"Kim Seokjin-ssi?"
"Ya? Ada apa?"
"Mohon ikuti saya."
---
"Jimin-ah, apa jadwal kita hari ini?" tanya V pada Jimin.
"Mana kutahu, tanyakan saja pada manajer hyung atau Namjoon Hyung," jawab Jimin tanpa memalingkan wajahnya dari hadapan televisi.
"Semua jadwal kita selama seminggu ke depan dibatalkan, Tae," jawabku.
"Fan meeting?"
"Tidak ada."
"Rekaman?"
"Tidak juga."
"Bagaimana kalau latihan?" Sepertinya V tetap menginginkan kegiatan normal BTS.
"Tidak, sampai kau benar-benar sehat." Aku tetap bersikukuh melarang V dan Suga untuk melakukan kegiatan fisik yang berat mengingat mereka baru saja keluar dari rumah sakit.
"Hyuuung ... aku ini sudah sehat," rayu V dengan aegyo-nya yang lumayan imut.
"Tidak, kau ini butuh istirahat. Setidaknya diamlah untuk seminggu."
"Hyuuung ...." Aku tahu V tidak mungkin diam seminggu lamanya.
"Lima hari," kataku menawar. V menggeleng dengan bibirnya yang sedari tadi sudah maju.
"Tiga hari!" tegasku. "Tiga hari dan tidak ada tawar-menawar lagi Kim Taehyung! Ini bukan pasar!"
"Aaaahh, Hyuuung ...," lenguh V sambil bermanja memeluk tanganku dan menunjukkan matanya yang berbinar.
"Yah, kau itu butuh istirahat, setidaknya contohlah hyung-mu yang satu itu!" kataku sambil menunjuk Suga yang tampak sedang tidur. V akhirnya menurut dan duduk namun bibirnya tak kunjung kembali ke bentuk semula.
Aku merasa sedikit puas dengan diriku yang berhasil membuat V duduk ...
"Jungkook-ah, temani aku bermain!"
... selama lima detik. Astaga anak itu, awas saja kalau dia main sampai malam.
"AAH!!!" Tiba-tiba saja Suga terbangun dan menjerit.
"Ai, kapjagi, ai, Yoongi-ya, ada apa?"
"Ah, tidak ada apa-apa," jawabnya.
"Sungguh? Matamu ...," kataku sambil memperhatikan wajahnya.
"Tidak ada ap—"
"ADA!" Aku memekik keras untuk memotong pembicaraannya yang selalu saja tidak mau orang lain khawatir. "Ada sesuatu. Matamu sangat merah, berair, dan berkantung," kataku memperhatikan keadaan Suga yang cukup mengenaskan sejak pulang dari Jepang tiga hari yang lalu. "Ada apa?" lanjutku dengan suara lembut dan duduk di sebelahnya.
Suga menghela napasnya, dalam dan panjang. "Entahlah Hyung, aku tidak bisa tidur belakangan ini."
"Apakah ini masih berhubungan dengan konser kita tiga hari yang lalu?" tanyaku. Yoongi mengangguk dalam lamunannya. Matanya menerawang jauh dengan pandangan kosongnya.
Giliran aku yang menghela napasku panjang.
"Yoongi-ya, konser itu sudah berlalu. Ayolah, tidak ada masalah."
"Siapa bilang?"
"Aku barusan."
"Aish, Hyung, ini bukan sesuatu yang kecil. Ini salah satu konser besar, bagaimana caranya kau bisa tidak memikirkan pembatalan konser itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Limits 2: A New Verge
FanfictionAku mulai tersenyum. Aku mulai tertawa. Aku mengerti dunia ini gila. Sabar? Aku sudah sangat sabar. Tabah? Aku lebih dari sekedar tabah. Lantas, mengapa aku masih merasa dunia memutarbalikkan keadaanku? Mereka bilang itu hanya gosip, hanya rumor, ha...