Jimin!" perintahku sambil menekan tombol "play".













"HYUNG! TOLONG AKU!!!"













Off The Limits 2: A New VergeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang