Please, kalau kalian lupa, mohon kembali 1 atau 2 chapter ke belakang... Aku tahu aku salah ga update 4 bulan, tapi apa daya KKN dan kehidupan Koas ternyata sangat brutal...
So, enjoy this for now!
===
"Code blue di ruang HCU, blok B, bed 4."
Begitulah suara pengumuman yang diulang hingga tiga kali yang sukses membuat Namjoon bergeming, urung untuk pulang. Namjoon masih cukup cerdas untuk mengingat bahwa pasien di ruang HCU blok B bed 4 adalah Jeon Jeongguk, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jungkook, sang golden maknae BTS. Namjoon juga masih cukup mengerti bahwa "code blue" adalah kode dalam bidang medis untuk memanggil bantuan untuk membantu pasien yang berada dalam kondisi sekarat, mungkin tidak hanya sekarat, tapi hampir meninggal.
Seketika, Namjoon ingin membutakan hatinya. Ia ingin tidak peduli akan apa pun yang terjadi di dunia ini. Pikirannya yang kacau karena hubungan antar member BTS yang mulai renggang. Masih pula terngiang dibenaknya ketika V dan Jungkook yang dikenal ARMY sangat akur tiba-tiba bertengkar hebat. Pikirannya semakin kacau dengan kondisi Jungkook yang bisa disebut semakin buruk, dan bukan semakin baik. Sebuah hal yang sangat berat untuk seorang yang ringkih seperti Namjoon. Lebih parahnya, ia sendirian.
"Anda Kim Namjoon, benar?" tanya seorang wanita dengan baju perawat
"Iya, benar, ada apa?" jawab Namjoon. Otak Namjoon masih cukup lurus untuk mengetahui ada yang tidak beres dengan ekspresi perawat tersebut. "Apa ada sesuatu mengenai Seokjin Hyung?" lanjut Namjoon dengan penuh antisipasi. Ia was-was dengan segala kemungkinan, terutama dengan kemungkinan terburuk.
"Bukan, ini mengenai Jungkook." Kata Jungkook membuatnya teringat bahwa baru saja Namjoon mendengar panggilan darurat untuk maknae di keluarga kecilnya itu. Pikirannya yang lurus mulai menikung dan membuat begitu banyak percabangan dan simpul yang tak terselesaikan. Namjoon ingin menghilang dari tempat itu, tanpa mendengarkan terlebih dahulu kabar yang hendak disampaikan oleh perawat tersebut. Ia sangat tertekan, merasa bodoh, dan merasa tidak berguna sebagai seorang leader.
"J-Jungkook?" Hanya itu yang keluar dari bibir kecil pemuda berusia dua puluh tiga tahun tersebut.
"Ada pembengkakan pada otak pasien, penjelasan lebih detail akan dijelaskan oleh dokter, permisi."
Namjoon terduduk di depan ruang HCU. Entah kenapa Namjoon tiba-tiba berpikir untuk membubarkan BTS. Pikiran itu keluar begitu saja. Entah datang dari mana.
Di lain sisi, Namjoon menjadi bertanya-tanya dengan kondisi Jungkook setelah mendapatkan penjelasan yang hanya sepotong itu dari seorang perawat. Namjoon berharap ada ilham yang turun sehingga Namjoon mengetahui semuanya, hingga ke masa depan, apakah maknae dan hyung tertuanya itu dapat diselamatkan atau tidak. Bagai gayung bersambut, dokter yang menangani Jungkook keluar dari HCU, tempat Jungkook beristirahat.
"Bagai— ...," ujar Namjoon terpotong dengan gestur dokter tersebut. Dokter dengan marga Park itu mengelus bahu Namjoon. Hal tersebut membuat Namjoon mengurungkan niatnya untuk menyelesaikan kalimatnya.
"Terjadi perdarahan besar pada otaknya, kemungkinan disebabkan oleh benturan keras pada kepalanya. Terdapat beberapa pembuluh darah yang pecah, baik di dalam maupun di sekitar otak pasien. Operasi darurat yang kami lakukan saat pasien masuk memang berguna untuk menghentikan perdarahan tersebut dan mengeluarkannya karena mendesak otaknya, namun efek dari benturan keras tersebut, kini otaknya mengalami pembengkakan. Kami mengusahakan semampu yang kami bisa, namun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya pada pasien," jelas Dokter Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Limits 2: A New Verge
FanfictionAku mulai tersenyum. Aku mulai tertawa. Aku mengerti dunia ini gila. Sabar? Aku sudah sangat sabar. Tabah? Aku lebih dari sekedar tabah. Lantas, mengapa aku masih merasa dunia memutarbalikkan keadaanku? Mereka bilang itu hanya gosip, hanya rumor, ha...