Mari kita lihat, apakah aku masih punya reader atau tidak...
===
BUGH
"JAGA MULUTMU JEON JEONGGUK!"
"Hentikan ...," kataku.
Persis di depan mataku, aku melihat Jimin menonjok Jungkook. Awalnya kupikir mereka hanya bercanda dengan pura-pura bertengkar, namun mendengar bentakan Jimin, nampaknya mereka benar-benar bertengkar. Jungkook bilang aku penipu. Antara benar dan tidak sebenarnya, aku merasa seperti ... bersalah pada mereka. Benar memang dulu aku banyak membohongi mereka, namun sekarang aku mencoba untuk menerima segala keadaan yang ada. Bahkan kini aku menyimpan segalanya dalam hatiku sendiri. Aku tidak membagikannya pada siapa pun, termasuk Jimin.
"Hmph, 'Raja drama telah hadir,' harusnya aku membuat kata sambutan seperti itu," ucap Jungkook. Matanya mengarah padaku, tatapannya menusuk tajam.
Perih rasanya. Inikah rasanya difitnah? Sepahit inikah penuduhan? Maksudku ini sungguh pemfitnahan persis di depan wajahku. Langsung dari rekan yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Emosiku meluap, namun dengan caranya sendiri. Mataku benar-benar panas, hingga melelehkan lapisan airnya. Aku runtuh seketika. Aku menangis, di depan teman-temanku. Kakak macam apa aku ini? Menampakkan kelemahannya di depan para adiknya.
"Kumohon, hentikan ...," lirihku lemah, aku tak kuasa melihat semua yang terjadi. Semua bertengkar. Semua bertengkar karenaku. Jimin yang begitu baik dengan semua member bahkan menghantam Jungkook dengan tangannya sendiri. Sebelumnya, aku juga melihat Jungkook dan V beradu mulut saat di lokasi rekaman.
"Air mata buaya," kata Jungkook dengan dengusan mengejek serta senyuman miring yang benar-benar menyayat gendang telingaku, pikiranku, dan hatiku dengan begitu dalamnya.
"JEON JEONGGUK! KAU BENAR-BENAR KETERLALUAN!" Jimin kembali berteriak dengan keras. Namjoon mencoba untuk menahan badan Jimin dan Suga menarik tubuh Jungkook menjauhi Jimin. Keributan pun tak terhindarkan. Benar-benar sebuah kekacauan yang sekarang aku pahami ternyata berasal dariku.
Aku yang membuat mereka bertengkar. Aku sumber perkara di BTS. Aku membuat BTS terpecah belah seperti ini. Aku benar-benar bersalah. Aku benar-benar pengacau. Aku sudah merusak segalanya. Aku pembuat onar. Aku ingin menangis, namun aku tidak bisa. Kata-kata Jungkook benar-benar menghentikan air mataku. Aku ingin meraung, tetapi leherku terasa tercekat. Aku ingin lari dari kenyataan ini.
Kini aku merasa kesesakan dalam dadaku kian meningkat. Memang biasanya terasa agak sesak, namun kali ini lebih sesak, dan kurasa sebentar lagi aku tak akan bisa bernapas. Aku memaksakan untuk bernapas, menarik napas sekuatku, mengembuskannya dengan berat. Sepertinya pasokan udara dalam tubuhku benar-benar menipis. Aku terbatuk, namun masih mencoba untuk menyembunyikan bunyi batukku agar tidak begitu keras dan mungkin tenggelam dalam suara pertengkaran besar ini.
'Darah?' jerit batinku dalam suasana tanya. Napasku kini semakin tak beraturan. Aku masih berusaha sekuat tenaga untuk mencukupkan pasokan oksigen pada tubuhku, namun aku harus menyerah pada takdir yang tertulis bahwa Kim Seokjin harus tumbang.
"Woah! Woah! JIN HYUNG!" Aku masih mendengar suara V. Goncangan di tubuhku masih aku rasakan secara samar-samar, namun setelahnya aku benar-benar seperti melayang.
---
Seseorang datang padaku dan langsung menari dengan gayanya yang menurutku aneh.
"Pergilah, menarilah di ujung ruangan sana," kataku merespon gerakannya yang memang kelewat anehnya.
"Selamat pagi ... umm ... Hyung?" katanya menyapaku.
"Eung, siapa namamu?" tanyaku.
"Aku Kim Taehyung! Taetae!" jawabnya tersipu agak malu. Sebenarnya, tidak malu saja dia sudah lumayan memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Limits 2: A New Verge
FanfictionAku mulai tersenyum. Aku mulai tertawa. Aku mengerti dunia ini gila. Sabar? Aku sudah sangat sabar. Tabah? Aku lebih dari sekedar tabah. Lantas, mengapa aku masih merasa dunia memutarbalikkan keadaanku? Mereka bilang itu hanya gosip, hanya rumor, ha...